BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Perkembangan merupakan proses dimana
seorang individu mengalami perubahan dalam aspek psikologis dan
sosialnya.Setiap individu dalam proses hidupnya selalu akan
mengalami,tumbuh,berkembang baik dalam hal psikologis maupun sosialnya dengan
melaui beberapa periode/tahapan-tahapan perkembangan .Adapun tahapan-tahapan
perkembangan suatu individu memiliki beberapa dan tugas-tugas yang harus
dicapai demi keberhasilan perkembangan pada fase tersebut.Keberhasilan mencapai
fase tersebut sangat mempengaruhi individu untuk melalui tahapan perkembangan
selanjutnya dan memperlancar pelaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahap
selanjutnya.Sebaliknya,jika seseorang individu gagal melaksanakan tugas-tugas
perkembangan pada tahapan tersebut akan berakibat tidak baik bagi perkembangan
psikologis maupun sosialnya.
Salah
satu tahapan perkembangan yang harus dilalui oleh individu dalam rentang
kehidupan nya adalah masa remaja.Remaja adalah masa dimana pada individu berusia antara 11-17 tahun yang ditandai
dengan sifat-sifat yang idealis,berkhayal,memiliki ego yang tinggi dan mulai
berpikir tentang masa depan.Hal tersebut menunjukkan remaja bahwa mereka telah
berada dalam masa perkembangan yang disebut adolensi.
Masa
ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia,dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil tetapi
juga belum dapat dikatakn dewasa yang pada umumnya merupakan mssa peralihan
dari anak-anak menuju dewasa yang kembali lagi dianut dengan masa pubertas atau
adolensi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a)
Apa pengertian dari tugas-tugas perkembangan?
b)
Apa tugas-tugas perkembangan dan
perbedaan perkembangan peserta didik pada setiap masa perkembangan?
c)
Hukum apa saja yang mengatur tentang
perkembangan dan pertumbuhan?
d)
Bagaimana karakteristik peserta didik?
1.3 TUJUAN
a) Menjelaskan
definisi Perkembangan dan tugas-tugas perkembangan
b) Mengetahui
tugas tugas dan perbedaan perkembangan individu dari setiap masa perkembangan
c) Memahami
hukum-hukum tentang perkembangan dan pertumbuhan
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1. TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah
tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,
tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas
perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan
masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian
tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai
usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
·
Belajar berjalan
·
Belajar mekan makanan padat
·
Belajar berbicara
·
Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
·
Mencapai stabilitas fisiologik
·
Membentuk pengertian sederhana tentang
realitas fisik dan sosial
·
Belajar kontak perasaan dengan orang tua,
keluarga, dan orang lain
·
Belajar mengetahui mana yang benar dan yang
salah serta mengembangkan kata hati
2. Masa Anak Sekolah
·
Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
·
Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri
sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
·
Belajar bergaul yang bersahabat dengan
anak-anak sebaya
·
Belajar peranan jenis kelamin
·
Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca,
menulis, dan berhitung
·
Mengembangkan pengertian-pengertian yang
diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
·
Mengembangkan kata hati moralitas dan skala
nilai-nilai
·
Belajar membebaskan ketergantungan diri
·
Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok
dan lembaga-lembaga
3. Masa Remaja
·
Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya
secara efektif
·
Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai
pria/wanita
·
Menginginkan dan mencapai perilaku social yang
bertanggung jawab social
·
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
dan orang dewasa lainnya
·
Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak
wanita dan anak-anak laki-laki
·
Perkembangan skala nilai
·
Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang
lebih adekwat
·
Persiapan mandiri secara ekonomi
·
Pemilihan dan latihan jabatan
·
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
4. Masa Dewasa Awal
·
Mulai bekerja
·
Memilih pasangan hidup
·
Belajar hidup dengan suami/istri
·
Mulai membentuk keluarga
·
Mengasuh anak
·
Mengelola/mengemudikan rumah tangga
·
Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara
·
Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
5. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
·
Menerima dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisik dan fisiologis
·
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan
hidup sebagai individu
·
Membantu anak-anak remaja belajar menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
·
Mencapai dan mempertahankan prestasi yang
memuaskan dalam karir pekerjaan
·
Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu
senggang yang dewasa
·
Mencapai tanggung jawab sosial dan warga
Negara secara penuh.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas –
tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal
akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan
– kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Hurlock (1981) menyebut tugas –
tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok
budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan
memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang
kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
1. Adanya
kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2. Tuntutan
masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3. Tuntutan
dari dorongan dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang sedang
berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan
4. Tuntutan
norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada setiap fase
perkembangan (Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen,
1974; Havighurst, 1976) ) sebagai berikut :
1.
Tugas – tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak – kanak (0 – 6
tahun)
·
Belajar berjalan.
·
Belajar memakan makanan padat.
·
Belajar berbicara.
·
Belajar buang air kecil dan buang air
besar.
·
Belajar mengenal perbedaan jenis
kelamin.
·
Mencapai kestabilan jasmaniah
fisiologis.
·
Membentuk konsep – konsep (pengertian)
sederhana kenyataan sosial dan alam.
·
Belajar mengadakan hubungan emosional
dengan orang – orang disekitarnya.
·
Belajar mengadakan hubungan baik dan
buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang
tugas perkembangan disetiap fase – fase perkembangan 0 – 6 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang
berjudul The first tear of life :
a) Fase
pertama (0 – 1 tahun)
Belajar menghayati berbagai objek diluar diri
sendiri, melatih fungsi – fungsi motorik.
b) Fase
kedua (2 – 4 tahun)
Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri,
disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap –
cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan binatang
kesayangannya.
c) Fase
ketiga ( > 5 tahun)
Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki
masyarakat luas (pergaulan dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar.
Menurut Soe’oed (dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) syarat penting untuk
berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial. A. Gosin (Soe’oed,
dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) : sosialisasi adalah proses belajar yang dialami
oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai – nilai dan norma – norma agar
dia bisa berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya.
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya
Developmental Psychology :
a. Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9
bulan dikandungan ibu.
b. Masa natal :
·
Infancy atau neonatus (dari lahir sampi
usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan
·
Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun),
bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena
perkembangan) anak mulai berusaha menjadi lebih independen.
·
Masa anak ( > 2 tahun), Anak belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga dia merasa bahwa dirinya
merupakan bagian dari lingkungan yang ada.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and
Society :
·
Masa bayi (0 – 1,5 tahun), anak belajar
bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis
mengenai kemungkinan – kemungkinan mencapai kepuasan.
·
Masa Toddler (1,5 – 3 tahun)
·
Anak belajar menggunakan kemampuan
bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting, yakni pemisahan diri
dari ibu dan mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk
hidup.
·
Awal masa kanak – kanak ( > 4 tahun)
·
Anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat
perhatian anak berubah dari benda ke orang.
2.
Tugas – tugas perkembangan pada masa sekolah (6 – 12 tahun)
Menurut Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984,
syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) tugas – tugas perkembangan masa
ini adalah :
·
Belajar memperoleh keterampilan fisik
untuk melakukan permainan : bermain sepak bola, loncat tali, berenang.
·
Belajar membentuk sikap yang sehat
terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
·
Belajar bergaul dengan teman – teman
sebaya.
·
Belajar memainkan peranan sesuai dengan
jenis kelaminnya.
·
Belajar keterampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung
·
Belajar mengembangkan konsep sehari –
hari.
·
Mengembangkan kata hati
·
Belajar memperoleh kebebasan yang
bersifat pribadi
·
Mengembangkan sikap yang positif
terhadap kelompok sosial dan lembaga–lembaga.
Menurut ahli psikologi lain tentang tugas – tugas
perkembangan fase anak 6 – 12 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang
berjudul The first tear of life :
·
Fase ketiga (6 – 8 tahun)
Anak belajar bersosialisasi dengan lingkungannya.
·
Fase keempat (9 – 12 tahun)
Anak belajar mencoba, bereksperimen,bereksplorasi,
yang distimulasi oleh dorongan – dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang
besar
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya
Developmental Psychology :
·
Masa anak (6 – 11 tahun).
Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan.
·
Masa praremaja (11 – 12 tahun).
Anak belajar memberontak yang ditunjukkan dengan
tingkah laku negatif.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and
Society :
·
Awal masa kanak – kanak (6 – 7 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman
sepermainannya, ia mulai bias melakukan hal – hal kecil (berpakaian, makan)
secara mandiri.
·
Akhir masa kanak – kanak (8 – 11 tahun)
Anak belajar untuk membuat kelompok dan
berorganisasi.
·
Awal masa remaja (12 tahun)
Anak belajar membuang masa kanak – kanaknya dan
belajar memusatkan perhatian pada diri sendiri.
3.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA(adolescence)
Masa ini merupakan masa transisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas,
1976 ; Kaczman & Riva, 1996). Remaja merupakan masa berkembangnya identity
(identitas) (Erik Erickson (Adams & Gullota, 1983 : 36 – 37; Conger, 1977 :
92 – 93)). Identity adalah suatu pengorganisasian dorongan – dorongan (drives),
kemampuan – kemampuan (abilities), keyakinan – keyakinan (beliefs), dan
pengalaman – pengalaman individu kedalam citra diri (images of self) yang
konsisten (Anita E. Woolfolk). Lustin Pikunas (1976 : 257 – 259), masa remaja
akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara
matang agar dapat diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya.
Menurut beberapa ahli tugas – tugas perkembangan
pada masa ini adalah :
1. William Kay
·
Menerima fisiknya sendiri beriku
keragaman kualitasnya.
·
Mencapai kemandirian emosional dari
orangtua atau figur – figur yang menjadi otoritas.
·
Mengembangkan keterampilan komunikasi
interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain baik
secara individual maupun kelompok.
·
Menemukan manusia model untuk dijadikan
identitasnya.
·
Menerima dirinya sendiri dan memiliki
kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
·
Memperkuat kemampuan mengendalikan diri
atas dasar prinsip atau falsafah hidup.
·
Mampu meninggalkan masa kanak –
kanaknya.
2. Robert J. Havighurst (1961)
·
Mencapai hubungan yang lebih matang
dengan teman sebaya.
·
Mencapai peranan sosial sebagai pria
atau wanita.
·
Menerima keadaan fisiknya dan
menggunakannya secara efektif.
·
Mencapai kemadirian emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya.
·
Mancapai jaminan kemandirian ekonomi.
·
Memilih dan mempersiapkan karir
(pekerjaan).
·
Belajar merencanakan hidup berkeluarga.
·
Mengembangkan keterampilan intelektual.
·
Mencapai tingkah laku yang bertanggung
jawab secara sosial.
·
Memperoleh seperangkat nilai dan sistem
etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.
·
Mengamalkan nilai – nilai keimanan dan
ketakwaan kepada tuhan dalam kehidupan sehari – hari, baik pribadi maupun
sosial.
3. Secara
Umum Tugas tugas Remaja
·
Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra remaja, anak tumbuh demikian cepat
mengarahkan pada bentuk orang dewasa, yang dibarengi oleh perkembangan sikap
dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana
adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan hayalan dan impian.
·
Mampu menerima dan memahami peran seks
usia dewasa.
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan
diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya
masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria
atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
·
Mampu membina hubungan baik dengan
anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksuil yang dicapai sejak
awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial yang terutama
ditekankan pada hubungan antara dua jenis kelamin yang merupakan suatu
kewajaran remaja saling mencari pasangan. Sangat penting dalam hal ini, bahwa
seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan
jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibuthkan dan rasa berharga.
·
Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang dihadapkan bagi remaja
adalah bebas dar ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak
mereka. Pada masa kanak-kanak, anak sangat bergantung emosinya pada orang tua
atau orang dewasa lain. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi
mengalami perasaan bergantung semacam itu.
·
mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan
dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka
akan kelak hidup sebagai orang dewasa.
·
Mengembangkan konsep dan keterampilan
intelektual yang sangat diperlakukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan
biologis dan keragamn pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan
kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar
tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sisitem nilai yang
dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan atau menduga
hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi berdasarkan sesutau yang abstrak dan
memikirkan semua kemungkinan secara sistematis utnuk memecahkan suatu persoalan
atau masalah.
·
Memahami dan menginternalisasi
nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
·
Mengembangkan perilaku tanggung jawab
sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya
telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja.
Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin
atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain. Pada usia remaja akhir,
para remaja sudah dapat mencapai sikap altruistik yang tinggi.
·
Mempersiakan diri untuk memasuki
perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam,
sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian
lainnya menerimanya dengan sikap positif.
·
Memahami dan mempersiapkan berbagai
tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan fase remaja ini amat
berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal.
Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan
tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja.
Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
4.
TUGAS –TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Masa dewasa tidak kalah pentingnya dengan masa-masa
yang lain dalam kehidupan. Di masa inilah, segala kematangan dalam kehidupan
diperoleh. Sedangkan tugas-tugas perkembagan masa dewasa awal adalah sebagai
berikut:
·
Memilih teman bergaul (sebagai calon
suami atau calon istri)
Dewasa awal sadar bahwa dirinya ada rasa simpati,
rasa tertarik untuk selalu bersama-sama dengan lawan jenisnya. Tetapi mereka
umumnya masih ada rasa ragu dan malu untuk saling mendekat dan saling bergaul
pada mulanya.
·
Belajar hidup bersama dengan suami atau
istri
·
Mulai hidup dalam keluarga
·
Belajar mengasuh anak-anak
·
Mengelola rumah tangga
·
Mulai bekerja dalam suatu jabatan
·
Mulai bertanggung jawab sebagai
warganegara secara layak
·
Memperoleh kelompok sosial yang seirama
dengan nilai-nilai pahamnya
5. TUGAS PERKEMBANGAN MASA SETENGAH BAYA
Pada masa setengah baya, tanggung jawab sebagai
manusia dewasa menjadi lebih besar. Tugas-tugas perkembangan pada masa ini,
yaitu:
v Memperoleh
tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berwarga negara dan hidup
bermasyarakat.
v Menetapkan
dan memelihara suatu standart kehidupan ekonomi bagi kehidupannya.
v Membantu
anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia.
v Mengembangkan
kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang dewasa.
v Menciptakan
hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi.
v Menerima
dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan pisiologis
dalam masa setengah baya.
v Menyesuaikan
diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.
6. TUGAS PERKEMBANGAN MASA TUA
Pada umumnya pada masa ini manusia banyak mengalami
degradasi, terutama pada aspek fisik. Tugas-tugas pada masa ini ialah:
ü
Menyesuaikan diri pada keadaan
berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.
ü
Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan
pendapatan yang berkurang.
ü
Menyesuaikan diri dalam keadaan
meninggalnya suami atau istri.
ü
Menjalin hubungan yang rapat dengan
teman-teman seusia.
ü
Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai
warga negara dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat.
ü
Menyusun keadaan hidup yang memuaskan
dalam hal fisik.
2.2.Hukum-Hukum
Pertumbuhan dan Perkembangan
Hukum pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu
kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang mempengaruhi
karakteristik setiap individu. Adapun hukum-hukum perkembangan adaah sebagai
berikut:
1. Hukum
Cephalocoundal
Menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari
kepala kearah kaki. Bagian pada kepala tumbuh terlebih dahulu daripada
bagian-bagian lain. Misalnya kepala bayi yang baru lahir tumbuh lebih “matang”
daripada bagian tubuh lainnya.
2. Hukum
Proximodistal
Menyatakaan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada
sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang berada di pusat, seperti
jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada yang
ada di tepi.
3. Perkembangan
terjadi dari Umum ke Khusus
Menyatakaan bahwa proses perkembangan yang dimulai
dari hal-hal yang umum, kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang
lebih khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Werner bahwa anak lebih dahulu
mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu
daripada menggerakan jari-jari tangannya.
4. Perkembangan
Berlangsung dalam tahapan-tahapan Perkembangan
Menyatakaan bahwa dalam proses perkembangan terjadi
tahapan yang terbagi ke dalam masa-masa perkembangan, dimana di setiap masa
perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Contoh penahapan
pada manusia antara lain meliputi masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2
minggu), masa bayi (2-1 bulan), masa pra-sekolah (1-5 tahun), dan seterusnya.
5. Hukum
Tempo dan Ritme Perkembangan
Menyatakan bahwa tahapan perkembangan berlangsung
secara berurutan, terus menerus, dan dalam tempo perkembangan yang relatif
tetap serta berlaku umum. Perbadaan cepat lambatnya suatu penahapan
perkembangan menampilkan perbedaan individual, tidak banyak yang bisa dilakukan
guru atau orangtua untuk mempercepat atau memperlambat tempo dan irama
perkembangan tersebut.
2.3.Karakteristik
Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Usia Menengah (Remaja)
Istilah asing yang sering dipakai menggambarkan
remaja adalah puberteit, adolescentia, youth. Dalam Bahasa Indonesia sering
disebut pubertas atau remaja. Remaja sulit didefinisikan secara mutlak sehingga
remaja menurut berbagai sudut pandangan.
- Pengertian
Remaja menurut Hukum
Tidak ada konsep remaja yang diterangkan secara
terbuka menurut hukum, hanya saja pada undang-undang perkawinan disebutkan
bahwa usia minimal untuk suatu perkawinan adalah 16 tahun untuk wanita dan 19
tahun untuk pria (pasal 17 Undang-Undang No. 1/1974 tentang perkawinan).
Rentang usia tersebut disejajarkan dengan pengertian remaja menurut ilmu-ilmu
sosial.
- Remaja
Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Menurut ilmu kedokteran remaja dikenal sebagai suatu
tahapan perkembangan fisik saat organ reproduksinya telah mencapai kematangan.
Secara anatomis keadaan tubuh umumnya sudah mencapai keadaan yang sempurna,
contohnya seorang pria mulai berotot dan berkumis.
- Batasan
Remaja menurut WHO
Menurut WHO remaja yaitu sebagai berikut:
- Individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual.
- Individu
mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa.
- Terjadi
peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh pada keadaan yang
relatif lebih mandiri.
- Remaja
Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Puncak perkembangan kejiwaan itu ditandai oleh
adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke kondisi “negen-tropy”
(Sarlito,1991:11). Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum
tersusun secara rapi. Kondisi negentropy adalah suatu keadaan yang
menggambarkan bahwa isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu
terkait dengan perasaan atau sikapnya. Konflik-konflik dalam diri remaja yang
sering menimbulkan masalah bergantung pada keadaan masyarakat sekitarnya.
Remaja yang tinggal di sekitar masyarakat yang menuntut persyaratan berat untuk
menjadi dewasa akan mengalami masa remaja dalam kurun waktu yang panjang.
- Definisi
Remaja menurut Masyarakat Indonesia
Sebagai pedoman umum, batasan usia remaja Indonesia
adalah 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah
sebagai berikut:
a. Usia
11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
tampak (kriteria fisik).
b. Usia
11 tahun dianggap sudah akhil balig, sehingga mereka tidak diperlakukan seperti
anak-anak.
c. Pada
usia tersebut, tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital perkembangan
kognitif maupun moral.
d. Batas
usia 24 tahun dianggap sebagai batas masa remaja, asalkan mereka sudah tidak
menggantungkan diri.
e. Seorang
yang sudah menikah akan dianggap dewasa, walau berapapun usia mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau
tidaknya sangat berperan terhadap kehidupan individu. Tugas-tugas ini
dipengaruhi oleh faktor fisik, kultural, cita-cita hidup, dan norma
agama.Tugas-tugas perkembangan anak mulai bayi hingga usia sekolah adalah
cenderung kepada proses pembelajaran awal tentang tata cara dasar berperilaku
dan bermasyarakat. Sedangkan pada masa remaja, cenderung terjadi pencarian jati
diri individu dan proses-proses pendewasaan baik fisik maupun psikis.
Pada masa dewasa awal dan setengah baya, individu
mulai mencapai kematangan dalam berpikir dan berperilaku. Di masa ini, tanggung
jawab seorang individu sangat diimplementasikan, terutama mengenai kehidupan
berumah tangga. Sedangkan saat mencapai usia tua, individu banyak mengalami
degradasi, terutama secara fisik. Kemampuan umum dan kesehatan umumnya menjadi
menurun.
3.2 KRTIK
DAN SARAN
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa
kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa
pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu
yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula
sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya
dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di
waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak
pantas. mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan.
Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku
anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu
keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Mohammad., Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Fatimah,Enung.Psikologi
Remaja:Perkembangan Peserta Didik.Pustaka Setia
http://kafeilmu.com/tema/makalah-tugas-perkembangan-remaja-teori-havigharst.html
0 Komentar Blog: