KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kehadirat Allah karena atas berkah, rahmat, dan hidayahNya
sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kami harapkan. Tugas makalah yang diberi judul “ Kenakalan Remaja” ini ialah suatu karya tulis yang
terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan tugas dari
aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kemudian dengan
selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terimakasih kepada Guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam mengajarkan langkah-langkah
pembuatan makalah sehingga makalah ini dapat tersusun meski banyak kekurangan
didalamnya. Harapan penulis semoga malakah yang telah kami susun ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Kritik serta saran yang
membangun dari pembaca penulis harapkan agar kedepannya makalah ini dapat jauh
lebih baik lagi. Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
·
Banyaknya
remaja yang melakukan kenakalan remaja yang tidak sewajarnya.
·
Ditinjau
dari lingkungan sekitar yang mendukung akan anak remaja berbuat negatif.
·
Kenakalan
remaja terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar yang sedang marak terjadi.
·
Kembali
kepada masing-masing individu.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang menyebabkan kenakalan
remaja terjadi ?
2. Bagaimana peran orang tua, guru dan
lingkungan sehingga anak melakukan kenakalan remaja ?
3. Bagaimana para remaja bisa berubah
menjadi remaja yang nakal ?
4. Dampak apa saja yang ditimbulkan
oleh kenakalan remaja ?
5. Apa tips untuk mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja?
1.3
TUJUAN
Mengetahui penyebab kenakalan remaja
dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada
kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menanggulangi kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut
akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada
usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah
kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan
remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring
berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah
kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu
peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,
perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru,
dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat
mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal
sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak
menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak
contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman
keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak
adanya pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari orang tua.
Banyak
faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak. Biasanya
hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk,
karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah
terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian
dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting
yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama
yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama
pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak
berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan
agama dan pada diri anak sendiri.
2.1
PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Perilaku
‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
2.1.1
Faktor Internal :
1.1 Krisis
identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada
diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas
peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedia.
2.1 Kontrol diri
yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima
akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2.1.2
Faktor Eksternal :
1.
Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar
anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku
negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap
eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.
Pengaruh
kawan sepermainan yang kurang baik
3.
Komunitas / lingkungan tempat tinggal
yang kurang baik.
Beberapa faktor lain yang dapat
menyebabkan kenakalan remaja :
Ü reaksi frustasi diri
Ü gangguan berpikir dan
intelegensia pada diri remaja
Ü kurangnya kasih sayang
orang tua / keluarga
Ü kurangnya pengawasan
dari orang tua
Ü dampak negatif dari
perkembangan teknologi modern
Ü dasar-dasar agama yang
kurang
Ü tidak adanya media
penyalur bakat/hobi
Ü masalah yang dipendam
2.2
Peran
Orang Tua, Guru dan Lingkungan
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak
tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi
semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan
dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan
pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya
baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang
merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan
tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang
baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan
tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat.
Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana
peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga
dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi
yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus
selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah
kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan
profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru
yang harus demikian ?
Peran guru tidak hanya sebatas tugas
yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang
harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori
akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang
guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah
sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun,
sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat
mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk
dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan
referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang
ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi
kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini
layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi
seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi
anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak
remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit
bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika
dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau
sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal
sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat
seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya
yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang
terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah
sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak
remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih,
mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis
apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan
mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah (
guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja
tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan
remaja.
Peran orang tua yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya
terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja
kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan
moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke
jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja
yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan
kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan
remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua
Tidak mudah memang untuk menjadi
seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang
akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi
di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk
menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para
remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang
sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru
memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak
tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia,
sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu
terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media
masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan
Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri
murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa
orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola
kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan
kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para
remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari
Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit
dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi
foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan
kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang
tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat
anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan
komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang
intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung
bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan
menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama,
tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang
tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk
mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua
sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja,
setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun
harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas
dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan
pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan
remaja, Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan
lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan
yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan
selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan
masa depan para remaja.
2.3
Contoh
/ Jenis-jenis Kenakalan remaja :
-
membolos
sekolah
-
kebut-kebutan
di jalanan
-
Penyalahgunaan
narkotika
-
perilaku
seksual pranikah
-
perkelahian
antar pelajar
-
dan
lain-lain
2.4
Tips
untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja
ö
Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya
kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya
segera dapat terselesaikan.
ö
Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
ö
Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media
komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
ö Perlunya materi
pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa mungkin
dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan
ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat
terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
1) Pada dasarnya
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpangdari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang disekitarnya.
2) Kenakalan
remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor.Perilaku nakal
remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal)maupun faktor dari luar (eksternal).
3) Remaja harus
bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal
pada tahap ini.
4) Adanya motivasi
dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
kenakalan remaja.
5) Anak-anak yang
tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat
menyebabkan kegoncangan emosi.
3.2
Saran
1)
Perlu adanya
tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakanremaja di Indonesia
agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2)
Perlunya
penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religious pada diriseorang remaja
DAFTAR PUSTAKA
0 Komentar Blog: