Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

artikel

0

 

Nama : Siti Lestari

Nim : AFD 116 028

MK : Pengembangan Belajar Online

 

 

DEFINISI DAN KOMPONEN E-LEARNING

            Kita mulai dari definisi. Istilah e-Learning atau eLearning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:

            eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

            LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:

            eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

Pengertian E-Learning Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian E-Learning, antara lain :

Darin E. Hartley [Hartley, 2001]

E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

Dong (dalam Kamarga, 2002)

Menurut Dong

            E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Jaya Kumar C. Koran (2002)

Menurutnya, E-learning adalah sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

Tahap-Tahap Mengimplementasikan Elearning :

Bagaimana sebuah inisiatif program elearning dimulai? Penulis telah merumuskan sebuah framework implementasi elearning yang sudah diuji di berbagai proyek inisiatif elearning di berbagai perusahaan nasional dan multinasional dan telah berhasil memberikan solusi terbaik dalam program pengembangan SDM di perusahaan tersebut. Framework yang dirumuskan terdiri dari 5 langkah yang harus dilakukan dan 4 aspek yang harus dipenuhi, antara lain : 5 langkah implementasi elearning : 1. Pre-assessment 2. Design 3. Development 4. Profiling 5. Final Assessment.

            4 aspek kunci implementasi elearning : 1. Governance 2. Infrastructure 3. Application 4. Content & learning design  Langkah Implementasi elearning Kelima langkah tersebut adalah tahap-tahap yang harus dilakukan dalam melaksanakan pengembangan elearning di sebuah perusahaan. Kelima langkah tersebut harus dilakukan secara berurut. Kelima langkah tersebut tidak melihat skala implementasi yang akan dilakukan, artinya berapa besar inisiatif elearning yang dilakukan apakah hanya 1 program training di unit kerja atau keseluruhan program training di perusahaan, kelima langkah tersebut tetap harus dilakukan.

            Langkah Implementasi Elearning Dalam setiap langkah implementasi terdapat 4 aspek kunci yang harus diperhatikan (akan dibahas pada pembahasan berikutnya). 1. Pre-assessment Pada langkah ini dilakukan assessment terhadap lingkungan pembelajaran eksisting yang berjalan pada perusahaan. Dapat dilakukan melalui feasibility study secara lengkap atau jika skala implementasinya tidak terlalu besar maka dapat dilakukan melalui survey terbatas atau focus group discussion di unit kerja yang bersangkutan. Outpot dari kegiatan pre-assessment ini adalah profil eksisting yang dimiliki oleh perusahaan sebagai modal dasar dalam implementasi elearning selanjutnya. Penulis biasanya merumuskan hasilnya berupa analisis SWOT terhadap semua aspek yang telah di asesmen.

            Design (Perancangan) Langkah kedua adalah melakukan perancangan terhadap program elearning yang akan dikembangkan. Dengan berbekal hasil pre-assessment sebelumnya, tahap ini merumuskan rancangan program elearning baik dari sisi governance (tata kelola), infrastructure (infrastruktur), application (aplikasi) dan content & learning design (konten dan desain pembelajaran).      Development (Pengembangan) Langkah ketiga adalah tahap development. Pada tahap ini rancangan elearning yang sudah disiapkan mulai dikembangkan secara paralel, diantaranya penyusunan draft tata kelola pelaksanaan program, pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dokumen rancangan sistem dan juga mengembangkan konten dan learning design.

            Profiling (Uji coba terbatas) Langkah keempat adalah uji coba terbatas atau yang biasa penulis sebut profiling. Dalam tahap ini seluruh perangkat elearning (governance, infrastruktur, aplikasi dan konten/learning design) diujicobakan kepada audien terbatas. Dapat diambil sampel audien sebanyak 10% dari populasi total audien yang akan menggunakan program elearning di kemudian hari. Untuk melakukan profiling juga perlu dipertimbangkan masalah lokasi, terkadang dalam sebuah perusahaan memiliki kantor-kantor cabang yang tersebar hingga ke pelosok maka profiling juga perlu dilakukan pada sampel lokasi tersebut, dengan tujuan dapat mendapatkan profil yang menyeluruh tentang kondisi dan kesiapan seluruh perangkat yang telah dikembangkan/dibangun.

             Final Assessment Tahap terakhir adalah final assessment. Pada tahap ini dilakukan pengukuran kembali 4 aspek kunci (governance, infrastructure, application, content & learning design) dan dibandingkan dengan hasil assessment sebelumnya. Output dari tahap ini adalah perusahaan mendapatkan gambaran utuh tentang perbedaan kondisi sebelum dan sesudah mengimplementasikan (secara terbatas) elearning di perusahaan, sehingga akan menjadi sebuah kesimpulan yang paripurna apakah program elearning yang diprogramkan akan terus dilakukan atau tidak (go or no go!).

 

            Aspek Kunci Implementasi Elearning 4 aspek kunci implementasi elearning adalah aspek-aspek yang menjadi kebutuhan kunci dalam mengimplementasikan elearning di sebuah perusahaan. Keempat aspek tersebut harus senantiasa diperhatikan dalam setiap langkah pengembangan elearning, karena apabila satu saja aspek terabaikan maka implementasi elearning akan menemui hambatan yang serius di kemudian hari.

Share :

Komentar Facebook:

0 Komentar Blog:

Entri Populer