Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Makalah Membaca Efektif

0


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Membaca Efektif”
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah komunikasi pendidikan .
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

  1. Ibu  Dra. Hj. Isna Fauziah, M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Komunikasi Pendidikan.
  2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Komunikasi Pendidikan.
  3. Keluarga yang selalu mendukung kami.
  4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Membaca Efektif”, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Palangka Raya, 10 April 2017

Penyusun







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C.     Tujuan............................................................................................. 1
  BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Pengertian Membaca..................................................................... 3
B.     Pengertian Membaca Kritis........................................................... 4
C.     Teknik Membaca Kritis................................................................. 5
D.    Kegiatan Dalam Membaca Kritis.................................................. 6
E.     Ragam Membaca Kritis................................................................. 6
F.      Membaca Kritis Tulisan/artikel Ilmiah.......................................... 9
G.    Membaca Kritis Artikel Populer................................................. 10
H.    Membaca Kritis Buku Ilmiah...................................................... 13
I.       Membaca Kritis Bahan Bahan yang Tersaji dalam Jaringan
Internet untuk Menullis............................................................... 15
  BAB 3 PENUTUP
A.    KESIMPULAN............................................................................... 17
            DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
           





BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kita semua pasti pernah melakukan sebuah kegiatan yaitu membaca, baik itu membaca buku, koran, majalah, artikel, novel, komik dan lain sebagainya. Membaca memang sangat besar manfaatnya bagi kita. Kita dapat menambah ilmu dan wawasan serta memperbarui informasi. Kita juga dapat menghibur diri sendiri dari kegiatan yang satu ini.
Setiap jenis bacaan pastinya memiliki fokus tujuan yang berbeda-beda. Misalnya saja koran dan majalah dicetak dengan tujuan utama untuk memperbarui wawasan pembacanya mengenai isu-isu terkini baik yang hanya terjadi di sekitar pembaca ataupun yang terjadi di seluruh dunia. Lain halnya dengan novel dan komik yang dipublikasikan kepada para pembaca agar terhibur dengan cerita-cerita yang disajikan oleh penulis.
Perbedaan-perbedaan tujuan bacaan tersebut mengakibatkan perbedaan cara membaca masing-masing jenis bacaan. Kita tidak dapat menyamakan cara membaca antara komik dengan membaca koran ataupun majalah. Membaca koran mengharuskan para pembacanya agar membaca setiap kalimat yang tercetak dengan seksama agar informasi yang disampaikan sesuai dengan apa yang terjadi. Beda halnya dengan komik, pembaca hanya perlu membacanya secara santai sehingga dapat terhibur dengan jalan cerita yang tersaji. Perbedaan cara membaca ini dimungkinkan agar pembaca benar-benar dapat mencapai tujuan utama dari kegiatan membaca tersebut.
Lalu bagaimana dengan membaca sebuah artikel ilmiah baik itu dari internet ataupun sumber-sumber lain? Apakah sama dengan membaca koran, majalah, atau komik? Tentu tidak, artikel-artikel ilmiah ditulis dengan tujuan yang berbeda dari bacaan-bacaan tersebut. Oleh karena itu artikel-artikel ilmiah perlu dibaca dengan cara yang berbeda pula, yaitu dibaca dengan kritis dan efektif. Makalah “Kiat Membaca Efektif” ini akan memaparkan pengertian serta bagaimana kita dapat membaca secara kritis dan efektif berbagai artikel-artikel ilmiah.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.        Apa pengertian membaca?
2.        Apa itu membaca kritis?
3.        Bagaimana teknik membaca kritis?
4.        Apa kegiatan dalam membaca kritis?
5.        Apa saja ragam mambaca kritis?
6.        Bagaimana membaca kritis pada tulisan atau artikel ilmiah?
7.        Bagaimana membaca kritis pada artikel popular?
8.        Bagaimana membaca kritis pada buku ilmiah?
9.        Bagaimana membaca kritis pada bahan-bahan yang tersaji dalam jaringan internet untuk menulis?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.        Mengenalkan pengertian membaca.
2.        Menjelaskan arti dari membaca.
3.        Memberitahu teknik membaca kritis.
4.        Mengemukakan kegiatan dalam membaca kritis.
5.        Mengemukakan ragam membaca kritis.
6.        Memberitahu bagaimana membaca kritis pada tulisan/artikel ilmiah.
7.        Memberitahu bagaimana membaca kritis pada artikel popular.
8.        Memberitahu bagaimana membaca kritis pada buku ilmiah.
9.        Memberitahu bagaimana membaca kritis pada bahan-bahan yang tersaji dalam jaringan internet untuk menulis.



BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis  (Tarigan, 1984). Pengertian lain dari membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar (Tampubolon, 1987). Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.
Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembahasan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1984).
 (Harjasujana, 2003) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal.  Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks.
Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi pembaca
B.     PengertianMembaca Kritis
Membaca kritis merupakan salah satu ragam membaca sastra yang dilakukan dengan menggunakan pikiran dan perasaan secara kritis untuk menemukan dan mengembangkan suatu konsep dengan jalan membandingkan isi teks yang dibaca dengan pengetahuan, pengalaman, serta realitas lain yang diketahui pembaca untuk memberikan identifikasi, perbandingan, penyimpulan dan penilaian (Laode, 2010).
Membaca kritis juga dapat diartikan kegiatan membaca yang dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis.Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan.Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.
Soedarsono mengatakan bahwa membaca kritis (critical reading) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama- sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca dengan nuansa dan arti.Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis dan dengan penilaian.Membaca harus merupakan interaksi antara penulis dan pembaca, kedua belah pihak “saling mempengaruhi” hingga terbentuk pengertian baru.
Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat, dan kritis.Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar.Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, logis, benar, atau menurut realitas. Karena adalam membaca kritis membaca akan menganalisis, membandingkan, dan menilai.
Tujuan membaca kritis yaitu: (1) memahami tujuan penulias atau pengarang, (2) memanfaatkan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan berfikir kritis, (3) memahami organisasi tulisan atau bacaan (pendahuluan, isi, penutup), (4) Memberikan penilaian terhadap penyajian penulis atau pengarang (informasi, logika, bahasa, kualifikasi, sumber informasi), (5) Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan.
Untuk memudahkan pembaca dalam menemukan maksud penulis, pembaca kritis harus mempunyai beberapa keterampilan ini, seperti : keterampilan menemukan informasi, ide pokok, organisasi tulisan,suasana batin bacaan, menyimpulkan bacaan, mengadakan prediksi terhadap bacaan yang dibaca, membedakan antara fakta dan opini serta membedakan antara realita dan fantasi.
C.    Teknik Membaca Kritis
                        Menurut (Sudarso, 1988) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis.
1.      Mengerti Isi Bacaan
                        Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman.Mendapat informasi bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.
2.      Menguji Sumber Penulis
           
            Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3.      Interaksi Antara Penulis Dengan Pembaca
                        Pembaca tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4.      Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
                        Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya.Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.

D.    Kegiatan dalam membaca Kritis
Ada tiga kegiatan yang terdapat dalam membaca kritis
1.      Membaca Dengan Berpikir
                        Membaca hendaknya memikirkan persoalan-persoalan atau fakta-fakta  yang ditampilkan dalam bacaan. Pembaca memikirkan maksud dan tujuan penulis mengemukakan fakta-fakta tersebut. Tujuan pembaca dengan cara berpikir ini supaya pembaca dapat menentukan batasab-batasan dari persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang dikemukakan oleh pengarang
2.         Membaca Dengan Menganalisis
                        Analisis merupakan kunci membaca kritis.Dengan menganalisis pembaca dapat mengetahui apakah gagasan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh di sokong oleh detail-detail yang diberikannya atau tidak. Pembaca selanjutnya dengan cara itu akan dapat memisah-misahkan mana detail-detail yang penting, mana detail yang cocok dan detail yang tidak cocok.
3.         Membaca Dengan Penilaian
Tugas pembaca kritis adalah menilai fakta atau pernyataan yang dapat menyokong gagasan pokok yang dikemukakan.Pembaca harus sanggup menentukan apakah fakta yang dibacanya ada hubungannya satu dengan yang lainnya atau mungkin pembaca nenemukan dua atau lebih fakta yang seharusnya dipandang sebagai fakta yang terpisah.Akhirnya pembaca menentukan penilaian terhadap fakta-fakta yang disajikan oleh penulis.
E.     Ragam Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis tergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan.
1.    Membaca cepat
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan membaca tanpa harus meninggalkan pemahaman terhadap isi dari bacaan.kecepatan membaca bergantung pada bahan dan tujuan membaca dan juga penguasaan pembaca terhadap isi bacaan.
Membaca cepat tentu memiliki tujuan, tujuannya yakni  agar dalam waktu yang relatif singkat kita mampu mendapatkan hasil dan memahami bacaan sebanyak-banyaknya. Mengapa membaca cepat begitu penting? Hampir seluruh informasi yang kita dapatkan dari buku-buku, koran, majalah, tabloid, bahkan media internet seperti media online menyajikan informasi dalam bentuk teks bacaan. 
2. Membaca Cepat/Sekilas untuk Mencari Topik
Kadang-kadang kita membaca bukan untuk mencari informasi yang rinci. Kita hanya ingin mengetahui secara umum apa yang dibicarakan dalam tulisan yang kita baca. Dalam hal ini, kita tidak perlu memfokuskan perhatian kita pada bagian-bagian tertentu.Kita bisa membaca tulisan dengan cepat secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini kita akan mendapat ide tentang topik tulisan yang kita butuhkan.
Tujuan menemukan gagasan utama pada sebuah bacaan.Adalah : a)  memahami gagasan utama setiap paragraf,b) memahami gagasan utama setiap subbab, c) mencari gagasan utama setiap bab, dan d) menemukan gagasan utama seluruh bacaan
3.    Membaca Cepat untuk Informasi Khusus
Membaca Cepat juga bisa kita lakukan kalau kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan.Perhatian kita hanya tertuju kepada bagian-bagian yang kita inginkan.Bagian-bagian yang berisi informasi yang kita tidak inginkan tidak mendapat perhatian kita.
Tujuan membaca pemahaman untuk memahami bacaan yang berupa :
a.       Ilmu pengetahuan dan teknologi
b.      Ilmu agama
c.       Budaya dan adat istiadat
d.      Buku sastra dan kesenian
e.       Resensi kritis
f.       Buku-buku drama
Aspek Penting Dalam Membaca Pemahaman, yaitu:
a.         Memiliki kosakata yang banyak
b.        Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana
c.         Kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang
d.        Kemampuan menangkap out line bacaan
e.         Kemampuan menangkap urutan peristiwa
f.         Kemampuan maksud penulis
g.        Kemampuan untuk meneliti dan memberikan komentar yang kritis terhadap bacaan
h.        Kemampuan untuk mengikuti alur yang telah digariskan oleh penulis dalam bacaan
i.          Kemampuan untuk mengingat masalah pokok yang terdapat dalam wacana
j.          Kemampuan untuk mengatur kecapatan membaca
4.     Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Kita mungkin juga ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal. Dalam hal ini, kegiatan membaca kita akan difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ingin ketahui secara rinci. Begitu kita sampai pada bagian tersebut, Kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang ingin kita dapatkan.Sasaran membaca teliti adalah sasaran bentuk (memahami bentuk bahasa yang digunakan dalam bacaan) dan isi (memahami makna yang terkandung dalam bacaan).Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut  (Jahrir, 2012).
Tujuan Membaca Teliti, yaitu:
a.       Memahami bacaan secara detail dari awal sampai akhir bacaan
b.      Mengamati secara jeli tentang ide atau gagasan setiap komponen bacaan
c.       Mengamati secara teliti komponen bahasa yang digunakan dalam bacaan
d.      Meneliti struktur organisasi bacaan secara cermat
e.       Meneliti tokoh atau pelaku yang terdapat dalam bacaan tersebut

F.     Membaca Kritis Tulisan/ Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah  biasanya dimuat dalam jurnal. Jurnal ilmiah adalah jurnal yang memuat tulisan dalam bentuk artikel ilmiah.Artikel ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang merupakan hasil penelitian terhadap suatu masalah.Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan/artikel ilmiah.
1. Menggali tesis/ pernyataan masalah
Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan   dengan sebuah kalimat  dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya  ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.
3.  Menyetir konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung butir-butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan  kita.
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah,kita juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. Butiran-butir yang di anggap tidak relevan tidak perlu di kutip.
5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari implikasinya,   apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya?
6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, kita perlu secara jelas meletakkan posisi kita.Apakah kita bersikap netral, menyetujui, atau tidak menyetujiu pernyataan yang kita kutip?

G.    Membaca kritis artikel popular
Artikel populer biasanya berisi pemahaman tentang sebuah isu yang sedang diminati masyarakat, dan tidak mementingkan teori dan data.Artikel/buku ilmiah biasanya berisi tentang pemahaman tentang isu yang tidak diminati masyarakat, peranan teori dan data sangat penting dalam artikel ini( (Jahrir, 2012). Ketika kita membaca sebuah artikel entah itu artikel populer ataupun artikel ilmiah kita biasanya berusaha untuk menganalisis artikel tersebut sehingga kita bisa menarik sebuah kesimpulan (Laode, 2010). Ciri artikel populer:
   1.Dimuat di surat kabar atau majalah
   2.Isinya bersifat ilmiah populer
   3.Menggunakan bahasa populer
   4.Sasaran pembacanya umum
   5.Dapat dipahami oleh siapa saja
   6.Dapat dibahas oleh siapa saja

Membaca kritis tulisan populer lebih mudah dipahami karena sifatnya yang terbaru hangat dibicarakan dan bahasa yang digunakan juga bahasa komunikatif yang mudah dimengerti pembaca.Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca artikel populer.
1.      Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas dalam artikel populer
Perlu diperhatikan dalam membaca tulisan populer adalah mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas.
2.      Menentukan signifikansi/relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan
Isu yang dibicarakan dalam sebuah tulisan mungkin tidak mempunyai relevansi untuk tulisan yang akan kita buat.
3.      Memanfaatkan isu artikel populer untuk bahan/inspirasi dalam menulis
Isi artikel populer dapat menjadi inspirasi karena isu artikel populer biasanya tentang masalah sosial.
4.      Membedakan isi artikel populer dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah
Artikel populer biasanya berisi pemahaman tentang sebuah isu yang sedang diminati masyarakat, dan tidak mementingkan teori dan data.Artikel/buku ilmiah biasanya berisi tentang pemahaman tentang isu yang tidak diminati masyarakat, peranan teori dan data sangat penting dalam artikel ini.

Berikut adalah contoh sebuah artikel populer
Analisa Kasus Bank Century
Tanpa diduga sebelumnya, upaya pemerintah menyelamatkan Bank Century dari kehancuran akibat perampokan sistematis yang dilakukan pemiliknya berkembang cepat dan langsung masuk ke pusat medan politik nan panas.
Sejatinya, pengucuran dana (yang menurut Menkeu Sri Mulyani sebatas menaikkan CAR atau rasio kecukupan modal) sebesar Rp. 6,7 triliun hanya akan berbuntut pada pengusutan hukum di BPK, KPK atau kepolisian jika terindikasi ada oknum yang merekayasa pengucuran dana segar tersebut.
Artinya, dengan asumsi ada orang-orang di pemerintahan dan di manajemen Bank Century yang menikmati keuntungan secara haram dari pengucuran dana, maka kasus ini, seperti biasa, akan kembali menambah daftar panjang koruptor dan penjahat berkerah putih Indonesia.
Tapi ternyata yang merebak belakangan adalah konflik horizontal antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkeu Sri Mulyani dan Mantan Gubernur BI Boediono yang terpilih sebagai Wakil Presiden RI periode 2009-2014.
Jusuf Kalla yang merasa dirinya hendak dibenamkan dalam kasus ini langsung bereaksi.Dia segera mengoreksi tanggal audiensi antara dirinya dengan Sri Mulyani dan Boediono.
Sebelumnya Sri Mulyani mengaku melaporkan kasus Bank Century ke Wapres Jusuf Kalla tanggal 22 November atau sehari sebelum LPS mengeluarkan dana pertama sebesar RP. 2,7 triliun lebih. Tapi menurut JK, Menkeu baru menghadap kepadanya (berhubung Presiden SBY masih berada di AS) tanggal 25 November 2009.
“Jadi, seolah-olah saya tahu pengucuran dana itu. Padahal, saya tidak tahu sama sekali,” papar Wapres dalam sebuah jumpa pers yang dilengkapi dengan kronologi lengkap kasus Bank Century (KOMPAS, 1/9).
Selain itu, JK juga memaparkan bahwa Boediono tidak beranimelaporkan pendiri Bank Century Robert Tantular yang jelas-jelas menipu banknya sendiri senilai Rp. 1,4 triliun ke pihak kepolisian.
Karena Bank Indonesia tidak berani berbuat apa-apa dengan alasan tidak ada landasan hukum, akhirnya Jusuf Kalla berinisiatif menginstruksikan kapolri menangkap Robert Tantular.
Langkah JK ini bisa ditanggapi dengan pikiran positif dan negatif.
Bagi yang berpikiran positif, apa yang dilakukan oleh JK adalah langkah yang tepat dalam rangka mendudukkan setiap perkara pada porsi yang sebenar-benarnya. Termasuk soal aspek kriminal dan langkah pemerintah yang dinilai tidak tegas dalam menangani kejahatan berkerah putih yang selalu berulang dari zaman Edi Tansil hingga era Robert Tanular dengan nilai kerugian yang fantastik hingga triliunan rupiah.
Tapi langkah JK ini juga bisa dianggap sebagai upaya penggembosan terhadap pemerintah terpilih.JK dinilai sedang berusaha mencitrakan sosok seorang Boediono sebagai pemimpin yang tidak tegas.
Bila ini berkembang terus tanpa kendali politis dari partai penguasa dan pemenang pemilu, tidak mustahil citra pemerintahan SBY-Boediono langsung merosot bahkan sebelum mereka berdua dilantik Oktober nanti.
Tapi apapun penilaian orang terhadap pernyataan-pernyata an keras JK seputar kasus Bank Century, saya sepakat 1000% dengan ucapan JK berikut :
“Pendapat saya sejak awal solusi terhadap bank-bank bermasalah tidak dengan bail out karena sesuai pengalaman tahun 1998 sehingga merugikan negara sampai Rp 600 triliun dalam bentuk bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hingga kini bahkan sampai 20 tahun mendatang rakyat harus membayar dengan bunga dan pokok sebesar Rp 60 triliun melalui APBN.Padahal, seharusnya kasus itu menjadi tanggung jawab pengawas bank yang ketat dari Bank Indonesia,” ujarnya (Pradana, 2009).
H.    Membaca Kritis Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah lembar kertas berjilid berisi tulisan yangmenguraikan suatu bidang ilmu (Sugiono, 2008).Membaca kritis buku ilmiah dan artikel ilmiah tidak jauh berbeda, bukuilmiah memiliki pembahasan yang lebih panjang dan rinci dibandingkanartikel ilmiah  (Ihroni, 1968).Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis buku ilmiah.
1.Memanfaatkan indeks untuk menemukan konsep penting
Buku ilmiah biasanya mencantumkan indeks yang mengacu padakonsep-konsep penting .
“Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusunmenurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman  tempat kata atau istilah itu ditemukan.”(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, 2008:531).
(Ihroni, 1968) mengatakan indeks berfungsi untuk mencari dengan cepat pembahasan atau penjelasan konsep-konsep tersebutdalam buku, mengefisienkan waktu dalam mencari informasi tentangkonsep-konsep yang ingin diketahui.
2.Menentukan konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian, danteori) untuk bahan menulis.
Pengenalan dan pemahaman konsep dapat dimanfaatkan untuk bahantulisan kita, selain itu dapat pula menambah kedalaman dan kekritisantulisan kita.Setiap tulisan perlu pandangan ahli, hasil penelitian yangmendukung, dan teori-teori penting yang baru (Ihroni, 1968).
Cara memahami dan mengenali konsep-konsep penting dalam bukuilmiah, pertama kita harus membacanya dengan kritis karena membacakritis adalah dasar untuk memahami bacaan (Tarigan, 1984).
3.Menentukan dan menandai bagian-bagian yang dikutip
Tidak semua tulisan di dalam buku ilmiah akan diambil sebagaikutipan. Maka, kita perlu menentukan dan menandai bagian-bagian yangdianggap penting. Setiap kutipan harus ditulis nama penulis, tahun, danhalaman yang dikutip. Contoh, Winarno, mengatakan bahwa pada masa ini, orientasi para penguasa masih sangat kuat dalam kehidupan birokrasi publik (Ihroni, 1968).
4.Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang dikutip
Kutipan-kutipan yang diambil harus fungsional, artinya dapatmendukung tulisan secara keseluruhan.Kalaupun mengutip pendapat yang bertolak belakang dengan tulisan kita maka kita perlu memberikan penjelasan yang tepat atas kutipan yang kita ambil, entah sebagai perbandingan atau menambah wawasan pengetahuan tulisan kita (Ihroni, 1968).
5.Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Kita harus memosisikan diri dengan jelas atas pernyataan yang kitakutip, baik bersikap netral, menyetujui ataupun tidak menyetujui pernyataan tersebut. Dalam tulisan yang mengandung kutipan, kita perlumemberikan suatu kesimpulan dan pendapat sendiri mengenai konsepyang ditawarkan dan ikut memberikan koreksi serta penjelasan khususmengenai pandangan orang lain yang dikutip (Ihroni, 1968).
I.       Membaca Kritis Bahan-bahan yang Tersaji dalam Jaringan Internet untuk Menulis
“Internet adalah Komp jaringan komunikasi elektronik yangmenghubungkan jaringan computer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit”(KBBIedisi keempat, 2008:543).
Sedangkan menurut Wikipedia (2013) Internet (kependekan dari Interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang salingterhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control  Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protocol pertukaran paketuntuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Pada zaman modern ini internet sudah menjadi bagian yang tak asing bagi mahasiswa. Internet menyediakan berbagai informasi sehinggakehadirannya banyak memberi kemudahan untuk menyelesaikan tugas-tugasmahasiswa, baik tugas mata kuliah tertentu maupun tugas lain berupa karyatulis ilmiah.
pembaca harus kritis terhadap bacaan dariinternet. Banyaknya informasi yang dapat diakses dari internet, membuat kitaperlu menyeleksi informasi yang didapatkan. Karena tidak semua informasisesuai dengan topik yang akan ditulis dan dapat dipercaya, terutama bahanyang memuat pernyataan atau pendapat yang belum teruji kebenarannya.Informasi yang telah didapatkan selanjutnya dianalisis ulang denganmeninjau kembali isi bacaan tersebut, kemudian disesuaikan dengan realitasyang ada.
1.      Kiat praktis mencari dan menemukan bahan-bahan dalam jaringan internet
(Ihroni, 1968) menjelaskan bahwa kita dapatmemanfaatkan website yang berkaitan dengan topik tulisan kita.Contoh.Alamat situs http//www.its.ac.id/berita.php?tentang tulisan yang berjudul “Membaca Sambil Tidur”
Kita juga dapat memanfaatkan  search engine atau mesin pencari search engine atau mesin pencari adalah program komputer yang dirancang untuk melakukan pencarian berkas- berkas yang tersimpan dalam layanan www, ftp, publikasi milis  ataupunnewsgroup dalam suatu jaringan. Contohnya: google, babylone, yahoo, bing, amazon dan sebagainya.
2.      Memilih dan mengevaluasi bahan dalam jaringan internet untuk  bahan menulis
Dari jaringan internet, kita bisa mendapatkan bahan-bahan dalam jumlah yang sangat banyak.Tidak semua bahan yang kita dapatkan dariinternet berguna atau relevan untuk tulisan kita.Oleh karena itu, kita perlumemilih dan mengevaluasi apakah bahan tersebut kita perlukan dan sesuaidengan kebutuhan kita (Ihroni, 1968).
3.      Menentukan isi atau gagasan penting dalam bahan yang tersedia di jaringan internet
Setelah kita memastikan bahan dari internet tersebut sesuai dengankebutuhan, selanjutnya kita perlu menemukan dan memahami gagasan penting dari bahan tersebut. Dengan langkah-langkah, pertama membacasecara keseluruhan, kemudian mencari pokok-pokok kalimat dari bacaantersebut, ketiga kita perlu menemukan pola pengembangan paragraph,terakhir membuat kesimpulan mengenai isi bacaan tersebu (Sudarso, 1988).
4.      Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan dalam jaringan internet untuk menulis
Selaku pembaca, harus menampakkan sikap kritis terhadap bacaanyang dibaca dalam internet.Hal ini disebabkan informasi dalam internet belum teruji sepenuhnya. Untuk tidak menerima begitu saja tulisan yangada di internet, paling tidak yang harus dilakukan adalah membaca secarasepintas bagian-bagian tertentu agar kita mengetahui sudut pandang,kemudian membuat daftar pertanyaan mengenai bahan tersebut missalsiapakah yang penulisnya? Apa yang melatarbelakangi tulisan tersebutdibuat? Dan sebagainya, terakhir kita harus mengevaluasi dan meninjaukembali bacaan tersebut .



BAB 3
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Membaca merupakan langkah awal untuk memahami tulisan untuk memperkaya pengetahuan guna mengembangkan daya nalar. Membaca kritis berarti membaca dengan cermat dan teliti secara cepat dan tepat untuk memahami dan mendapat informasi sebanyak-banyaknya dari sebuah tulisan.
Membaca kritis pada artikel ilmiah sangat penting karena artikel ilmiah selalu memuat fakta yang berdasarkan penelitian, jadi dalam mencari sumber penulisan harus benar-benar diperhatikan kebenarannya. Dalam artikel populer, membaca kritis berguna untuk mengetahui dan mengumpulkan isu terhangat yang ada di masyarkat sebagai bahan penulisan selanjutnya. Mengingat luasnya informasi yang ditawarkan internet, membaca kritis dapat mendorong kita untuk lebih cermat memilah informasi yang didasarkan relevansi dan kebenaran dari informasi tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Baharun, A. T. (2013). Khomeini & Para Sandera AS. Surabaya: Citra.
Harjasujana, A. &. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.
Ihroni. (1968). Membaca dan Mengajar Membaca. Jakarta: Kompas.
Jahrir, A. S. (2012). Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makasar: Universitas Negeri Makasar.
Laode, S. (2010). Jenis Membaca. Angkasa: Jakarta.
Pradana, A. (2009). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas, Produk, Desain. Semarang: Gramedia.
Sudarso. (1988). Sistem Membaca Cepat dan Efisien. Jakarta: Aksara.
Sugiono, D. (2008). KBBI Pusat Bahasa Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tampubolon, D. (1987). Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (1984). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


Share :

Komentar Facebook:

0 Komentar Blog:

Entri Populer