NAMA : SITI
LESTARI
NIM : AFD 116
028
MK : ANTROPOLOGI
PENDIDIKAN
PRODI :
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
NO
ABSEN : 57
1. ASAL USUL MANUSIA ?
a. Asal usul Manusia menurut Ilmu
Pengetahuan
Asal usul manusia di muka bumi menurut
ilmu pengetahuan lebih ditekankan pada teori yang menyatakan bahwa spesies baru
berasal dari spesies lain yang telah ada sebeblumnya. Teori ini sebenarnya
berasal dari Erasmus Darwin, kakek Charles Darwin. Teori evolusi
diperkenalkan oleh Darwin pada pertengahan abad ke-19 walaupun teori
Darwin itu tidak gugur oleh teori yang dikemukakan oleh Lamarck. Akan
tetapi, banyak mengalami perubahan terutama mengenai seleksi alam, sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern.
Menurut ahli Paleontologi, evolusi
manusia dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusi, yaitu
pra manusia, manusia kera, manusia purba, dan manusia modern.
a. Fosil
pra manusia ditemukan di kota Johannesburgh Afrikla Selatan tahun 1924 oleh
Raymond Dart.
b. Manusia
kera atau pithecanthropus (pithecus: kera, antrhopus: manusia).
Orang menggolongkannya sebagai manusia yang menyerupai kera, fosilnya ditemukan
di tepian sungai bengawan solo oleh Eguene Dubois (1891).
c. Kelompok
manusia purba berada di tingkat yang lebih tinggi. Mereka sudah dekat dengan
manusia modern. Mereka hidup sebagai pemburu, kebudayaan alatnya dari batu, dan
mengetahui bagaimana mengubur orang mati. Diantara kerabat manusia purba ini
adalah manusia Neandertal (manusia dari lembah Neander, homo
Neandertalesis) yang tersebar luas di Eropa (Perancis sebagai pusatnya, Timur
Tengah, Afrika Utara, dll).
d. Manusia
modern atau Homo sapiens telah pandai berfikir menggunakan otaknya dan pandai
menalar, dibandingkan dengan manusia Neanderthal.
b. Asal usul Manusia menurut
Al Qur’an
Asal usul manusia menurut al-Qur’an
diuraikan dengan beberapa firman Allah sebagai berikut.
”Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah
dengan sebaik-baiknya. Kemudian mengembalikan kamu ke dalam tanah dan
mengeluarkan kamu dari tanah pula pada hari kiamat nanti dengan
sebenar-benarnya.”(QS. Nuh (71): 17-18).
Pada ayat ini mengandung makna
spiritual,yang ditegaskan bahwa manusia dibuat dari tanah dan kelak akan
kembali ke tanah setelah kematiannya, kemudian dikeluarkan lagi pada hari
kiamat. Jenis-jenis tanah yang digunakan untuk menciptakan
manusia disebutkan dalam al-Qur’an misalnya pada ayat berikut ini.
”Dialah yang menciptakan dari tanah
lempung setelah itu ditentukannya ajal (kematian) dan ada lagi satu ajal yang
ditentukan untuk berbangkit, yang pada sisiNya Dia sendiri yang mengetahuinya,
kemudian kamu masih ragu-ragu tentang berbangkit itu.”(QS. Al-An’am (6): 2)
Ayat tersebut menegaskan mengenai asal
usul atau bahan jasad manusia adalah dari tanah yang terbaik, yakni tanah untuk
membuat tembikar (keramik) yang dibentuk. Dan bahan tanah ini juga tidak
terlepas dengan air, karena kehidupan dimulai dari air. Sebagaimana firman
Allah.
”Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia
dari air, kemudian Dia jadikan manusia (punya) keturunan dan musaharah (pemeliharaan
anak) dan Tuhanmu Maha Kuasa.”(QS. Al-Furqan (25) :54).
II. Unsur Dasar Kejadian Manusia
Dijelaskan oleh Allah di dalam Surah
As-Sajdah ayat 7-8:
”Yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air
mani).”(QS. As-Sajdah :7-8)
Dari ayat ini dapat kita pahami, bahwa :
a. Unsur
dasar manusia yang pertama kali berasal dari tanah.
b. Unsur
dasar kejadian keturunan manusia berasal dari air hina (sperma).
2. asal usul manusia indonesia ?
2. `DARI MANA MANUSIA
INDONESIA BERASAL?
Dalam masyarakat Indonesia sering ada
dikotomi antara pribumi dan pendatang. Pribumi berarti penghuni asli. Pendatang
bukan penghuni asli. Dalam sejarah Indonesia modern, dikotomi ini sering
menciptakan ketegangan antarkelompok dan rasisme dalam masyarakat.
Padahal, menurut penelitian genom
manusia, semua orang Indonesia adalah pendatang. Genetika manusia Indonesia
adalah hasil pencampuran genetika nenek moyang keturunan manusia modern (Homo
sapiens) yang berkelana dari Afrika dan datang secara bergelombang dalam kurun
waktu puluhan ribu tahun dengan rute yang berbeda-beda sampai ke wilayah
nusantara.
Saya mempelajari keragaman genetika
manusia Indonesia. Penelitian saya, bekerja sama dengan ilmuwan dari ranah
antropologi, arkeologi, budaya, bahasa dan teknik informatika, berupaya
merekonstruksi sejarah hunian kepulauan nusantara. Singkatnya, saya mencoba
mencari tahu siapa sesungguhnya leluhur kita dari penelusuran genetik.
Menelusuri migrasi lewat genetika
Ada tiga penanda genetik yang dapat
digunakan untuk mempelajari migrasi manusia.
Pertama, kromosom Y, yaitu struktur
protein dan asam nukleat dalam sel sperma. Kromosom Y menurunkan DNA dari ayah
ke anak-anaknya.
Kedua, materi genetik dalam mitokondria,
disebut juga DNA mitrokondria, yang diturunkan ibu ke seluruh anak-anaknya.
Mitokondria adalah struktur di dalam sel yang mengubah asupan makanan menjadi
energi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Para peneliti genom manusia
mengelompokkan manusia yang memiliki kesamaan baik dalam kromosom Y atau DNA
mitokondria ke dalam populasi-populasi genetik dan
menyebutnya haplogroup yang merupakan motif spesifik di kedua DNA
tersebut.
Penanda genetik ketiga adalah
DNA autosom yang diturunkan secara parental dari kedua orang tua.
Saya dan rekan-rekan peneliti di Lembaga
Eijkman mengumpulkan dan menganalisis kurang lebih 6.000 sampel DNA dari
beberapa lokasi di Indonesia untuk melihat haplogroup dari manusia
Indonesia. Lebih dari 3700 individu dari 35 etnis diuji DNA mitokondria-nya,
hampir 3000 juga diuji untuk kromosom Y.
3. ASAL USUL SUKU DAYAK ?
Asal usul suku dayak diperkirakan
merupakan keturunan dari ras Mongolid, Asia. Seperti diketahui bahwa 2000 tahun
sebelum masehi, benua Asia masih menyatu dengan Pulau Kalimantan.
Ras mongolid yang terdesak karena kalah perang, mengembara ke arah Selatan,
mulai dari Semenanjung Malaya, Serawak, hingga Kalimantan. Ras Mongolid ini
kemudian menetap, mendirikan perkampungan di tepian-tepian sungai, beranak
pinak, dan membangun kebudayaannya sendiri di tanah Borneo.
Seiring waktu berlalu, suku bangsa
Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar,
dan Jawa yang datang dalam rentang waktu yang lama, mendesak orang-orang ras
Mongolid yang menjadi asal usul suku dayak ini untuk semakin masuk,
naik ke huluan sungai. Mereka terpencar-pencar, menyebar, dan mendiami daerah
daerah pedalaman. Masing-masing dari mereka kemudian mengembangkan adat budayanya
masing-masing dan menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di tanah
Kalimantan.
Di runut dari sejarahnya, suku dayak
sebetulnya pernah mendirikan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Dayak Nansarunai.
Akan tetapi, kerajaan ini tidak bertahan lama. Ia digempur dan dihancurkan oleh
kedigdayaan Majapahit yang saat itu tengah gencar melakukan ekspansi wilayah.
Sejarah dan asal usul suku
dayak juga dipengaruhi oleh budaya dari suku atau bangsa lain yang masuk
ke wilayah Kalimantan. Misionaris Kristen misalnya yang telah berhasil mengubah
kepercayaan suku dayak yang awalnya animisme menjadi percaya pada Al-Kitab,
budaya Islam yang dibawa orang-orang Jawa di masa kejayaan kerajaan Demak telah
membuat sebagian kecil masyarakat dayak beralih menganut Islam, serta
kebudayaan Tionghoa yang menambah keragaman pengetahuan seni mereka seperti
piring malawen, belanga, dan peralatan keramik.
Terlepas dari akulturasi dan pengaruh
budaya dari suku bangsa lainnya, pada kenyatannya saat ini suku dayak telah
terbagi menjadi 6 stanmenras atau 6 rumpun. Keenam rumpun yang antara lain
rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot
Danum-Ngaju, dan rumpun Punan tersebut menyebar ke seluruh wilayah di
Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Selatan, dan Kalimantan
Utara. Keenam rumpun tersebut juga terbagi lagi menjadi ratusan sub suku dayak
yang daftarnya dapat Anda lihat di sini.
4. ASAL USUL PENDIDIKAN DI INDONESIA ?
Kita ini senang mengunggul-ungguli
simbol tapi gagap pada substansi, Ki Hadjar Dewantoro diagung-agungken jadi
Bapak Pendidikan, tapi Taman Siswa sendiri hidup tak mau matipun enggan, Taman
Siswa seperti sekolah rakyat yang tak tersentuh, jauh dari sekolah para dewa,
sekolah internasional dan sekolah negeri yang beracuan pada pendidikan barat.
Bapak Pendidikan secara realistis
sepertinya cocok diberikan kepada Daendels, sebab dia-lah penguasa di
Nusantara pertama yang menciptakan sistem sekolah rakyat. Pada bulan Juni 1810,
di Cirebon Daendels melihat bahwa rakyat sama sekali tak dapat pendidikan
aksara, tak mendapat pendidikan mengenal lingkungannya. Lalu ia berbicara
dengan Pangeran Cirebon untuk segera dibentuk 'Sekolah Ronggeng'. Pada dasarnya
sekolah ronggeng adalah sekolah pertama kali yang memadukan sistem
pendidikan barat dengan sistem pendidikan timur dimana siswa didik dikenalkan
pada lingkungannya dengan melek huruf, disini berarti ada pertemuan antara
ketercerahan jiwa dengan ketercerahan intelektual. Pada tahun 1811 di Batavia,
Daendels melihat begitu banyak kematian bayi-bayi, dan tidak adanya perawatan
kesehatan. Daendels memerintahkan dibentuknya sekolah bidan. "Sekolah
Bidan" Daendels bisa dikatakan sebagai sekolah kedokteran tahap pertama
sebelum adanya sistem pendidikan yang sistematis pada masa-masa selanjutnya.
Daendels mencatat semua persoalan-persoalan penduduk pribumi dalam sebuah
arsip,
Bila Daendels bisa dikatakan Bapak
Pendidikan di Nusantara, maka Van Heutz bisa dikatakan Bapak Pembuka Sistem
Pendidikan. Van Heutz adalah Gubernur Jenderal terbesar pada masa Hindia
Belanda, dimasa dia-lah seluruh Nusantara dijadikan satu jaringan sistem
pemerintahan yang tertib dan teratur. Setelah pidato-nya yang terkenal di
Lapangan Banteng 10 Mei 1907 tentang kesempurnaan geopolitik di wilayah Hindia
Belanda, setelah pidato itu ia mengumpulkan seluruh penggede Hindia Belanda dan
akan melakukan politik pendidikan rakyat, disini Van Heutz membentuk
sistem sekolah desa, sebagai alat pencerdasan rakyat dan memberantas buta
huruf, rakyat harus dikenalkan pada dunia baca dan dunia tulis sehingga
pikirannya berkembang. -Dimasa Van Heutz pula dibicarakan tentang gagasan
sekolah peralihan (Schakel School). Disini Van Heutz menerapkan dasar-dasar
pedagogi yang secara sistematis mengenalkan dunia aksara dan dunia hitung lewat
sistem yang lebih teratur, Van Heutz juga membaca arsip-arsip yang dilaporkan
pada masa Daendels, dan keinginan Daendels membangun sistem pendidikan modern
di Jawa sebagai uji coba sistem pendidikan bagi anak pribumi, Van Heutz juga
membaca laporan-laporan tentang perkembangan politik di Parlemen Belanda yang
menuntut adanya sistem pendidikan teratur di Hindia Belanda, Parlemen Belanda
yang pada waktu itu dikuasai dua kelompok besar : Sosialis dan Liberal menuntut
dengan satu suara "Hidupkan Sistem Pendidikan Pribumi". Sistem
pendidikan yang diteriakan kelompok Van Deventer itu tak pernah sampai ke meja
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, sampai Van Heutz membentuk inisiatifnya sendiri
membangun sistem pendidikan yang progresif. Apa yang dilakukan Van Heutz ini
disempurnakan oleh Idenburg dan lebih sempurna lagi pada masa Van Limburg
Stirum dengan memasukkan sistem kurikulum paling teratur dan
terintegrasi, sistem kurikulum Van Limburg Stirum sampai sekarang masih
digunakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.Sebenarnya sekolah-sekolah
modern dibangun di Indonesia sudah ada sejak 1850, hanya saja pembangunannya
itu bertahap, seperti sekolah pendidikan (Kweekschool) itu didirikan pada tahun
1852 di Surakarta. Namun seluruhnya belum teratur dan masih dalam rangkaian
proses.
Substansi seluruh sistem pendidikan baru
secara serius digarap dan dijadikan pedoman pedagogis pada tahun 1918 pada masa
Van Limburg Stirum ini. Kesempurnaan seluruh entitas pendidikan terjadi pada
tahun 1918. Di Hindia Belanda sudah ada pendidikan kejuruan yang amat efektif
seperti sekolah dagang (handels onderweijs), sekolah pertanian (landbouw
onderweijs), sekolah pertukangan (amaatsch leergang) dan sekolah pertukangan
berbahasa Belanda (Ambaatchsschool)
Sekolah-sekolah formal akademis dari HIS
sampai HBS atau AMS dan Universiteit dibangun dimana-mana. Jadi dimasa
ketika Ki Hadjar Dewantoro membangun Taman Siswa ini bukan sebagai pembentuk
sistem pendidikan nasional, tapi perlawanan terhadap substansi kebangsaan
pendidikan nasional.
Berdirinya Taman Siswa tak lepas dari
diskusi panjang dua minggu yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantoro (waktu itu
nama resminya masih Suwardi Suryoningrat), Drs. Raden Mas Pandji Sosrokartono,
dan Ki Ageng Suryomentaram tentang hakikat kebangsaan, dialog-dialog mereka
amat panjang dan menyentuh pada persoalan kemanusiaan dan rasa jiwa manusia,
sehingga dicetuskanlah ide membangun pendidikan berorientas kebangsaan.
Beberapa tahun kemudian setelah diskusi panjang itu berdiri sekolah Taman Siswa
di Yogyakarta pada tahun 1922. Pendidikan Taman Siswa adalah pendidikan
perlawanan, awal dari mula-mula diuji coba untuk melawan kurikulum Belanda
dengan sistem pendidikan yang tak mengasingkan anak didik kepada bangsanya. Ini
substansi dari berdirinya Taman Siswa. Namun perkembangan Taman Siswa ke depan
malah dilindas dalam laju sejarah, Taman Siswa gagal menjadi sistem alternatif
pendidikan, kecuali nama Ki Hadjar Dewantoro yang seakan-akan menjadi simbol
atas pendidikan nasional kita.
Adalah Ki Said, salah seorang guru Taman
Siswa yang paling terkenal dan mengepalai sekolah Taman Siswa di Djakarta
antara tahun 1945-1966, Ki Said mengembangkan sistem pendidikan Taman Siswa
dengan amat revolusioner yaitu : "Bahwa setiap orang memiliki
bakatnya, setiap orang memiliki takdir atas bakatnya" patokan adagium
Ki Said inilah yang kemudian menjadi dasar-dasar pengembangan Pendidikan Taman
Siswa di Djakarta, dan hasilnya di masa Ki Said, Taman Siswa menyumbangkan
seniman-seniman besar Indonesia seperti : Benyamin S dan pelawak Ateng.
Benyamin S mengenang, pendidikan Taman Siswa-lah yang membuat ia mencintai
dengan amat sangat bangsa sendiri, ia tidak merasa malu menyanyikan lagu-lagu
betawi karena pendidikan Taman Siswa ini, ia bangga berhadapan dengan gengsi
lagu asing, karena ia merasa bahwa lagu yang ia bawakan adalah identitas paling
awal kemanusiaannya. Ki Said telah membentuk karakter Benyamin S dari seorang
anak bandel tukang catut menjadi seniman paling legendaris yang dimiliki bangsa
Indonesia. Ki Said amat mencintai Bung Karno, suatu waktu di awal tahun 1966,
Kesadaran Nasional adalah inti dari pendidikan Taman Siswa, inti dari pemikiran
Ki Hadjar Dewantoro, apabila sistem pendidikan nasional tak menghasilkan
kesadaran nasional, kebanggaan sebagai bangsa, kebanggaan bahwa kita adalah
bangsa yang mampu menyumbangkan kebudayaan dunia, membentuk peradaban baru,
maka jangan sekali-kali kalian menyatakan Bapak Pendidikan Nasional kalian
adalah Ki Hadjar Dewantoro, tapi secara realitas memanglah Bapak Pendidikan
Nasional kalian adalah Daendels, karena Daendels membangun pendidikan tanpa
jiwa nasionalisme ia hanya ingin menyebarkan ilmu pengetahuan, sama seperti
orang tua sekarang yang lebih bangga anaknya bisa bahasa Inggris di
tempat-tempat umum ketimbang lancar berbahasa Indonesia.
Kepada Ki Hadjar Dewantoro dan
kepada Ki Said, bangsa Indonesia berterima kasih telah dibentuk jiwanya.
5. ASAL USUL PENDIDIKAN DI KALIMANTAN
TENGAH ?
Cerita rakyat menyampaikan pesan bahwa
di zaman dulu dikenal lembaga pendidikan yang disebut kuwu, yang merupakan
lembaga pendidikan keluarga. Ketika Islam masuk ke Kalimantan Tengah mulai
diperkenalkan pendidikan Islam yang meliputi pelajaran mengaji di langgar atau
masjid. Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 telah memukul perkembangan pendidikan
di Kalimantan Tengah, sampai berangsur-angsur Belanda datang kembali sejak
tahun 1946. Sementara perang berkecambuk, usaha pendidikan berjalan terus. Pada
tahun 1957 lahirlah Propinsi Kalimantan Tengah dan ini berarti ditingkatkannya
pula perluasan dan kewenangan dalam mengatur pendidikan. Guna memelihara
koordinasi, pengawasan dan perencanaan semua kegiatan pendidikan, baik formal
dan non formal didirikanlah Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
0 Komentar Blog: