Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

MAKALAH DIMENSI DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

0




























KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, puji syukur kita panjatkan  kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan kepada hambanya sehingga kami dapat menyelesiakan tugas makalah ini tepat pada pada waktunya dengan judul “DIMENSI dan TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK’’.

kami menyadari bahwa  dalam penulisan  Makalah  ini  masih banyak  kekurangan  dan  kesalahan  baik  dalam  segi  substansi  maupun  tata  bahasa, Oleh karena  itu  kritik  dan  saran  sangat  diharapkan demi perbaikan tugas makalah selanjutnya agar lebih baik lagi. Atas saran dan kritikannya saya ucapkan banyak terimah kasih.












Palangka Raya 07 April 2017

Penyusun




















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................................   i
DAFTAR ISI......................................................................................................................   ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................................   2
C.     Tujuan Penulisan......................................................................................................   2
D.    Manfaat Penulisan...................................................................................................   2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Dimensi perkembangan peserta didik......................................................................   3
B.     Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik..............................................................   4
C.     Problema Perkembangan Peserta Didik...................................................................   5
D.    Perkembangan Peserta Didik dan Praktik Pembelajaran.........................................  

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................................  
B.     Saran .......................................................................................................................  

DAFTAR PUSTAKA























BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sebuah kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu cara memenuhi fungsi pendidikan nasional yang mana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas, beriman dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa.
Usaha yang nantinya dapat dilakukan oleh seorang pendidik yang berkualitas adalah memahami bagaimana peserta didiknya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah subjek dan objek dari kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran akan tercapai bila peserta didik berusaha aktif untuk mencapainya.
Belajar-mengajar adalah sebuah proses interaksi antara peserta didik dan guru. Peranan guru sebagai pembimbing mengacu pada banyaknya peserta didik yang bermasalah (Hamiyah dan Jauhar, 2014:14).
Masing-masing peserta didik memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan yang lain. Peserta didik dapat dilihat dari perbedaan kemampuan masing-masing anak.
Perbedaan perilaku ini bisa dikarenakan perbedaan kemampuan.
Perbedaan kemampuan ini ada yang menganggap disebabkan oleh kemampuan manusia yang ditakdirkan tidak sama, ada pula yang beranggapan karena perbedaan cara menyerap informasi dari suatu gejala (Bangsawan, 2006:4). Atau dengan kata lain kecerdasan menjadi salah satu penyebab masing-masing peserta didik memiliki perbedaan. Entah pembawaan sejak lahir atau pendidikan serta pengalaman.
Betapa tingginya nilai keberhasilan seorang pendidik, program pengajara yang dilakukan secara baik dan sistematik tidak dapat berjalan dengan baik jika pendidik tidak mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik yang dihadapinya.
Oleh sebab itu, secara spesifik pendidik harus mengetahui bagaimana anak didiknya secara mendalam. Perlu dilakukannya evaluasi terpusat dari bagaimana memahami dimensi, tugas-tugas, tahapan perkembangan bahkan sampai pada problema peserta didik yang sering terjadi.
Sebagai pedoman dalam pencapaian setiap kegiatan belajar-mengajar, pengajar diwajibkan mampu merumuskan tujuan pembelajarannya serta memahami karakteristik perilaku dan kemampuan peserta didiknya.









B.  Rumusan Masalah

                               Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa sajakah dimensi perkembangan peserta didik?
2.       Apakah tugas-tugas perkembangan?
3.      Apakah problema yang dapat mempengaruhi perkembangan?
4.       Bagaimanakah perkembangan peserta didik dan praktik pembelajaran?


C. Tujuan Penulisan

                               Adapun tujuan penulisan ialah sebagai berikut:
1.      Untuk memaparkan dimensi perkembangan peserta didik.
2.      Untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan.
3.       Untuk memahami problem yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik.
4.      Untuk menjelaskan perkembangan peserta didik dan praktik pembelajaran.

.

D. Manfaat Penulisan
                
                 Manfaat penulisan ini adalah untuk menambah  referensi dan menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.                            
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dimensi Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun nonfisik. Perkembangan itu umumnya berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkelanjutan. Dan untuk hal-hal yang bersifat nonfisik, bisa saja sifat perkembangannya berlangsung secara acak. Dimensi-dimensi perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi :
1.      Perkembangan fisik. Perkembangan fisik individu mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis. Perkembangan anatomis berupa perubahan kuantiatif pada struktur tulang, tinggi dan berat badan, dan lain-lain. Misalnya konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan sekresi kelenjar, dan pencernaan. Perkembangan keduanya biasanya berjalan relatif seirama.
2.       Perkembangan perilaku psikomotorik. Perkembangan ini menuntut koordinasi fungsional antara sistem syaraf dan otot, serta fungsi-fungsi psikis.
3.      Perkembangan bahasa. Manusia memiliki potensi dasar berbahasa, tergantung pada dimana dia bermukim dan berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.
4.      Perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sama dengan perkembangan kapasitas nalar otak atau inteligensi. Dan perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja.

 Banyak versi teoritis mengenai tahap perkembangan kemampuan berpikir atau kognitif anak. Teori tahap perkembangan kognitif dikemukakan oleh psikolog Swiss, Jean Piaget (1896-1980). Menurut Piaget ada empat tahap perkembangan kognitif manusia :
a.       Tahap sensorimotorik (sensorymotor stage), yang berlangsung sejak manusia dilahirkan sampai kira-kira berusia 2 tahun.
b.      Tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung sejak kira-kira anak berusia 2-7 tahun.
c.       Tahap operasional kongkrit (cuncrete operational stage), yang berlangsung kira-kira pada usia 7-11 tahun.
d.       Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terjadi antara usia 11-15 tahun atau seusia sekolah menengah pertama hingga kelas bawah sekolah menengah atas.

5.      Perkembangan perilaku sosial. Manusia merupakan makhluk sosial, begitupula dalam perilaku sosial tampak dalam peran yang ditampilkan, respon interpersoanal yang berkaitan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ataun respon ekspresif yaitu ciri-ciri respon interpersonal yang berkaitan dengan ekspresi diri, kebiasaan-kebiasaan yang khas dan sebagainya.
6.      Perkembangan moralitas. Dalam tahap perkembangan moral ini adalah ukuran dari tinggi atau rendahnya moral seseorang berdasarkan penalaran moralnya.
7.      Perkembangan bidang keagamaan. Manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang “Serba Maha” di luar dirinya. Sehingga inilah penghayatan dibidang keagamaan, dalam apapun agama yang dianutnya.
8.      Perkembangan konatif. Konatif merupakan perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku seseorang yang bersumber dari kebutuhan-kebutuhannya. Dan motivasi ini bisa bersumber dari dorongan internal dan eksternal.
9.       Perkembangan emosional. Dalam perkembangan emosional melibatkan banyak variabel, seperti rangsangan yang menimbulkan emosi, perubahan fisiologis, suasana lingkungan, kondisi kesehatan, ketersediaan kebutuhan, iklim interaksi dengan lingkungan dan orang lain.

B. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik

                 Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada  faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan. Cita-cita dan norma-norma agama. Di bawah ini dikemukakan Havighurat (1948) mengenai tugas-tugas perkembangan. Selanjutnya, dikemukakan juga tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Usia sekolah. Materinya dikembangkan dari berbagai sumber.
                 Adapun Periode Perkembangan dan Tugas-tugas Perkembangan:

No
Periode Perkembangan
Tugas-tugas Perkembangan
1
Masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0-6,0 tahun)
1.      Belajar berjalan pada usia 9.0-15.0 bulan.
2.      Belajar memakan makanan padat.
3.      Belajar berbicara.
4.      Belajar mengenali perbedaan jenis kelamin.
5.      Mancapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
6.      Dll
 2
Masa kanak-kanak berakhir dan anak sekolah (6.0-12.0,usia SD/sederajat)
1.       Belajar  membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
2.      Belajar bergaul dengan teman sebaya.
3.       Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
4.      Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
5.       Mengembangkan kata hati.
 3
Masa Remaja (12.0 – 21.0)
1.      Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2.      Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3.      Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif.
4.       Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5.      Mencapai perilaku yang bertanggungjawab secara sosial.
6.      Memperoleh seperangkat nilai sitem etika sebagai Petunjuk atau pembimbing dalam berperilaku.
 4
Masa dewasa awal
1.      Memilih pasangan.
2.      Belajar hidup dengan pasangan.
3.      Memulai hidup dengan pasangan.
4.      Memelihara anak.
5.      Mengelolah rumah tangga.
6.      Mulai bekerja.
7.      Menemukan suatu kelompok yang serasi.

            Dari berbagai sumber, berikut ini juga dikembangkan tugas-tugas perkembangan anak sejak usia prasekolah sampai dengan sekolah menengah atas. Pemahaman ini penting bagi guru dalam rangka memberikan layanan pembelajaran dan bimbingan konseling/karier:

1.      Masa Usia Prasekolah

a.     Menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
b.      Masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu atau masa oral (mulut) , karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
c.       Belajar berjalan sehungga anak belajar menguasai ruang, mulaidari yang paling dekat sampai yang paling jauh.
d.      Pembiasaan terhadap kebersihan.
e.    Perkembangan rasa keindahan.

2.      Masa Usia Sekolah

a.        Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan dengan prestasi.
b.    Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
c.      Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
d.    Membandingkan dirinya dengan orang lain.
e.     Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f.     Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
g.    Amat realitis, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
h.     Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
i.         Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.






3.      Tingkat SMP(Depdiknas,2003)

a.     Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
c.     Mencapai pada hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
d.      Menatap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
e.       Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
f.     Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
g.      Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai, anggota masyarakat dan minat manusia.

4.      Tingkat SMA/Sederajat(Depdiknas,2003)

a.       Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita.
c.        Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang besar.
d.    Mengembangkan pengetahuan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
e.       Mencapai kematangan dalam pilihan karier.
f.     Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelectual dan ekonomi.









C. Problema Peserta Didik
                  
                   Problema yang dihadapi peserta didik atau anak usia sekolah esensinya sama dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena mereka memiliki multiperhatian, sangat mungkin masalah mereka lebih sedikit atau ssedikitnya dalam hal-hal tertentu berbeda dengan yang tidak bersekolah. Masa usia sekolah, yang ketika mereka berada pada satuan pendidikan disebut peserta didik, khususnya antara umur 12 tahun sampai dengan 18/20 tahun, atau disebut juga masa remaja ditandai dengan adanya aneka perubahan.
                  
                   Perubahan itu nampak pada dimensi fisik dan psikis, yang dapat menimbulkan masalah tertentu bagi mereka yang sedang bersekolah.problema yang mungkin timbul pada diri peserta didik atau masa sekolah disajikan berikut ini:
a.       Problema fisik dan motorik. Pada usia sekolah khususnya setelah anak menyelesaikan sekolah dasar, ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Kitaka perkembangan fisik dan motorik ini tidak sesuai harapan, dan menimulkan rasa tidak puas dan kurang perca diri. Rasa tidak puas bisa melahirkan tindakan anti-sosial, mencari-cari perhatia dan sebagainya. Kematangan organ reproduksi pada masa usia sekolah, secara alami pasti membutuhkan upaya pemuasan. Jika orang tua dan guru tidak memberi bimbigan serta norma-norma tidak dimiliki, hal ini dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
b.      Problema perkembangan kognitif dan bahasa. Ketika memasuki bangku sekolah, anak tidak mampu atau tidak berkesempatan mengoptimasi perkembangan intelektual, sangat mungkin potensi intelektuanya tidak akan berkembang optimal. Dengan serba keterbatasan yang ada, bukan tidak mungkin potensi anak tidak berkembang, yang kemudian memuramkan masa depannya atau menimbulkan frustasi.
c.       Problema perkembangan prilaku sosial, moralitas dan keagamaan. Pada usia sekolah disebut pula sebagai masa kehausan sosial. Hal ini ditandai dengan timbulnya keinginan bergaul dan diterima oleh anggota kelompoknya. Penolakan dari kelompok mereka dapat menimbulkan frustasi dan terisolasi, bahkan merusak diri. Problem itu juga sering muncul pada dimensi moralitas dan keagamaan. Karena pada usia ini mereka sangat rentah kehilangan identitas.
d.      Problema perkembangan kepribadian dan emosional. Masa usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk menemukan identitas dirinya. Usah menemukan identias ini dapat berupa tindakan coba-coba, mengidentifikasikan diri, atau melakukan imitas. Anak yang gagal menemukan identitasnya, kelak akan mengalami krisis identias, akan gagal menjasdi diri sendiri. Usia ini pun kondisi emosionalnya msih sangat labil dan belum terkendali. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya.






D. Perkembangan Peserta Didik dan Praktik Pembelajaran

                      Tidak cukup mudah bagi prikolog pedidikan, guru BP/BK, apa lagi guru pada umumnya untuk memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan rentang usia karakteristiknya. Beberapa implikasi perkembangan anal bagi praktik pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

·         Implikasi Pralayanan
Ø  Guru harus memahami teori perkembangan peserta didik menurut rentang usia.
Ø  Guru harus memahami latar belakang siswa.
Ø  Guru harus mengenali nama-nama peserta didik.
Ø  Guru harus memahami esensi pelayanan individu peserta didik.
Ø  Guru harus bertindak impersonal, tanpa mendiskriminasi.
Ø  Guru tidak boleh berputus asa ketika berhadapan dengan peserta didik yang perilakunya menyimpang.

·         Implikasi Layanan Pendidikan dan Pembelajaran
Ø  Guru dan orang tua harus berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial dan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses perkembangan peserta didik.
Ø  Layanan pendidikan kepada peserta didik oleh orang tua dan guru harus sesuai dengan tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmaiah.
Ø  Tuntutan gerakan fisik kepada peserta didik harus disesuaikan dengan karakteristik khusus dan kematangan jasmani peserta didik.
Ø  Guru hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani peserta didik dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Ø  Orientasi dan tujuan pembelajaran harus mengarah ke multiranah, seperti kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.
Ø  Guru harus mengemas kegiatan yang memungkinkan peserta didiknya untuk mengalami dunia realitas.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

·         perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun nonfisik. Dimensi-dimensi perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi: perkembangan fisik, perkembangan perilaku psikomotorik, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan perilaku sosial, perkembangan moralitas, perkembangan bidang keagamaan, perkembangan konatif dan perkembangan emosional.
·         Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada  faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan.
·         Problema yang dihadapi peserta didik atau anak usia sekolah esensinya sama dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena mereka memiliki multiperhatian, sangat mungkin masalah mereka lebih sedikit atau ssedikitnya dalam hal-hal tertentu berbeda dengan yang tidak bersekolah. Masa usia sekolah, yang ketika mereka berada pada satuan pendidikan disebut peserta didik, khususnya antara umur 12 tahun sampai dengan 18/20 tahun, atau disebut juga masa remaja ditandai dengan adanya aneka perubahan.
                  
B.     Saran
 lebih merasa terhormat bila para pembaca dapat menambahkan dan mengisi kekurangan dalam makala ini sesuai dengan sumbernya.

















DAFTAR PUSTAKA


                                              


Share :

Komentar Facebook:

0 Komentar Blog:

Entri Populer