MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
SEJARAH PENDIDIKAN
Nama
Anggota Kelompok II :
v
De Gede Nese A. Govinda (AFD 116 041)
v
Dian
Priyatno (AFD 116 009)
v
Didi
Rahman (AFD 116 042)
v
Diky
Boy (AFD
116 066)
v
Diva
Elmahagae (AFD
116 014)
v
Dodoi (AFD 116 045)
v
Eko (AFD
116 044)
v
Eko
Porwanto (AFD 116 020)
v
Empas
Damara Aden (AFD 116 030)
v
Erla
Febriyanti (AFD
116 063)
v
Faisal
Bawafi (AFD 116 050)
v
Fitriana (AFD 116 064)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan atas nikmat yang telah
diberikan. Sehingga kami kelompok II dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Sejarah Pendidikan ini.
Diharapkan setelah membaca makalah ini kami dan
teman-teman akan memiliki pengetahuan mengenai Sejarah Pendidikan.
Palangkaraya,
12 November 2016
Kelompok II,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................... .ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................... 2
C.
Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. ................................................................................................. pendidikan Pada Zaman Dahulu 3
B. Pendidikan Pada Masa Sekarang / Era
Global........................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 12
B. Saran......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadia, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. (UURI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
Selama ada kehidupan, selama itu perlu adanya pendidikan di dunia. Pendidikan di dunia
telah terjadi sejak zaman purba. Dengan kata lain, pendidikan di Indonesia
telah dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan hingga sekarang. Kondisi
pendidikan di setiap Negara berubah-ubah tergantung masa atau zamannya,
termasuk di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia terus berkembang dari
waktu ke waktu. Perkembangan pendidikan dipengaruhi banyak hal. Dalam pelaksanaan
pendidikan, tentunya muncul berbagai permasalahan, baik masalah sederhana
hingga masalah yang serius.
Masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Berbagai upaya perlu dilakukan oleh pemerintah
bersama dengan masyarakat untuk mengatasi segala kemungkinan masalah yang
muncul dalam pendidikan di Indonesia. Pemerintah memerlukan dukungan dari
masyarakat untuk mengembangkan pendidikan. Dengan partisipasi masyarakat,
permasalahan dalam pendidikan akan mudah dicari solusinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan
makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi
pendidikan pada zaman dahulu ?
2. Bagaimana
kondisi pendidikan di Indonesia pada masa sekarang ?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui
kondisi pendidikan pada zaman dahulu.
2. Mengetahui
kondisi pendidikan di Indonesia pada masa sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan Pada Zaman Dahulu
1. Pendidikan Sebelum Kemerdekaan
a. Zaman Purba
Kebudayaan
yang berkembang pada penduduk asli disebut Paleolitis (kebudayaan lama/tua),
sedangkan kebudayaan moyang bangsa Indonesia disebut neolitis (kebudayaan baru)
yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tata masyarakatnya bersifat
egaliter, tidak ada stratifikasi yang jelas. Masyarakatnya dipimpin oleh pemuka
adat.
Tujuan
pendidikan saat itu adalah agar generasi muda dapat mencari nafkah, membela
diri dan hidup bermasyarakat. Belum ada pendidikan formal, maka kurikulum
pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan mengenai agama.
b. Zaman
Kerajaan Hindu-Budha
Stratifikasi
sudah nampak jelas, antara yang dijamin (raja dan pegawai-pegawainya) dan yang menjamin
(rakyat). Berkembanglah feodalisme di dalam masyarakat dengan dtemukan
tulisan tertua (tulisan huruf Palawa bahasa sansekerta) oleh para ilmuwan
sejarah di dekat Bogor dan Kutai.
Pada jaman
kerajaan Tarumanegara, Kutai telah berkembang pendidikan informal berbentuk
Perguruan dan Pesantren. Sebagai pendidik (guru dan pendhita) adalah kaum
Brahmana yang kemudian guru menggantikan kedudukannya para Brahmana. Implikasi
dari feodalisme pendidikan bersifat aristokratis artinya masih terbatas hanya
untuk minoritas yaitu anak-anak kasta Brahmana dan Ksatria, belum menjangkau
mayoritas dari anak-anak kasta Waisya dan Syudra.
Tujuan
pendidikan umumnya agar menjadi penganut agama yang taat, mampu hidup
bermasyarakat, mampu membela diri, dan membela negara. Darmapala sangat
terkenal sebagai guru Budha yang dimungkinkan candi Borobudur, candi mendut
merupakan pusat-pusat pendidikan agama Budha yang menghasilkan karya sastra
yang bermutu tinggi oleh para empu (pujangga) seperti : Kitab Pararaton (Empu
Kanwa), Negara Kertagama ( Empu Sedah dan Empu Panuluh), Arjuna Wiwaha dan
Barathayuda ( Empu Prapanca)
c. Zaman
Kerajaan Islam
Pada abad 14
melalui saudagar yang beragama Islam masuk dan menyebarkan agama Islam di pulau
Jawa dengan jasa wali songo, akhirnya berdirilah kerajaan Islam. Pada umumnya
tujuan pendidikan untuk menghasilakan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.
Pendidikan berlangsung dalam keluarga dan lambaga-lembaga pendidikan seperti langgar-langgar,
masjid, dan pesantren.
d. Zaman
Pengaruh Portugis dan Spanyol
Bangsa
Portugis dan bangsa Spanyol datang untuk berdagang dan sebagai missionaris
(penyebar agama katholik). Mereka mendirikan sekolah yang kurikulumnya berisi
pendidikan agama katholik ditambah mata pelajaran membaca, menulis dan
berhitung.
e. Zaman
kolonial Belanda
Pada zaman
kolonial Balanda karakteristik kondisi sosial budaya yaitu :
1) Berlangsung
penjajahan kolonialisme
2) Monopoli
hasil pertanian
3) Stratifikasi
sosial
Namun dengan
semakin sadarnya bangsa Indonesia akan makna nasional dan kemerdekaan lahirlah
berbagai pergerakan dalam jalur politik dan pendidikan. Kondisi pendidikan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah
kolonial
Belanda
sesuai kepentingan penjajah dan pendidikan yang dilaksanakan oleh kaum
pergerakan sebagai sarana perjuangan demi mencapai kemerdekaan. Ciri-ciri
pendidikan zaman itu adalah minimnya partisipasi bagi rakyat hanya untuk bangsa
belanda dan putera golongan priayi, pendidikan bertujuan untuk menghasilkan
tenaga kerja murah atau pegawai rendahan.
Pendidikan
kaum pergerakan sebagai sarana perjuangan kemerdekaan, antara lain :
1) Tahun
1908 Budi Utomo menjelaskan bahwa tujuan perkumpulan adalah untuk kemajuan
yang selaras buat negeri dan bangsa. Dalam bidang pendidikan mendirikan Sekolah
Sentral di Solo dan Yogyakarta yaitu Kweekschool.
2) Tahun 1912
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah.
3) Tahun 1915
didirikan Trikora Dharmo, dan selanjutnya berdiri berbagai perkumpulan pemuda
hingga terwujudnya sumpah pemuda 1928.
4) Tahun 1922 Ki
Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman siswa.
5) Tahun 1926
Muhamad Safei mendirikan INS (Indonesisch Nederland School)
6) Dll.
Dari sini
pergerakan nasional melahirkan kesadaran mengenai pentingnya peranan pendidikan
nasional dalam mempersiapkan kelahiran negara nasional. Ciri pendidikan
nasional :
1) Bersifat
nasionalistik dan sangat anti kolonialis
2) Berdiri sendiri
atau percaya kepada kemampuan sendiri
3) Pengakuan
kepada eksistensi perguruan swasta sebagai perwujudan harga diri yang tinggi
dan kebhinekaan masyarakat Indonesia.
f. Zaman
Kedudukan Jepang
Bangsa
Indonesia berada pada kekuasaan pendudukan militerisme, implikasinya dalam
bidang pendidikan di Indonesia sebagai berikut :
1) Tujuan dan
isi pendidikan diarahkan demi kepentingan perang Asia Timur Raya
2) Hilangnya
sistem dualisme dalam pendidikan. Terdapat jenjang sekolah : Sekolah Rakyat,
Sekolah Menengah, Sekolah Menengah Tinggi, dan Perguruan Tinggi.
3) Sistem pendidikan menjadi lebih
merakyat.
2. Pendidikan Sesudah Kemerdekaan
a. Kondisi
Pendidikan Periode 1945 – 1969
1) Zaman Revolusi
Fisik Kemerdekaan
Jenjang
pendidikan disempurnakan menjadi SMTP dan SMTA dan mulai mempersiapkan sistem
pendidikan nasional sesuai dengan amanat UUD 1945. Menteri pendidikan,
pengajaran dan kebudayaan mengintruksikan agar membuang sistem pendidikan
kolonial dan mengutamakan patriotisme. Rancangan UU yang dihasilkan : UU RI no.
4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.
2) Peletakan Dasar Pendidikan Nasional
Mulai tanggal 18 Agustus 1945, sejak PPKI menetapkan UUD 1945
sebagai konstitusi negara yang didalamnya memuat pancasila, implikasinya bahwa
sejak saat itu dasar sistem pendidikan nasional kita adalah Pancasila dan UUD
1945.
3) Demokrasi Pendidikan
Sesuai amanat
UUD 1945 dan UU RI No. 4 tahun 1950 pemerintah mengusahakan terselenggaranya
pendidikan yang bersifat demokratis yaitu kewajiban belajar sekolah bagi
anak-anak yang berumur 8 tahun.
4) Lahirnya LPTK pada Tingkat Universitas
Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan mendorong Prof. Moh. Yamin mendirikan Perguruan
Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Atas dasar konferensi antar FKIP negeri seluruh
Indonesia maka lembaga pendidikan tenaga guru ( PGSLP, Kursus BI, BII, dan
PTPG) diintegrasikan dalam FKIP pada Universitas. Kemudian didirkan IKIP yang
berdiri sendiri sebagai pindahan dari PTPG sesuai dengan UU PT No. 22 tahun
1961.
5) Lahirnya
Perguruan Tinggi
Pada tanggal
4 Desember 1961 lahir UU No. 22 tentang perguruan tinggi dengan prinsip
Tridharma Perguruan Tinggi.
b. Kondisi
Pendidikan Pada PJP I :
1969 – 1993
Selama
kurun waktu pelita I-V, pendidikan Indonesia mengalami banyak bahan dan
kemajuan, semakin mantapnya sistem pendidikan nasional dengan disahkannya
Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
sejumlah Peraturan Pemerintah yang menyertainya.
1)
UU tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai penjabaran Undang-undang
nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disahkan 8 Peraturan
Pemerintah (PP) yaitu :
a) PP No. 27/1990 tentang Pendidikan
Prasekolah
b) PP No.
28/1990 tentang Pendidikan Dasar
c) PP No.
29/1990 tentang Pendidikan Menengah
d) PP No. 30/1990 tentang Pendidikan
Tinggi (kemudian diganti PP No. 60/1999)
e) PP No.
72/1991 tentang Pendidika Luar Biasa
f) PP No.
73/1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah
g) PP No.
38/1992 tentang Tenaga Kependidikan
h) PP No.
39/1992 tentang Peran serta Masyarakat dalam
Pendidikan
Nasional.
2) Taman
Kanak-Kanak
Pendidikan di
TK mengalami perkembangan yang cukup mengesankan, hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat khususnya orang tua semakin menyadari akan pentingnya pendidikan
prasekolah sebagai wahana untuk menyiapkan anak dari segi sikap, pengetahuan,
ketrampilan guna memasuki SD.
3) Pendidikan
Dasar
Prestasi yang
sangat mengesankan yang dicapai selama PJOPI ialah melonjaknya jumlah peserta
didik pada SD dan MI. Kendala yang dihadapi adalah banyaknya siswa putus
sekolah dan angka tinggal kelas cukup tinggi. Untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia Indonesia hingga minimal berpendidikan SLTP maka pada tanggal 2
Mei 1994 program wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun dicanangkan.
4) Pendidikan
Menengah
Persoalan
yang menonjol pada SLTA umum selama pelita V adalah tentang mutu kelulusan yang
terutama diukur dari kesiapannya untuk memasuki jenjang perguruan tinggi. NEM
dan UMPTN menunjukkan keragaman dalam mutu SLTA antara sekolah dan lokasi
geografis yang berbeda-beda. Maka pada Repelita VI upaya memperbanyak
jumlah SLTA Umum yang bermutu menjadi prioritas melalui pengembangan SMU Plus
yang dilakukan melalui pengerahan peran serta masyarakat.
5) Pendidikan
Tinggi
PTN dan PTS
sama-sama menghadapi tantangan mengenai rendahnya proporsi mahasiswa yang
mempelajari bidang teknologi dan MIPA yang menimbulkan dampak negatif pada dunia
kerja. Mengingat dosen memegang peranan kunci dalam peningkatan mutu maka
peningkatan kualifikasi dosen merupakan prioritas dalam pengembangan pendidikan
tinggi di Indonesia saat ini.
6) Pendidikan Luar
Sekolah
Pembangunan
pendidikan luar sekolah diprioritaskan pada pemberantasan buta aksara melalui
perluasan jangkauan kejar paket A. Hasilnya adalah semakin menurunnya jumlah
warga masyarakat yang buta huruf.
7) Tantangan, Kendala, dan Peluang
Berdasarkan
perkembangan pendidikan pada PJP I, ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh
pendidikan Indonesia pada masa-masa selanjutnya, yaitu :
a) Belum
mampunya pendidikan mengimbangi perubahan struktur ekonomi dari pertanian
tradisional ke industri dan jasa.
b) Masih
rendahnya relevansi pendidikan
c) Masih belum
meratanya mutu pendidikan
d) Masih
tingginya angka putus sekolah dan tinggal kelas
e) Masih
banyaknya kelompok umur 10 tahun yang buta huruf
f) Masih
kurangnya peran serta dunia usaha dan pendidikan
Kendala yang
dihadapi dalam meningkatkan kinerja pendidikan nasional, Yaitu :
a) Kemiskinan
dan keterbelakangan
b) Terbatasnya
guru yang bermutu
c) Terbatasnya
sarana dan prasarana
d) Manajemen
sistem pendidikan yang belum secara terarah menuju peningkatan mutu, relevansi,
dan efisiensi pendidikan
Adapun peluang yang dimiliki oleh pendidikan nasional
ialah:
a) Keberhasilan
wajib belajar 6 tahun yang memberi landasan bagi pelaksanaan wajar sembilan
tahun.
b) Semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
c) Semakin
luasnya sarana komunikasi
d) Semakin
tersebarluasnya lembaga pendidikan negeri dan swasta
e) Adanya UU No.
2/1989 tentang sistem pendidikan nasional yang memberikan landasan yang kokoh
bagi pendidikan nasional
B. Pendidikan Pada Masa Sekarang / Era Global
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi
heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan
nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya
keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasaan ini disebabkan karena
beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang
globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang
terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri.
Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang
bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain. Yang kita rasakan sekarang
adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal
maupun informal. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di
Negara-negara lain.
Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan
di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Ada banyak penyabab mengapa mutu
pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai
rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan yang akan kami paparkan kali ini
adalah masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah
efesiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidkan.
Kondisi pendidikan masa kini banyak di pengaruhi oleh
hal-hal sebagai :
1. Arah
pendidikan kurang jelas
2. Pendidikan
sebagai barang mahal, artinya pendidkan yang berbasis hanya di kategorikan saja
tanpa seimbang dengan kenyataannya dan hanya untuk sebagai bahan bisnis. Orang akan tertarik pada sekolah-sekolah yang berbasis, sehingga biayanya pun pasti mahal, maka sekolah pun
dijadikan ajang bisnis.
3. Penyelewengan dana : pihak sekolah berlaku tidak adil atas
hak peserta didiknya, dana untuk keperluan sekolah
banyak yang di korupsi oleh para pihak sekolah, sehingga
sistem atau struktur sekolah pun tidak tersalurkan dengan baik dan banyak
kekurangannya.
4. Kualitas dan kuantitas guru yang kurang : guru yang kurang
profesional dalam mengembangkan
pengajarannya dan tidak sesuai dalam sistem pemberian pembelajaran.
5. Pendidikan tidak merata
6. Kurang penghargaan pada guru atau dosen
Akibat dari hal tersebut
dikarenakan adanya :
1. Politasi pendidikan
2. Oper spesialisasi
3. Sekularitas pendidikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan bebeapa hal yang telah dipaparkan pada BAB II,
maka dapat kita simpulkan bahwa :
1. Pendidikan
pada zaman dahulu terbagi atas dua hal yaitu pendidikan sebelum merdeka dan
sesudah merdeka. Pendidikan sebelum merdeka meliputi zaman purba, zaman
kerajaan hindu-budha, zaman kerajaan Islam,
zaman Portugis dan Spanyol, zaman Belanda, dan Zaman Kedudukan
Jepang. Sedangkan sesudah kemerdekaan meliputi: periode 1945-1969, periode
1969-1993.
2. Pendidikan
pada masa sekarang disebut juga pendidikan era global yang banyak dipengaruhi
oleh perkembangan IPTEK.
B. Saran
1. Guru
sebaiknya mengetahui dengan jelas perkembangan pendidikan dari zaman ke zaman.
Hal ini dikarenakan guru dapat mengambil aspek yang baik dari pendidikan dahulu
dan kemudian dikembangkannya agar menjadi lebih baik lagi.
2. Guru
sebaiknya menguasai IPTEK dengan sangat kompeten untuk meningkatkan kinerjanya,
karena IPTEK merupakan aspek yang sangat mempenngaruhi perkembangan
pendidikan Indonesia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kecilku, Perpus. “Pendidikan dari masa ke masa”. 09
juni 2014. http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-masa.html.10 November 2016
0 Komentar Blog: