KATA
PENGANTAR
Ahamdulillah, puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kemampuan kepada hambanya sehingga kami dapat menyelesiakan tugas makalah ini
tepat pada pada waktunya dengan judul “DIMENSI dan TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK’’.
kami menyadari bahwa dalam
penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik dalam segi substansi
maupun tata bahasa, Oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan demi perbaikan tugas makalah
selanjutnya agar lebih baik lagi. Atas saran dan kritikannya saya ucapkan
banyak terimah kasih.
Palangka Raya
07 April 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................................
2
C. Tujuan
Penulisan......................................................................................................
2
D. Manfaat
Penulisan...................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dimensi
perkembangan peserta didik......................................................................
3
B. Tugas-tugas
Perkembangan Peserta
Didik.............................................................. 4
C. Problema
Perkembangan Peserta
Didik...................................................................
5
D. Perkembangan
Peserta Didik dan Praktik Pembelajaran.........................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran
.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu cara
memenuhi fungsi pendidikan nasional yang mana untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang cerdas, beriman dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa.
Usaha yang nantinya dapat dilakukan oleh seorang pendidik
yang berkualitas adalah memahami bagaimana peserta didiknya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah subjek dan
objek dari kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran akan tercapai bila peserta
didik berusaha aktif untuk mencapainya.
Belajar-mengajar adalah sebuah proses interaksi antara
peserta didik dan guru. Peranan guru sebagai pembimbing mengacu pada banyaknya
peserta didik yang bermasalah (Hamiyah dan Jauhar, 2014:14).
Masing-masing peserta didik memiliki karakter yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Peserta didik dapat dilihat dari perbedaan
kemampuan masing-masing anak.
Perbedaan perilaku ini bisa dikarenakan perbedaan kemampuan.
Perbedaan kemampuan ini ada yang menganggap disebabkan oleh
kemampuan manusia yang ditakdirkan tidak sama, ada pula yang beranggapan karena
perbedaan cara menyerap informasi dari suatu gejala (Bangsawan, 2006:4). Atau
dengan kata lain kecerdasan menjadi salah satu penyebab masing-masing peserta
didik memiliki perbedaan. Entah pembawaan sejak lahir atau pendidikan serta
pengalaman.
Betapa tingginya nilai keberhasilan seorang pendidik,
program pengajara yang dilakukan secara baik dan sistematik tidak dapat
berjalan dengan baik jika pendidik tidak mengetahui bagaimana perkembangan
peserta didik yang dihadapinya.
Oleh sebab itu, secara spesifik pendidik harus mengetahui
bagaimana anak didiknya secara mendalam. Perlu dilakukannya evaluasi terpusat
dari bagaimana memahami dimensi, tugas-tugas, tahapan perkembangan bahkan
sampai pada problema peserta didik yang sering terjadi.
Sebagai pedoman dalam pencapaian setiap kegiatan
belajar-mengajar, pengajar diwajibkan mampu merumuskan tujuan pembelajarannya
serta memahami karakteristik perilaku dan kemampuan peserta didiknya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa sajakah dimensi perkembangan
peserta didik?
2.
Apakah tugas-tugas perkembangan?
3.
Apakah problema yang dapat
mempengaruhi perkembangan?
4.
Bagaimanakah perkembangan peserta
didik dan praktik pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ialah
sebagai berikut:
1. Untuk memaparkan dimensi perkembangan peserta didik.
2.
Untuk mempelajari tugas-tugas
perkembangan.
3.
Untuk memahami problem yang dapat
mempengaruhi perkembangan peserta didik.
4.
Untuk menjelaskan perkembangan
peserta didik dan praktik pembelajaran.
.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah untuk
menambah referensi dan menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dimensi Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik
fisik maupun nonfisik. Perkembangan itu umumnya berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkelanjutan. Dan untuk hal-hal yang bersifat nonfisik, bisa
saja sifat perkembangannya berlangsung secara acak. Dimensi-dimensi
perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi :
1.
Perkembangan fisik. Perkembangan
fisik individu mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis. Perkembangan
anatomis berupa perubahan kuantiatif pada struktur tulang, tinggi dan berat
badan, dan lain-lain. Misalnya konstraksi otot-otot, peredaran darah dan
pernafasan, persyarafan sekresi kelenjar, dan pencernaan. Perkembangan keduanya
biasanya berjalan relatif seirama.
2.
Perkembangan perilaku psikomotorik.
Perkembangan ini menuntut koordinasi fungsional antara sistem syaraf dan otot,
serta fungsi-fungsi psikis.
3.
Perkembangan bahasa. Manusia
memiliki potensi dasar berbahasa, tergantung pada dimana dia bermukim dan
berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.
4.
Perkembangan kognitif. Perkembangan
kognitif sama dengan perkembangan kapasitas nalar otak atau inteligensi. Dan
perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja.
Banyak versi teoritis mengenai tahap perkembangan
kemampuan berpikir atau kognitif anak. Teori tahap perkembangan kognitif
dikemukakan oleh psikolog Swiss, Jean Piaget (1896-1980). Menurut Piaget ada
empat tahap perkembangan kognitif manusia :
a.
Tahap sensorimotorik (sensorymotor
stage), yang berlangsung sejak manusia dilahirkan sampai kira-kira berusia
2 tahun.
b.
Tahap praoperasional (praoperational
stage), yang berlangsung sejak kira-kira anak berusia 2-7 tahun.
c.
Tahap operasional kongkrit (cuncrete
operational stage), yang berlangsung kira-kira pada usia 7-11 tahun.
d.
Tahap operasional formal (formal
operational stage), yang terjadi antara usia 11-15 tahun atau seusia
sekolah menengah pertama hingga kelas bawah sekolah menengah atas.
5.
Perkembangan perilaku sosial.
Manusia merupakan makhluk sosial, begitupula dalam perilaku sosial tampak dalam
peran yang ditampilkan, respon interpersoanal yang berkaitan dengan kesukaan,
kepercayaan terhadap individu lain ataun respon ekspresif yaitu ciri-ciri
respon interpersonal yang berkaitan dengan ekspresi diri, kebiasaan-kebiasaan
yang khas dan sebagainya.
6.
Perkembangan moralitas. Dalam tahap
perkembangan moral ini adalah ukuran dari tinggi atau rendahnya moral seseorang
berdasarkan penalaran moralnya.
7.
Perkembangan bidang keagamaan.
Manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang “Serba Maha” di luar dirinya. Sehingga
inilah penghayatan dibidang keagamaan, dalam apapun agama yang dianutnya.
8.
Perkembangan konatif. Konatif
merupakan perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau faktor penggerak
perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku
seseorang yang bersumber dari kebutuhan-kebutuhannya. Dan motivasi ini bisa
bersumber dari dorongan internal dan eksternal.
9.
Perkembangan emosional. Dalam
perkembangan emosional melibatkan banyak variabel, seperti rangsangan yang
menimbulkan emosi, perubahan fisiologis, suasana lingkungan, kondisi kesehatan,
ketersediaan kebutuhan, iklim interaksi dengan lingkungan dan orang lain.
B. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
Tugas-tugas perkembangan berkenaan
dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnya. Harus dikuasai dan
diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural
kemasyarakatan. Cita-cita dan norma-norma agama. Di bawah ini dikemukakan
Havighurat (1948) mengenai tugas-tugas perkembangan. Selanjutnya, dikemukakan
juga tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Usia sekolah. Materinya
dikembangkan dari berbagai sumber.
Adapun Periode Perkembangan dan Tugas-tugas Perkembangan:
No
|
Periode
Perkembangan
|
Tugas-tugas
Perkembangan
|
1
|
Masa bayi dan kanak-kanak awal
(0,0-6,0 tahun)
|
1. Belajar berjalan pada usia 9.0-15.0 bulan.
2. Belajar memakan makanan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar mengenali perbedaan jenis kelamin.
5. Mancapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
6. Dll
|
2
|
Masa kanak-kanak berakhir dan anak
sekolah (6.0-12.0,usia SD/sederajat)
|
1. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya
sendiri sebagai makhluk biologis.
2. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
3. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
4. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
5. Mengembangkan kata hati.
|
3
|
Masa Remaja (12.0 – 21.0)
|
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2.
Mencapai peran sosial sebagai pria
atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya.
5. Mencapai perilaku yang bertanggungjawab secara sosial.
6. Memperoleh seperangkat nilai sitem etika sebagai Petunjuk
atau pembimbing dalam berperilaku.
|
4
|
Masa dewasa awal
|
1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.
3. Memulai hidup dengan pasangan.
4. Memelihara anak.
5. Mengelolah rumah tangga.
6. Mulai bekerja.
7. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
|
Dari berbagai sumber, berikut ini juga dikembangkan tugas-tugas perkembangan
anak sejak usia prasekolah sampai dengan sekolah menengah atas. Pemahaman ini
penting bagi guru dalam rangka memberikan layanan pembelajaran dan bimbingan
konseling/karier:
1.
Masa Usia Prasekolah
a.
Menggunakan fungsi-fungsi biologis
untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
b.
Masa belajar pada tahun pertama
dalam kehidupan individu atau masa oral (mulut) , karena mulut dipandang
sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan
belajar.
c.
Belajar berjalan sehungga anak
belajar menguasai ruang, mulaidari yang paling dekat sampai yang paling jauh.
d.
Pembiasaan terhadap kebersihan.
e.
Perkembangan rasa keindahan.
2.
Masa Usia Sekolah
a.
Adanya korelasi positif yang tinggi
antara keadaan dengan prestasi.
b.
Sikap tunduk kepada
peraturan-peraturan permainan tradisional.
c.
Adanya kecenderungan memuji diri
sendiri.
d.
Membandingkan dirinya dengan orang
lain.
e.
Apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f.
Minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkret.
g.
Amat realitis, rasa ingin tahu dan
ingin belajar.
h.
Menjelang akhir masa ini telah ada
minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya
bakat-bakat khusus.
i.
Pada masa ini anak memandang nilai
(angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
3.
Tingkat SMP(Depdiknas,2003)
a.
Mencapai perkembangan diri sebagai
remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Mempersiapkan diri, menerima dan
bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi
pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
c.
Mencapai pada hubungan yang baik
dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
d.
Menatap nilai dan cara bertingkah
laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
e.
Mengenal kemampuan bakat, dan minat
serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
f.
Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan
pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan
masyarakat.
g.
Mengenal sistem etika dan
nilai-nilai sebagai, anggota masyarakat dan minat manusia.
4.
Tingkat SMA/Sederajat(Depdiknas,2003)
a.
Mencapai kematangan dalam beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Mencapai kematangan dalam hubungan
teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita.
c.
Mencapai kematangan pertumbuhan
jasmaniah yang besar.
d.
Mengembangkan pengetahuan ilmu,
teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum persiapan karier dan
melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang
lebih luas.
e.
Mencapai kematangan dalam pilihan
karier.
f.
Mencapai kematangan gambaran dan
sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelectual dan
ekonomi.
C. Problema Peserta Didik
Problema yang dihadapi peserta didik
atau anak usia sekolah esensinya sama dengan anak-anak pada umumnya. Oleh
karena mereka memiliki multiperhatian, sangat mungkin masalah mereka lebih
sedikit atau ssedikitnya dalam hal-hal tertentu berbeda dengan yang tidak
bersekolah. Masa usia sekolah, yang ketika mereka berada pada satuan pendidikan
disebut peserta didik, khususnya antara umur 12 tahun sampai dengan 18/20
tahun, atau disebut juga masa remaja ditandai dengan adanya aneka perubahan.
Perubahan itu nampak pada dimensi fisik dan psikis, yang dapat menimbulkan
masalah tertentu bagi mereka yang sedang bersekolah.problema yang mungkin timbul
pada diri peserta didik atau masa sekolah disajikan berikut ini:
a.
Problema fisik dan motorik. Pada
usia sekolah khususnya setelah anak menyelesaikan sekolah dasar, ditandai
dengan pertumbuhan fisik yang cepat. Kitaka perkembangan fisik dan motorik ini
tidak sesuai harapan, dan menimulkan rasa tidak puas dan kurang perca diri. Rasa
tidak puas bisa melahirkan tindakan anti-sosial, mencari-cari perhatia dan
sebagainya. Kematangan organ reproduksi pada masa usia sekolah, secara alami
pasti membutuhkan upaya pemuasan. Jika orang tua dan guru tidak memberi
bimbigan serta norma-norma tidak dimiliki, hal ini dapat menjurus pada
penyimpangan perilaku seksual.
b.
Problema perkembangan kognitif dan
bahasa. Ketika memasuki bangku sekolah, anak tidak mampu atau tidak
berkesempatan mengoptimasi perkembangan intelektual, sangat mungkin potensi
intelektuanya tidak akan berkembang optimal. Dengan serba keterbatasan yang
ada, bukan tidak mungkin potensi anak tidak berkembang, yang kemudian
memuramkan masa depannya atau menimbulkan frustasi.
c.
Problema perkembangan prilaku
sosial, moralitas dan keagamaan. Pada usia sekolah disebut pula sebagai masa
kehausan sosial. Hal ini ditandai dengan timbulnya keinginan bergaul dan
diterima oleh anggota kelompoknya. Penolakan dari kelompok mereka dapat
menimbulkan frustasi dan terisolasi, bahkan merusak diri. Problem itu juga
sering muncul pada dimensi moralitas dan keagamaan. Karena pada usia ini mereka
sangat rentah kehilangan identitas.
d.
Problema perkembangan kepribadian
dan emosional. Masa usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk menemukan
identitas dirinya. Usah menemukan identias ini dapat berupa tindakan coba-coba,
mengidentifikasikan diri, atau melakukan imitas. Anak yang gagal menemukan
identitasnya, kelak akan mengalami krisis identias, akan gagal menjasdi diri
sendiri. Usia ini pun kondisi emosionalnya msih sangat labil dan belum
terkendali. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya.
D. Perkembangan Peserta Didik dan
Praktik Pembelajaran
Tidak cukup mudah bagi prikolog
pedidikan, guru BP/BK, apa lagi guru pada umumnya untuk memberikan layanan
pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan rentang usia karakteristiknya.
Beberapa implikasi perkembangan anal bagi praktik pendidikan dan pembelajaran
di sekolah.
· Implikasi Pralayanan
Ø Guru harus
memahami teori perkembangan peserta didik menurut rentang usia.
Ø Guru harus
memahami latar belakang siswa.
Ø Guru harus
mengenali nama-nama peserta didik.
Ø Guru harus
memahami esensi pelayanan individu peserta didik.
Ø Guru harus
bertindak impersonal, tanpa mendiskriminasi.
Ø Guru tidak
boleh berputus asa ketika berhadapan dengan peserta didik yang perilakunya
menyimpang.
· Implikasi Layanan Pendidikan dan Pembelajaran
Ø Guru dan
orang tua harus berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial dan
psikis yang sebaik-baiknya bagi proses perkembangan peserta didik.
Ø Layanan
pendidikan kepada peserta didik oleh orang tua dan guru harus sesuai dengan
tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmaiah.
Ø Tuntutan
gerakan fisik kepada peserta didik harus disesuaikan dengan karakteristik
khusus dan kematangan jasmani peserta didik.
Ø Guru
hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan
rohani peserta didik dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Ø Orientasi
dan tujuan pembelajaran harus mengarah ke multiranah, seperti kognitif, afektif
dan psikomotorik peserta didik.
Ø Guru harus
mengemas kegiatan yang memungkinkan peserta didiknya untuk mengalami dunia
realitas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
· perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik
fisik maupun nonfisik. Dimensi-dimensi perkembangan individu, termasuk peserta
didik dapat digolongkan menjadi: perkembangan fisik, perkembangan perilaku
psikomotorik, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan perilaku
sosial, perkembangan moralitas, perkembangan bidang keagamaan, perkembangan
konatif dan perkembangan emosional.
· Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku
dan keterampilan idealnya. Harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase
usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada
faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan.
· Problema yang dihadapi peserta didik atau anak usia sekolah
esensinya sama dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena mereka memiliki
multiperhatian, sangat mungkin masalah mereka lebih sedikit atau ssedikitnya
dalam hal-hal tertentu berbeda dengan yang tidak bersekolah. Masa usia sekolah,
yang ketika mereka berada pada satuan pendidikan disebut peserta didik,
khususnya antara umur 12 tahun sampai dengan 18/20 tahun, atau disebut juga
masa remaja ditandai dengan adanya aneka perubahan.
B.
Saran
lebih merasa terhormat bila para pembaca dapat
menambahkan dan mengisi kekurangan dalam makala ini sesuai dengan sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA
0 Komentar Blog: