KATA PENGANTAR
Segala puji, puja serta syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan, yang senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba-Nya,
yang benar-benar ingin mencari ridha serta inayah-Nya. Akhirnya atas izin Tuhan
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini penulis sampaikan kepada dosen mata
kuliah Pengantar Pendidikan sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada penulis.
Penulis memohon kepada dosen
khusunya, umumnya para pembaca barang kali menemukan kesalahan atau kekurangan
dalam karya tulis ini baik dari segi bahasan maupun isinya harap maklum. Selain
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua
pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Palangka Raya,10 November 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................................................ i
Daftar
Isi...................................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.................................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan Makalah............................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perubahan sosial budaya masyarakat........................................................................................ 3
B.
Landasan sosial budaya dalam pendidikan............................................................................ 3
1. Sosiologi dan pendidikan.......................................................................................................... 3
2. Kebudayaan dan pendidikan.................................................................................................. 7
3. Pendidikan dan pengembangan pendidikan.................................................................... 7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang
diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca
indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus
digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk
memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya
harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah
sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya
potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan
yang cukup sejak dini. Dikarenakan, pendidikan itu adalah usaha yang disengaja
dan terencana membantu mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dalam
kehidupan masyarakat memberi bekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Secara sosiologi, pendidikan adalah
sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar kehidupan masyarakat
berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya
merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari,
dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya. Dan
pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju
dan memperlihatkan gejala desintegratif
yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya
dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun
berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma
pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara
bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus
perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut
secara baik dan bijak. Sehingga, landasan sosial budaya merupakan landasan yang
dapat memberikan pemahaman tentang dimensi kesosialan dan
1
dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap
perilaku individu.
B. Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah diatas yang bersifat umum,
dapat dijabarkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana
perubahan sosial budaya masyarakat?
2. Bagaimana
landasan sosial budaya dalam pendidikan?
3. Apa
sosiologi dan pendidikan?
4. Bagaimana
hubungan kebudayaan dan pendidikan?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
1. Memahami
perubahan sosial budaya masyarakat.
2. Memahami
landasan sosial budaya dalam pendidikan.
3. Memahami
sosiologi dan pendidikan.
4. Memahami
hubungan kebudayaan dengan pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERUBAHAN SOSIAL
BUDAYA MASYARAKAT
Perubahan sosial budaya
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal
maupun eksternal. Faktor internal, antara lain: komunikasi; cara dan pola pikir
masyarakat; perubahan jumlah penduduk; penemuan baru; terjadinya konflik atau
revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
B. LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN
Aspek sosial dalam
pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya dalam
pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur
budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka
adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka
dan bentuk-bentuk
|
yang dikerjakan juga budaya.
Maka , bisa dikatakan
|
bahwa pengertian
|
sosiologi pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang
|
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu
individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang
sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.Berikut akan
dibahas mengenai sosial dan budaya pada pendidikan, sebagai
berikut :
1. Sosiologi dan
Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya. Salah satu bagian sosiologi,
3
yang dapat dipandang sebagai
sosiologi khusus adalah
sosiologi
pendidikan.
Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi :
1.
Interaksi
guru-siswa.
2.
Dinamika kelompok
di kelas dan di organisasi intra sekolah.
3.
Struktur dan fungsi
sistem pendidikan.
4.
Sistem masyarakat
dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Wujud Dari Sosiologi Pendidikan
Adalah Tentang Konsep Proses Sosial
Proses sosial merupakan suatu cara
berhubungan antar idividu, antar kelompok atau antara individu dan kelompok
yang menghasilkan bentuk hubungan tertentu. Interaksi dan proses sosial dapat
terjadi sebagai akibat dari salah satu atau gabungan dari faktor-faktor
berikut:
1.
Imitasi
Imitasi atau peniruan bisa bersifat
positif dan bisa pula bersifat negatif
2.
Sugesti
Sugesti akan terjadi kalau seorang anak
menerima atau tertarik pada pandanganatau sikap orang lain yang berwibawa atau
berwewenang atau mayoritas.
3.
Identifikasi
Seorang anak dapat
juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi yang mencobamenyamakan dirinya
dengan orang lain, baik secara sadar maupun di bawah sadar.
4.
Simpati
Simpati akan
terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Adapun, sosiologi mempunyai ciri-ciri
sebagai uraian berikut :
4
1.
|
Empiris
|
: bersumber dan
diciptakan dari kenyataan yang terjadi di
|
|
lapangan.
|
|
2.
|
Teoretis
|
: merupakan peningkatan fase
penciptaan, bisa disimpan
|
|
dalam waktu lama, dan
dapat diwariskan kepada generasi muda.
|
|
3.
|
Kumulatif
|
: berkomulasi mengarah kepada teori
yang lebih baik.
|
4.
|
Nonetis
|
: menceritakan apa adanya, tidak
menilai apakah hal itu
|
baik atau buruk.
Untuk memudahkan terjadi sosialisasi
dalam pendidikan, maka guru perlu menciptakan situasi, terutama pada dirinya,
agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri anak-anak.
Interaksi sosial akan terjadi apabila
memenuhi dua syarat berikut :
1.
Kontak sosial
Kontak sosial bisa menghasilkan
interaksi positif atau interaksi negatif. Kontak sosial berlangsung dalam tiga
bentuk, yaitu:
a. Kontak antar individu
b. Kontak antara individu dengan kelompok atau sebalikya.
c. Kontak antar kelompok
2.
Komunikasi
Adalah proses
penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau sekelompok
orang. Ada sejumlah alat yang dapat dipakai mengadakan komunikasi. Alat-alat
yang dimaksud adalah:
·
Langsung : Lisan
dan isyarat
·
Tidak Langsung:
tulisan dan alat-alat bantu
Ada sejumlah bentuk interaksi sosial, yaitu sebagai berikut :
· Kerjasama : belajar kelompok
·
Akomodasi :
meredakan pertentangan
·
Asimilasi atau
akulturasi : penyatuan pikiran
·
Persaingan :
kompetisi
·
Pertikaian :
pertentangan/konflik
5
Diketahui bersama bahwa manusia
selain sebagai makhluk individu juga merupakan mahluk sosial. Oleh karena itu
dalam melakukan interaksi sosial manusia terkadang membentuk kelompok sosial.
Kelompok sosial berarti himpunan sejumlah orang, paling sedikit dua orang, yang
hidup bersama, karena cita-cita yang sama.
Ada beberapa persyaratan untuk terjadinya kelompok sosial, yaitu
:
·
Setiap anggota memiliki
kesadaran sebagai anggota kelompok
·
Ada interaksi
timbal balik antar anggota
·
Mempunyai tujuan
yang sama
·
Membentuk norma
yang mengatur ikatan kelompok
·
Ada struktur dalam kelompok yang membentuk peranan dan status
sebagai dasar ikatan \kegiatan kelompok
Dalam dunia pendidikan, kelompok
sosial inipun dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu, berdasarkan keakraban
hubungan (kelompok primer dan sekunder) dan berdasarkan peraturan (kelompok
formal dan informal). Ada dua teori yang dipakai untuk meningkatkan
produktivitas kelompok sosial, yaitu: (Wuraji, 1988 dan Sudarja, 1988) :
Ø Teori Struktural Fungsional
· Setiap struktur (bagian-bagian) kelompok memiliki fungsi
masing-masing.
· Setiap bagian memiliki kebebasan
untuk berkreasi, berinisiatif, dan mengembangkan ide untuk kemajuan kelompok
Ø Teori konflik
Perubahan atau
perbaikan kelompok dilakukan
dengan prinsip-prinsip pemaksaan
melalui peraturan
Ada implikasi konsep sosial pada pendidikan, yaitu ;
·
Sekolah dan
masayarakat sekitarnya harus saling menunjang
·
Perlu dibentuk
badan kerjasama antara sekolah dan tokoh masyarakat
·
Pendidikan (Sekolah) harus berfungsi secara maksimal sebagai
wahana proses sosialisasi anak.
·
Dinamika kelompok
harus diarahkan untuk kepentingan belajar
6
2. Kebudayaan dan
Pendidikan
Kebudayaan menurut
Taylor adalah totalitas
yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral,
adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang
sebagai anggota masyarakat (Imran Manan,
1989). Kebudayaan produk perseorangan ini tidak disetujui Hasan (1983) dengan mengemukakan
kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi
aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum,
|
adat istiadat, dan
lain-lain
|
kepandaian.
|
Sedangkan Kneller mengatakan
|
kebudayaan adalah
cara hidup
|
yang telah
|
dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Dari ketiga devinisi kebudayaan
diatas, tampaknya devinisi terakhir yang paling tepat, sebab mencakup semua
cara hidup ditambah dengan kehidupan
Manusi yang
|
diciptakan
|
oleh
|
manuasia
|
itu sendiri sebagai
warga
|
masyarakat (Made
|
Pidarta,
|
1997
|
: 157). Bisa
|
dikatakan bahwa,
kebudayaan
|
adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan, tigkah laku, dan teknologi yang dipelajari dan
dimiliki oleh semua anggota masyarakat.
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang
sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu
nilai-nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama
dan memajukan.
3.
Pendidikan dan Pengembangan/Pembangunan
Pendidikan
Pendidikan mempunyai misi
pembangunan. Mula-mula membangun manusianya, selanjutnya manusia yang sudah
terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan/pengembangan.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang
bersasaran lingkungan sosial yaitu diri manusia itu sendiri. Jika manusia
memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan maka diharapkan
lingkungannya akan terbangun dengan baik. Sumbangan pendidikan terhadap
pengembangan/pembangunan dapatdilihat dari
7
segi sasarannya, lingkungan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan sektor kehidupan. Secara khusus sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan adalah pembagunan/pengembangan atas penyempurnaan sistem pendidikan
itu sendiri.
·
Esensi Pendidikan
dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Kata pembangunan lazimnya
diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri, selanjutny diasosiasikan
dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalan, jembatan sampai kepada pelabuhan,
alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya. Sedang yang mengenai sumber
daya manusia ialah secara langsung terlihat sebagai sasaran pembicaraan.
Kemajuan ekonomi, industri ditandai kenaikan GNP, volume eksport dan
sebagainya. Sebagai indikatornya, ternyata tidak otomatis membawa kesejahteraan
masyarakat. Dengan demikian pembangunan ekonomi dan industri saja belum
menggambarkan esensi yang sebenarnya dari pembangunan, jika kegiatan-kegiatan
tersebut belum dapat mengatasi masalah yang hakiki, yaitu terpenuhinya hajat
hidup dari rakyat banyak material dan spiritual.
·
Sumbangan
Pendidikan Pada Pembangunan
Pendidikan sebagai upaya yang bulat
dan menyeluruh hasilnya tidak dapat dilihat. Ada jarak penantian yang cukup
panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapainya hasil. Sumbangan
pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi:
1.
Segi Sasaran Pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar yang
ditujukan pada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan
utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah
terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang
manusiawi.
2.
Segi Lingkungan Pendidikan. Lingkungan keluarga (pendidikan
informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan ,masyarakat
(pendidikan non formal).
3.
Segi Jenjang
Pendidikan. Jenjang pendidikan
dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi
(PT). Pendidikan dasar
8
merupakan basic education,
yang memberikan bekal dasar bagi
jenjang pendidikan diatasnya.
4.
Segi Pembidangan Kerja/ Sektor Kehidupan. Bidang ekonomi, hukum,
sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan,
pertahanan, dll.
·
Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional. Pertanyaaan yang muncul
adalah:
1.
Mengapa sistem
pendidikan harus dibangun.
Setiap pendidikan
selalu berurusan dengan manusia, karena hanya manusia yang dapat dididik dan
harus selalu dididik. Bayi hanya akan menjadi manusia jika melalui pendidikan.
Sedangkan manusia adalah satu-satunya mahkluk yang dikaruniai potensi untuk
selalu menyempurnakan diri. Padahal kesempurnaan itu sendiri adalah suatu
kondisi yang tidak akan kunjung dpat dicapai oleh manusia. Disamping itu
pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa sistem pendidikan
sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka-teki
mengenai dirinya juga selalu disempurnakan. Selanjutnya masalah pendidikan juga
dapat dilihat sebagai persoalan nasional karena pendidikan berhubungan dengan
masa depan bangsa. Jika rencana pembangunan masyarakat Indonesia akan berubah
dari masyarakat agraris menjadi industri, makan pola pikir dan perilaku yang
dilandasi oleh situasi dan kondisi agraris harus berubah kearah situasi dan
kondisi dimana manusia disibukkan dengan kegiatan industri. Kriteria “kualitas
manusia” tentu berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat yang berkembang.
Sistem pendidikan harus banyak berubah untuk dapat menyongsong suasana hidup
yang diperlukan, jangan sampai pendidikan sebagai an agent of social change (agen
perubahan sosial).
2.
Wujud pembangunan
sistem pendidikan.
9
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu
sama lain bertalian erat, yaitu:
a.
Hubungan antar aspek-aspek, dimana aspek filosofis, keilmuan dan
yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain, karena memberikan arah
serta mewadai butir-butir. Dengan demikian struktur pendidikan, kurikulum, dan
lain-lain harus mengacu pada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek
yuridis. Oelh karena itu perubahan apapun yang terjadi pada struktur
pendidikan, kurikulum, dan lain-lain tersebut harus tetap berada didalam wadah
filosofis dan yuridis.
b.
Aspek filosofis dan keilmuan. Aspek filosofif berupa penggarapan
tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan nasional yang tentunya memberikan
peluang bagi pengembangan sifat hakikat manusia yang bersifat kodrati yang
berarti pula bersifat wajar. Sifat kodrati paralel dengan jiwa pancasila.
Filsafat pancasila ini menggantikan secara total falsafah pendidikan jaman
penjajah. Sedang aspek keilmuan memberikan sumbangan penting terhadap sistem
pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh filsafat
itu, sistem pendidikan memerlukan tunjangan dari teori keilmuan.
c.
Aspek yuridis atau perundang-undangan. Undang-undang dasar 1945
sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Hal ini dimungkinkan
oleh karena UUD 1945 isinya ringkas sehingga sifatnya lugas. Beberapa pasal
melandasi pendidikan baik yang bersifat eksplisit, maupun implisit. Pasal-pasal
tersebut yang sifatnya masih sangat global dijabarkan lebih rinci kedalam
bentuk UU pendidikan. Berdasarkan UU pendidikan inilah sistem pendidikan
disusun dan dilaksanakan.
10
d.
Aspek struktur. Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan
berperan pada upaya pembenahan struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan
jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang
lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e.
Kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan,
orientasi. Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi
butir-butir yang lain karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang
lain. Artinya struktur pendidikan, kurikulum dan lain-lain harus mengacu pada
aspek filosofis, keilmuan, dan aspek yuridis. Meskipun sebagai landasan, tetapi
tidak berarti setiap kali ada perubahan filosofis dan yuridis harus didikuti
dengan perubahan aspek-aspek yang lain secara total. Contoh: Undang-undang
pendidikan no.12 tahun 1954 diubah menjadi undang-undang no.2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tetapi struktur pendidikan tetap saja
seperti yang dulu: pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila
kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan
berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat
orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki
dirinya. Sekolah sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya
sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya.
Dapat dituliskan bahwa hubungan antara kebudayaan dan pendidikan adalah :
1.
Pendidikan
membentuk atau menciptakan kebudayaan
2.
Pendidikan
melestarikan kebudayaan
3.
Pendidikan menggunakan dan berdasarkan kebudayaan Ada Implikasi
Konsep Kebudayaan pada Pendidikan, yaitu :
1.
Materi pelajaran banyak dikaitkan dengan keadaan dan msalah
masyarakat setempat (melalui MULOK)
2.
Metode belajar ditekankan pada kegiatan siswa baik individual
maupun kelompok.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 1997. Landasan
Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
Raka Joni, T.S.. 1981. Wawasan
Kependidikan. Jakarta: Depdikbud. http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/29/landasan-sosial-budaya-terhadap-pendidikan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya http://www.scribd.com/doc/22738648/Lingkungan-Sosial-Budaya http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/
13
0 Komentar Blog: