KATA
PENGANTAR..
DAFTAR
ISI...
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia selalu dinamis dari semenjak pembuahan sampai ajal
selalu terjadi perubahan. Dalam rentang kehidupannya,
manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan
diselesaikan. Sebagian besar dari kita
ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat.
Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil
atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Sebagai insan yang selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan didalam kehidupannya, manusia pasti akan selalu berusaha untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Oleh karena itu untuk
memperbaiki kehidupannya, manusia akan berupaya dengan segala cara untuk
mencapainya. Salah satu sarana yang ditempuh manusia adalah dengan menempuh
pendidikan dalam rangka menempuh karier mereka saat telah memasuki lingkungan
kerja.
B. Rumusan
masalah
- Bagaimana perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu?
- Bagaimana perkembangan kehidupan pendidikan dan kehidupan karier?
- Bagaimana perkembangan kehidupan berkeluarga?
C. Tujuan
Masalah
- Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu.
- Untuk bagaimana perkembangan kehidupan pendidikan dan kehidupan karier.
- Untuk bagaimana perkembangan kehidupan berkeluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Kehidupan Pribadi sebagai Individu
- Pengertian Kehidupan Pribadi dan Karakteristiknya
Kehidupan pribadi seorang individu
merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik.
Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang
terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan.
Pada awal kehidupannya dalam rangka
menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap, seorang individu berupaya
untuk mampu mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan
mengatur dan memenuhi kebutuhan serta kebutuhan sehari-hari. Untuk itu
diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai rangsangan yang dapat
mengganggu kestabilan pribadinya.
Kekhususan kehidupan pribadi
bermakna bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan pemenuhan dan terkait
dengan masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu yang lain.
Oleh karenanya, setiap pribadi akan dengan sendirinya menampakkan ciri yang
khas yang berbeda dengan pribadi yang lain.
Berkaitan dengan aspek
sosio-psikologis, setiap pribadi membutuhkan kemampuan untuk menguasai sikap
dan emosinya serta sarana komunikasi untuk bersosialisasi. Dengan demikian,
masalah kehidupan pribadi merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik,
sosial budaya, dan faktor psikologis. Disamping itu, seorang individu juga
membutuhkan pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya, baik dari
keluarganya sendiri maupun dari luar keluarganya. Tiap orang mempunyai harga
diri dan berkeinginan untuk selalu mempertahankan harga diri tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi menyangkut
perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukan dalam perilaku. Perilaku
seseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk di dalam
lingkungan. Sebagaimana diketahui, lingkungan tempat anak berkembang sangat
kompleks.
Seseorang individu, pertama tumbuh
dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan tugas keluarga dalam
melaksanakan misinya sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab,
mengutamakan pembentukan pribadi anak. Dengan demikian, faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan keluarga beserta
berbagai aspeknya. Seperti telah diuraikan di bagian terdahulu, perkembangan
anak yang menyangkut perkembangan psikofisis dipengaruhi oleh: status sosial
ekonomi, fisafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti kedisiplinan,
kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban menjalankan
ajaran agama.
Bahwa perkembangan kehidupan
seseorang ditentukan pula oleh faktor keturunan dan lingkungan aliran nativisme
menyatakan bahwa seorang individu akan menjadi ”orang” sebagaimana adanya yang
telah ditentukan oleh kemampuan dan sifatnya yang dibawa sejak ia dilahirkan.
Sedangkan aliran empirisme mengatakan sebaliknya bahwa seorang akan menjadi
”manusia” seperti yang dikehendaki oleh lingkungan. Kedua aliran itu
menggambarkan bahwa faktor bakat dan pengaruh lingkungan sama-sama mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan pribadinya. Pengaruh-pengaruh itu akan terpadu
bersama-sama saling memberi andil ”menjadikan manusia sebagai manusia”. Aliran
yang mengakui bahwa kedua aliran itu secara terpadu memberikan pengaruh
terhadap kehidupan seseorang adalah aliran konvergensi. Proses pendidikan
Indonesia menganut aliran ini, seperti dinyatakan oleh Ki Hadjar Dewantara
yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
3. Perbedaan Individu dalam
Perkembangan Pribadi
Lingkungan kehidupan sosial budaya
yang mempengaruhi perkembangan pribadi seseorang amatlah kompleks dan
heterogen. Baik lingkungan alami maupun lingkungan yang diciptakan untuk maksud
pembentukan pribadi anak-anak dan remaja, masing-masing memiliki ciri yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, secara singkat dapat dikatakan bahwa
perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda pula sesuai dengan lingkungan
di mana mereka dibesarkan.
Dua orang anak yang dibesarkan di
dalam satu keluarga akan menunjukkan sifat pribadi yang berbeda, karena hal itu
ditentukan oleh bagaimana mereka masing-masing berinteraksi dan
mengintegrasikan dirinya dengan lingkungannya.
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan
Pribadi terhadap Tingkah Laku
Kehidupan merupakan rangkaian yang
berkesinambungan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan kehidupan
sekarang dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya dan keadaan yang akan datang
banyak ditentukan oleh keadaan kehidupan saat ini. Dengan demikian, tingkah
laku seseorang juga dipengaruhi oleh hasil proses perkembangan kehidupan
sebelumnya dan dalam perjalanannya berintegrasi dengan kejadian-kejadian saat
sekarang.
Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa jika sejak awal perkembangan kehidupan pribadi terbentuk secara terpadu
dan harmonis, maka dapat diharapkan tingkah laku yang merupakan pengejawantahan
berbagai aspek pribadi itu akan baik. Kehidupan pribadi yang mantap memungkinkan
seorang anak akan berperilaku mantap, yaitu : mampu menghadapi dan memecahkan
berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara matang, tertib,
disiplin, dan penuh tanggung jawab.
5. Upaya Pengembangan Kehidupan
Pribadi
Kehidupan pribadi yang merupakan
rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan, perlu dipersiapkan dengan baik.
Untuk itu perlu dilakukan pembiasaan dalam hal :
- Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik. Pengenalan dan pemahaman nilai dan moral yang berlaku di dalam kehidupan perlu ditanamkan secara benar.
- Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secar amandiri dengan penuh tanggung jawab.
- Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan dengan sesama, terutama dengan teman sebaya. Menunjukkan gaya dan pola kehidupan yang baik sesuai dengan kultur yang baik dan dianut oleh masyarakat.
- Cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi. Menunjukkan dan melatih cara merespon berbagai masalah yang dihadapi.
- Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
- Melakukan peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga. Di dalam keluarga perlu dikembangkan sikap menghargai orang lain dan keteladanan.
Di samping perlu diciptakan suasana
keteladanan oleh pihak-pihak yang berwewenang, seperti orang tua di dalam
keluarga, guru di sekolah, dan tokoh masyarakat dalam kehidupan sosial. Dalam
suasana ini yang perlu ditonjolkan antara lain adalah sifat sportif dan
kejujuran, berjuang keras dengan berpegang pada prispi yang maton (dapat
dipercaya).
B.
Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
- Pengertian kehidupan pendidikan dan karier
Kehidupan pendidikan merupakan
pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Kehidupan berkarier
adalah pengalaman seseorang yang telah memasuki dunia kerja sedang menurut
Garrison (1956) menyatakan bahwa setiap tahun jutaan pemuda dan pemudi memasuki
dunia kerja yang mana peristiwa itu merupakan awal ia terjun ke dunia kerja dan
penanda dimulainya kehidupan karier bagi mereka.
2. Karakteristik kehidupan
pendidikan dan karier
Pada saat memasuki usia remaja telah
terbentuk cita-cita saat memasuki usia dewasa nanti sehingga pada masa remaja
inilah tergambar minat mereka untuk memilih jenis pekerjaan yang mereka
inginkan. Untuk mencapai hal itu remaja harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki, dan untuk mendapat pengetahuan dan
keterampilan itu maka remaja harus mengikuti pendidikan yang merupakan persiapan
baginya untuk memasuki dunia kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan.
Pada masa SMP remaja sudah mulai
diperkenalkan dengan system pendidikan yang memiliki banyak guru dan setiap
guru memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini menunjukkan kepada remaja
bahwa mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam lingkungan
yang akan dihadapinya nanti. Sedang pada saat mereka memasuki tingkat SMA para
remaja itu harus mampu berlatih menentukan pilihan dengan adanya penjurusan.
Remaja sendiri memiliki tiga
lingkungan pendidikan yang kompleks dan saling berkaitan satu sama lain, yaitu:
- Lingkungan Pendidikan Keluarga
Yaitu pendidikan yang dilaksanakan
oleh keluarga yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang berlaku
dimasyarakat. Pola pendidikan anak dalam setiap keluarga berbeda karena
pandangan hidup masing-masing keluarga yang berbeda, yang mana ada yang
berorientasi dengan kehidupan agama, sosial, maupun ekonomi dalam mendidik
anaknya.
Dalam lingkungan keluarga, remaja
adalah peserta didiknya dan orang tuanya adalah pendidik atau guru bagi mereka.
Dalam lingkungan keluarga sendiri ada 3 pola pendidikan yaitu pola otoriter,
demokratis, dan liberal yang mana yang paling baik adalah pola pendidikan demokratis
yang oleh ki hajar dewantara dirumuskan dalam Ing ngarso sung tulodo, ing madya
mangun karsa, dan tut wuri handayani.
2. Lingkungan Pendidikan
Masyrakat
Yaitu lingkungan pendidikan yang ada
dalam masyarakat dalam bentuk pendirian kelompok-kelompok atau paguyuban dan
pendidikan kursus yang sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam
mempersiapkan kehidupan mereka dikemudian hari. Pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat pada dasarnya berorientasi pada penyiapan remaja untuk memasuki
dunia kerja. Selain itu pendidikan masyarakat juga menanamkan norma-norma
masyarakat yang disetujui secara umum oleh masyarakat.
3.Lingkungan Sekolah
Yaitu lingkungan pendidikan yang
artificial yang sengaja diciptakan untuk membina peserta didik ke arah tujuan
yaitu menamkan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik sebagai bekal
kehidupannya nanti. Dunia pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah
yang menyediakan berbagai jenis program yang diperkirakan relevan dengan jenis
kebutuhan tenaga kerja yang ada pada masyarakat. Untuk menetapkan pilihan jenis
pendidikan dan pekerjaan yang diidamkan banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor prestasi, prediksi masa depan yang menggambarkan minat dan bakatnya,
faktor kehidupan yang dilihat dari lingkungan sekitarnya, dan kemampuan daya
saing setiap individu.
Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier adalah:
- Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga
banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak. Faktor ini
menjuga pertimbangan anak dalam melanjutkan studinya karena berkaitan dengan
keadaan ekonomi orang tua. Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua
dan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada anak yang berkemampuan
intelektual tinggi namun tidak dapat menikmati pendidikan karena benturan
ekonomi dan juga berlaku sebaliknya.
2.Faktor Lingkungan
Lingkungan disini meliputi 3 macam. Pertama,
lingkungan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat pertanian, perindustrian,
perdagangan, lingkungan akademik atau lingkungan kurang terdidik. Kedua
adalah lingkungan rumah tangga dan sekolah karena lingkungan ini sangat
mempengaruhi kehidupan remaja baik pendidikan maupun cita-citanya, dan juga
menjadi sarana pembentukan karakter anak berdasarkan peraturan-peraturan yang
diterapkan didalam lingkungan. Ketiga, yaitu lingkungan teman sebaya,
yang mana pergaulan teman sebaya mempengaruhi kehidupan masing-masing remaja,
yang mana dengan adanya pengaruh itu remaja akan menjadi dirinya masing-masing
sesuai dengan jenis kelaminnya.
3.Faktor Pandangan Hidup
Lingkungan dapat membentuk suatu
pandangan hidup seseorang. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada
pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Dalam
pemilihan pendidikan sendiri, seorang remaja dipengaruhi latar belakangnya,
yaitu pada remaja dari keluarga kurang mampu akan berpikir untuk menjadi kaya
dengan menempuh pendidikan yang cepat untuk mendapat kekayaan dengan menempuh
pendidikan kedokteran, ekonomi, dan ahli teknik.
Pengaruh Perkembangan Kehidupan
Pendidikan dan Karier Terhadap Tingkah laku dan Sikap
Pada beberapa keluarga memandang
pendidikan kurang penting sebab mereka hanya melihat pendidikan dari jenjang
pendidikan dasar yang mana mengajarkan ilmu-ilmu dasar yang memang belum dapat
diaplikasikan untuk mendapat pekerjaan.
Sikap remaja terhadap pendidikan
sekolah sangat dipengaruhi oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang
baik di mata remaja bukan hanya tergantung pada keadaan guru tersebut melainkan
pada banyak aspek yang mana yang paling utama adalah bagaimana guru itu
“menolong dan membantu muridnya” dengan memberi nilai yang tinggi. Hal ini
sangat berbahaya bagi sekolah karena mengaburkan tugas guru yaitu membimbing
dan menilai berdasarkan faktor objektif dan tidak hanya mengandalkan
emosionalnya.
- Perbedaan Individu dalam Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pencapaian tingkat pendidikan
seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecedasan atau IQ-nya. IQ yang
berbeda membuat tingkah laku setiap individu itu berbeda dan berpengaruh pada
perkembangan kehidupan pendidikan dan kariernya.
2.Upaya Pengembangan Kehidupan
Pendidikan dan Karier
Dalam pengembangan kehidupan
pendidikan dan karier, orang tua perlu memahami kemajuan pendidikan baik
disekolah atau di luar sekolah. Oleh karena itu para remaja masih memerlukan
bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan para guru mereka.
a.
Perkembangan karier remaja
Dalam arti sempit, pendidikan
merupakan persiapan menuju suatu karier, sedangkan dalam arti luas pendidikan
itu merupakan bagian dari proses perkembangan karier remaja. Menurut Ginzberg
(Alexander, dkk., 1980) perkembangan kariernya telah sampai pada periode
pilihan tentatif dan sebagian berada pada periode pilihan realistis, sedangkan
menurut Super (Alexander, dkk., 1980) perkembangan karier anak remaja itu
berada pada tahap eksplorasi, terutama subtahap tentatif dan sebagian dari
subtahap transisi.
Perkembangan karier remaja yang
menurut Ginzberg ada pada periode pilihan tentatif (11-17 tahun) itu ditandai
oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan
pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa mendatang. Periode tentatif ini
meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu :
1.
Tahap minat (umur 11-12 tahun)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana
dan karier yang didasarkan pada minat. Pilihan didasarkan atas faktor-faktor
subjektif, belum didasarkan atas pertimbangan – pertimbangan objektif.
2.
Tahap kapasitas (umur 12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan
keterampilan dan kemampuan pribadi sebagai pertimbangan dalam memilih rencana
kariernya. Selain itu remaja pada tahap ini mulai mengidentikkan dirinya dengan
tokoh idolanya.
3.
Tahap nilai (umur 15-16 tahun)
Remaja telah mulai menganggap
penting peranan nilai pribadi dalam proses pemilihan karier. Dimana anak mulai
tahu akan kemampuan dirinya sendiri , sadar akan gaya hidup, dan mulai
menganggap waktu adalah hal yang sangat penting.
4.
Tahap transisi (umur 17-18 tahun)
Pada tahap ini remaja bergerak dari
pemikiran yang masih dipinggir ke pemikiran yang lebih sentral yaitu remaja
tersebut mulai berpikir cepat, konkret, dan realistis terhadap pekerjaan yang
akan ditekuninya.
Pada periode ini remaja telah
memasuki tahap eksplorasi yaitu mencari beberapa alternatif pekerjaan yang
cocok, dan tahap kristalisasi yaitu telah memilih suatu karier. Tahap akhir
dari perkembangan seseorang yaitu ia telah memiliki pekerjaan yang mantap
dengan tugas dan posisi yang spesifik.
b.
Masalah yang Dihadapi
Dalam proses perkembangan karir itu
remaja sering mengalami berbagai hambatan dan masalah, baik yang berasal dari
dalam dirinya sendiri atau dari lingkungannya. Dari dalam diri seperti
ketidaksesuaian antara minat dan kemampuan, dari lingkungan misalnya dari
faktor orang tua yang menginginkan anaknya menjadi dokter, sedangkan anaknya
menginginkan menjadi astronot. Ketidaksesuaian tersebut akan menimbulkan
permasalahan serius, terutama masalah karir. Untuk menghadapi permasalahan
tersebut Sherter menyarankan hal-hal berikut :
- Pelajari dirimu sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan dan ciri-ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan karir
- Di bidang apa kamu merasa paling sreg (comfortable)
- Tulislah rencana dan cita-citamu secara secara formal
- Biasakan dirimu dengan tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati
- Tinjau dan bicarakan lagi rencana karirmu itu dengan orang lain
- Jika ternyata pilihan karirmu tidak cocok, hentikan.
Dalam sistem pendidikan di
Indonesia, remaja dapat dibantu dalam menghadapi permasalahan perkembangan dan
pilihan karir melalui kegiatan layanan bimbingan karir di SLTP dan SLTA,
kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
- Pemahaman diri : bakat, kemampuan, minat, keterampilan dan ciri-ciri pribadi
- Pemahaman lingkungan : lingkungan pendidikan dan lingkungan pekerjaan serta berbagai kondisinya
- Cara-cara mengatasi masalah dan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karir sehubungan dengan kemungkinan keterbatasan lingkungan dan keadaan diri
- Perencanaan masa depan
- Usaha penyaluran, penempatan, pengaturan dan penyesuaian.
C. Tugas
Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga
- Pengertian kehidupan berkeluarga
Secara biologis pertumbuhan remaja telah
mencapai kematangan seksual, yang berarti bahwa secara biologis remaja telah
siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh
terhadap dorongan seksual remaja dan telah mulai tertarik terhadap lawan jenis.
Dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan
secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena
masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan
hidupnya (Garrison, 1956). Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan,
seorang gadis hendaknya dalam sikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap
aktif.
Pada umumnya remaja khususnya wanita
tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil
dari mereka mengalami sedikit kesulitan umumnya mereka yang mengalami kesulitan
itu adalah gadis yang menginginkan kedudukan yang sama dengan laki-laki. Mereka
merasa dan menganggap dirinya memiliki potensi yang sama dengan laki-laki,
sehingga ia ingin bebas dan mandiri seperti halnya laki-laki. Ia lebih
mengagumi kehebatan ayah, sehingga pemikirannya terbawa untuk ingin sama dengan
ayahnya (Kasiram, 1985).
2. Timbulnya cinta dan jatuh
cinta
Hampir setiap pemuda baik laki-laki
maupun perempuan mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan
yang sesuai dan kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga. Hal ini tidak
selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu dicatat bahwa seorang
remaja akan mengalami jatuh cinta di dalam masa kehidupannya setelah mencapai belasan
tahun (Garrison, 1956).
Alasan atau faktor yang mempengaruhi
jatuh cinta bermacam-macam, antara lain adalah faktor kepribadian, faktor
fisik, faktor budaya, latar belakang keluarga, dan faktor kemampuan. Seperti
halnya ada istilah pemilihan pasangan berdasarkan bibit, bebet, dan bobot.
Para ahli ilmu jiwa sependapat bahwa
konsepsi yang menentukan saling tertariknya antara person relevan dengan upaya
menciptakan hubungan yang akrab (intim) dan hal itu berlangsung dalam kurun
waktu yang relative panjang. Hal ini ditentukan oleh banyak hal, antara lain
penampilan masa kini, antisipasi masa depan, pertimbangan biaya, dan hal yang
berkaitan dengan peranan masing-masing pihak dalam mengawali dan menjaga
hubungan satu sama lain (Levinger, 1980). Menciptakan hubungan yang intim,
dicapai melalui tiga tahap yaitu : tahap eksplorasi yaitu menjajaki
masalah-masalah yang berhubungan dengan pujian atau penghargaan dan keuangan. Tahap
penawaran dimana pasangan itu menjalin berbagai janji. Tidak ada ketentuan
formal dalam perjanjian ini, tetapi yang muncul dan dianggap penting dalam hal
ini adalah saling pengertiannya tentang latar belakang hubungan mereka.
Terakhir adalah tahap komitmen, pada tahap ini ditandai oleh saling
ketergantungan masing-masing. Disamping tiga tahap ini ada tahap keempat yang
disebut tahap institusionalisasi yang ditandai kesepakatan-kesepakatan untuk
hidup masa depan. Hal ini juga ditandai oleh pemahaman satu sama lain termasuk
pemahaman pihak lain yang menyaksikan hubungan tersebut (Backman, 1974).
Namun menurut Levinger ada perbedaan
pandangan tentang tahap-tahap yang ada dalam perkembangan keakraban hubungan
antar remaja. Perubahan perilaku itu secara ringkas dikemukakan oleh Burgess
dan Huston sebagai berikut :
- Mereka lebih sering berhubungan dalam periode waktu yang agak lama
- Mereka mencapai pendekatan bila berpisah dan merasa ada peningkatan hubungan bila bertemu kembali
- Mereka terbuka satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik menunjukkan keakraban
- Mereka menjadi lebih terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka
- Mereka mengembangkan system komunikasi mereka sendiri dan komunikasi itu meningkat lebih efisien
- Mereka meningkatkan kemampuan masing-masing dalam merencanakan dan mengantisipasi kenyataan kehidupan
- Mereka menyinkronkan tujuan dan perilakunya dan mengembangkan pola interaksi yang cenderung tetap
- Mereka meningkatkan investasi mereka dalam hal hubungan dan memperluas lingkup kehidupan mereka yang penting
- Mereka sedikit demi sedikit mulai merasakan bahwa ketertarikan mereka masing-masing merupakan ikatan yang tak dapat dipisahkan demi kebaikan hubungan mereka
- Mereka meningkatkan perasaan saling menyenangi, mempercayai, dan mencintai demi kepentingan bersama
- Mereka melihat hubungan tersebut sebagai yang tak tergeser atau setidak-tidaknya sebagai sesuatu yang unik
- Mereka semakin akrab satu sama lain sebagai sejoli dan bukan sebagai individu
- Masyarakat dan Perkawinan
Pemilihan pasangan hidup merupakan
tugas perkembangan yang didorong faktor biologis dan diatur oleh berbagai
aturan atau norma yang berlaku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Norma
perkawinan yang berlaku disetiap masyarakat dapat dibedakan menjadi exsogamy
dan indogamy. Dalam exsogamy norma yang berlaku secara
universal, seperti larangan kawin antara laki-laki dan wanita dari satu ibu,
satu bapak, kawin antara saudara sekandung, perkawinan antara saudara sepupu,
perkawinan antara sesama jenis, dan semacamnya (Eshleman dan Cashion, 1983).
Dalam masa perkawinan, setiap
masyarakat di dunia memiliki hukum dan aturan adat yang menjadi pedoman bagi
setiap anggota masyarakat dalam menetapkan pasangan hidupnya. Apabila gadis dan
perjaka melangsungkan perkawinan, banyak pihak yang kenyataannya akan terlibat,
sebab mereka akan turut menerima akibatnya, terutama keluarganya (Light and
Keller, 1982).
Disamping faktor biologis dan
psikologis, faktor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan dalam menetapkan
calon pasangan hidup adalah kesamaan-kesamaan dalam hal ras, bangsa, agama, dan
status sosial ekonomi. Khusus tentang faktor sosial ekonomi mencakup berbagai
aspek antara lain menyangkut masalah pergaulan dan pekerjaan. Remaja telah
banyak memiliki pengalaman dan memperhatikan serta belajar dari keadaan
lingkungan, hal ini dengan sendirinya akan dapat membentuk sikap dan cita-cita
tentang kehidupan berkeluarga (yang dibayangkan) di masa yang akan datang dan
berpengaruh dalam kriteria penetapan pasangan hidupnya. Sikap yang terbentuk
pada remaja bervariasi, sehingga dapat menimbulkan perilaku yang positif,
seperti belajar dan bekerja keras, baik dalam upaya mewujudkan cita-citanya.
Tetapi sebaliknya, hal ini dapat pula menimbulkan bayangan rasa takut untuk
melangkah mewujudkan cita-citanya. Akibat ketakutan tersebut tentu saja dapat
mempengaruhi perilaku dan perbuatannya di dalam masyarakat yang mungkin
merupakan pelarian.
D. Implikasi
Tugas-tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Melihat banyaknya faktor-faktor
kehidupan remaja, sudah semestinya penyelenggaraan pendidikan juga harus
memperhatikan faktor – faktor tersebut.
- Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di sekolah maupun luar sekolah dalam bentuk klasikal, yaitu memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang ada di dalam kelas, meskipun pada kenyataannya setiap individu berbeda. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semacamnya.
- Usaha yang dapat dilakukan untuk membimbing minat dan kemampuan remaja untuk mencapai cita-citanya antara lain ;
- Bimbingan karir dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
- Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungannya.
- Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal.
- Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal perlu dilakukan :
- Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga
- Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.
- Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan social kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami
tarik dari penulisan makalah ini adalah :
- Bahwa asalnya perkembangan kehidupan dan karier remaja tergantung pada tingkat perkembangan IQ atau kemampuan masing-masing remaja sehingga proses perkembangan kehidupan pendidikan dan karier masing-masing remaja berbeda.
- Dalam perkembangan kehidupan pendidikan dan karier dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pandangan hidup masing-masing individu.
- Dalam perkembangan kehidupan pendidikan dan karier remaja banyak hambatan yang dialaminya, namun secara garis besar terbagi 2 yaitu hambatan yang datang dari dalam dirinya sendiri dan datang dari luar diri remaja itu sendiri.
- Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa mendatang.
- Disamping faktor biologis dan psikologis, faktor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan dalam menetapkan calon pasangan hidup adalah kesamaan-kesamaan dalam hal ras, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi. Khusus tentang faktor sosial ekonomi mencakup berbagai aspek antara lain menyangkut masalah pergaulan dan pekerjaan.
B.
Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah
sebagai calon pendidik maka sebaiknya kita bisa memahami proses perkembangan
kehidupan pribadi, pendidikan dan karier, dan kehidupan berkeluarga dengan
berbagai karakteristik, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut
dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
KATA PENGANTAR
0 Komentar Blog: