KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Membaca Efektif”
Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah komunikasi pendidikan .
Dalam
penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada :
- Ibu Dra. Hj. Isna Fauziah, M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Komunikasi Pendidikan.
- Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Komunikasi Pendidikan.
- Keluarga yang selalu mendukung kami.
- Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Membaca Efektif”, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam
penyusunan makalah ini baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Palangka
Raya, 10 April 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah
......................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................
1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian
Membaca..................................................................... 3
B. Pengertian Membaca
Kritis........................................................... 4
C. Teknik Membaca
Kritis................................................................. 5
D. Kegiatan Dalam Membaca
Kritis.................................................. 6
E. Ragam Membaca
Kritis................................................................. 6
F. Membaca Kritis Tulisan/artikel
Ilmiah.......................................... 9
G. Membaca Kritis Artikel
Populer................................................. 10
H. Membaca Kritis Buku
Ilmiah...................................................... 13
I. Membaca Kritis Bahan Bahan yang
Tersaji dalam Jaringan
Internet untuk
Menullis............................................................... 15
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN...............................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
18
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita semua pasti pernah melakukan
sebuah kegiatan yaitu membaca, baik itu membaca buku, koran, majalah, artikel,
novel, komik dan lain sebagainya. Membaca memang sangat besar manfaatnya bagi
kita. Kita dapat menambah ilmu dan wawasan serta memperbarui informasi. Kita
juga dapat menghibur diri sendiri dari kegiatan yang satu ini.
Setiap jenis bacaan pastinya memiliki
fokus tujuan yang berbeda-beda. Misalnya saja koran dan majalah dicetak dengan
tujuan utama untuk memperbarui wawasan pembacanya mengenai isu-isu terkini baik
yang hanya terjadi di sekitar pembaca ataupun yang terjadi di seluruh dunia. Lain halnya dengan novel dan
komik yang dipublikasikan
kepada para pembaca agar terhibur dengan cerita-cerita yang disajikan oleh penulis.
Perbedaan-perbedaan tujuan bacaan
tersebut mengakibatkan perbedaan cara membaca masing-masing jenis bacaan. Kita
tidak dapat menyamakan cara membaca antara komik dengan membaca koran ataupun
majalah. Membaca koran mengharuskan para pembacanya agar membaca setiap kalimat
yang tercetak dengan seksama agar informasi yang disampaikan sesuai dengan apa
yang terjadi. Beda halnya dengan komik, pembaca hanya perlu membacanya secara
santai sehingga dapat terhibur dengan jalan cerita yang tersaji. Perbedaan cara
membaca ini dimungkinkan agar pembaca benar-benar dapat mencapai tujuan utama
dari kegiatan membaca tersebut.
Lalu bagaimana dengan membaca sebuah
artikel ilmiah baik itu dari internet ataupun sumber-sumber lain? Apakah sama
dengan membaca koran, majalah, atau komik? Tentu tidak, artikel-artikel ilmiah
ditulis dengan tujuan yang berbeda dari bacaan-bacaan tersebut. Oleh karena itu
artikel-artikel ilmiah perlu dibaca dengan cara yang berbeda pula, yaitu dibaca
dengan kritis dan efektif. Makalah “Kiat Membaca Efektif” ini akan memaparkan
pengertian serta bagaimana kita dapat membaca secara kritis dan efektif
berbagai artikel-artikel ilmiah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian membaca?
2.
Apa itu membaca kritis?
3.
Bagaimana teknik membaca
kritis?
4.
Apa kegiatan dalam membaca kritis?
5.
Apa saja ragam mambaca kritis?
6.
Bagaimana membaca kritis pada
tulisan atau artikel ilmiah?
7.
Bagaimana membaca kritis pada
artikel popular?
8.
Bagaimana membaca kritis pada buku
ilmiah?
9.
Bagaimana membaca kritis pada
bahan-bahan yang tersaji dalam jaringan internet untuk menulis?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
antara lain :
1.
Mengenalkan pengertian membaca.
2.
Menjelaskan arti dari membaca.
3.
Memberitahu teknik membaca kritis.
4.
Mengemukakan kegiatan dalam membaca kritis.
5.
Mengemukakan ragam membaca kritis.
6.
Memberitahu bagaimana membaca kritis pada tulisan/artikel ilmiah.
7.
Memberitahu bagaimana membaca kritis pada artikel popular.
8.
Memberitahu bagaimana membaca kritis pada buku ilmiah.
9.
Memberitahu bagaimana membaca kritis pada bahan-bahan yang tersaji dalam
jaringan internet untuk menulis.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan
penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984). Pengertian lain dari membaca adalah
suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa
tulis.
Membaca adalah suatu kegiatan atau cara
dalam mengupayakan pembinaan daya nalar (Tampubolon, 1987). Dengan membaca, seseorang secara
tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan
arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan
nalar yang dimilikinya.
Dari segi linguistik membaca adalah
suatu proses penyandian kembali dan pembahasan sandi (a recording and
decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa
lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan,
1984).
(Harjasujana, 2003) mengemukakan
bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan
sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan
tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi
kata dan mencari arti dari sebuah teks.
Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.
Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.
Dari
definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah
proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan
ini diperlukan untuk memberikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan
menjadi bermakna bagi pembaca
B. PengertianMembaca
Kritis
Membaca kritis
merupakan salah satu ragam membaca sastra yang dilakukan dengan menggunakan
pikiran dan perasaan secara kritis untuk menemukan dan mengembangkan suatu
konsep dengan jalan membandingkan isi teks yang dibaca dengan pengetahuan,
pengalaman, serta realitas lain yang diketahui pembaca untuk memberikan
identifikasi, perbandingan, penyimpulan dan penilaian (Laode, 2010).
Membaca kritis juga
dapat diartikan kegiatan membaca yang dilakukan dengan bijaksana, penuh
tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari
kesalahan penulis.Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah
bacaan.Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.
Soedarsono mengatakan
bahwa membaca kritis (critical reading) adalah cara membaca dengan melihat
motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi
ia bersama- sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca
dengan nuansa dan arti.Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara
analisis dan dengan penilaian.Membaca harus merupakan interaksi antara penulis
dan pembaca, kedua belah pihak “saling mempengaruhi” hingga terbentuk
pengertian baru.
Dalam membaca kritis
pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti
pikiran penulis secara tepat, akurat, dan kritis.Akurat artinya dalam hubungan
relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak
benar.Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, logis,
benar, atau menurut realitas. Karena adalam membaca kritis membaca akan
menganalisis, membandingkan, dan menilai.
Tujuan membaca kritis
yaitu: (1) memahami tujuan penulias atau pengarang, (2) memanfaatkan kemampuan
membaca pemahaman dengan kemampuan berfikir kritis, (3) memahami organisasi
tulisan atau bacaan (pendahuluan, isi, penutup), (4) Memberikan
penilaian terhadap penyajian penulis atau pengarang (informasi, logika, bahasa,
kualifikasi, sumber informasi), (5) Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap
bacaan.
Untuk memudahkan pembaca dalam
menemukan maksud penulis, pembaca kritis harus mempunyai beberapa keterampilan
ini, seperti : keterampilan menemukan informasi, ide pokok, organisasi
tulisan,suasana batin bacaan, menyimpulkan bacaan, mengadakan prediksi terhadap
bacaan yang dibaca, membedakan antara fakta dan opini serta membedakan antara
realita dan fantasi.
C.
Teknik Membaca Kritis
Menurut (Sudarso, 1988) ada empat
teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis.
1.
Mengerti Isi Bacaan
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata
lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan
serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah
informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman.Mendapat informasi
bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan
mengetahui segalanya tentang fakta.
2.
Menguji Sumber Penulis
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3.
Interaksi Antara Penulis Dengan Pembaca
Pembaca tidak
hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan
yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan
membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4.
Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
Pembaca
hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca
juga mengevaluasi teknik penulisannya.Akhirnya penulis mempertimbangkan dan
mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
D. Kegiatan
dalam membaca Kritis
Ada tiga kegiatan yang terdapat
dalam membaca kritis
1.
Membaca Dengan Berpikir
Membaca hendaknya memikirkan persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang
ditampilkan dalam bacaan. Pembaca memikirkan maksud dan tujuan penulis
mengemukakan fakta-fakta tersebut. Tujuan pembaca dengan cara berpikir ini
supaya pembaca dapat menentukan batasab-batasan dari persoalan-persoalan atau
fakta-fakta yang dikemukakan oleh pengarang
2.
Membaca Dengan Menganalisis
Analisis merupakan kunci membaca kritis.Dengan menganalisis pembaca dapat
mengetahui apakah gagasan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh
di sokong oleh detail-detail yang diberikannya atau tidak. Pembaca selanjutnya
dengan cara itu akan dapat memisah-misahkan mana detail-detail yang penting,
mana detail yang cocok dan detail yang tidak cocok.
3.
Membaca Dengan Penilaian
Tugas pembaca kritis adalah menilai fakta atau pernyataan
yang dapat menyokong gagasan pokok yang dikemukakan.Pembaca harus sanggup
menentukan apakah fakta yang dibacanya ada hubungannya satu dengan yang lainnya
atau mungkin pembaca nenemukan dua atau lebih fakta yang seharusnya dipandang
sebagai fakta yang terpisah.Akhirnya pembaca menentukan penilaian terhadap
fakta-fakta yang disajikan oleh penulis.
E.
Ragam Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis
tergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan.
1.
Membaca cepat
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan membaca
tanpa harus meninggalkan pemahaman terhadap isi dari bacaan.kecepatan membaca
bergantung pada bahan dan tujuan membaca dan juga penguasaan pembaca terhadap
isi bacaan.
Membaca cepat tentu memiliki tujuan, tujuannya yakni agar dalam waktu
yang relatif singkat kita mampu mendapatkan hasil dan memahami bacaan
sebanyak-banyaknya. Mengapa membaca cepat begitu penting? Hampir seluruh
informasi yang kita dapatkan dari buku-buku, koran, majalah, tabloid, bahkan
media internet seperti media online menyajikan informasi dalam bentuk teks
bacaan.
2. Membaca Cepat/Sekilas untuk Mencari
Topik
Kadang-kadang kita membaca bukan untuk
mencari informasi yang rinci. Kita hanya ingin mengetahui secara umum apa yang
dibicarakan dalam tulisan yang kita baca. Dalam hal ini, kita tidak perlu
memfokuskan perhatian kita pada bagian-bagian tertentu.Kita bisa membaca
tulisan dengan cepat secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan
membaca cepat ini kita akan mendapat ide tentang topik tulisan yang kita
butuhkan.
Tujuan menemukan gagasan utama pada sebuah bacaan.Adalah : a)
memahami gagasan utama setiap paragraf,b) memahami gagasan utama setiap subbab,
c) mencari gagasan utama setiap bab, dan d) menemukan gagasan utama seluruh
bacaan
3.
Membaca Cepat untuk Informasi Khusus
Membaca Cepat juga bisa kita lakukan
kalau kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan.Perhatian kita
hanya tertuju kepada bagian-bagian yang kita inginkan.Bagian-bagian yang berisi
informasi yang kita tidak inginkan tidak mendapat perhatian kita.
Tujuan membaca
pemahaman untuk memahami bacaan yang berupa :
a.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Ilmu
agama
c.
Budaya dan adat istiadat
d. Buku
sastra dan kesenian
e.
Resensi kritis
f.
Buku-buku drama
Aspek Penting
Dalam Membaca Pemahaman, yaitu:
a.
Memiliki kosakata yang banyak
b.
Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,
dan wacana
c.
Kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang
d.
Kemampuan menangkap out line bacaan
e.
Kemampuan menangkap urutan peristiwa
f.
Kemampuan maksud penulis
g.
Kemampuan untuk meneliti dan memberikan komentar yang kritis terhadap bacaan
h.
Kemampuan untuk mengikuti alur yang telah digariskan oleh penulis dalam bacaan
i.
Kemampuan untuk mengingat masalah pokok yang terdapat dalam wacana
j.
Kemampuan untuk mengatur kecapatan membaca
4.
Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Kita mungkin
juga ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal. Dalam hal ini,
kegiatan membaca kita akan difokuskan pada bagian yang mengandung informasi
yang kita ingin ketahui secara rinci. Begitu kita sampai pada bagian tersebut,
Kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang
ingin kita dapatkan.Sasaran membaca teliti adalah sasaran bentuk (memahami
bentuk bahasa yang digunakan dalam bacaan) dan isi (memahami makna yang
terkandung dalam bacaan).Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak
perlu dibaca lebih lanjut
(Jahrir, 2012).
Tujuan Membaca
Teliti, yaitu:
a.
Memahami bacaan secara detail dari awal sampai akhir bacaan
b.
Mengamati secara jeli tentang ide atau gagasan setiap komponen bacaan
c.
Mengamati secara teliti komponen bahasa yang digunakan dalam bacaan
d.
Meneliti struktur organisasi bacaan secara cermat
e.
Meneliti tokoh atau pelaku yang terdapat dalam bacaan tersebut
F. Membaca
Kritis Tulisan/ Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah biasanya dimuat dalam jurnal. Jurnal ilmiah adalah
jurnal yang memuat tulisan dalam bentuk artikel ilmiah.Artikel ilmiah merupakan
tulisan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang merupakan hasil penelitian
terhadap suatu masalah.Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca
jenis tulisan lain karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah
biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan
jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi
yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah
beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan/artikel
ilmiah.
1. Menggali tesis/ pernyataan masalah
Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum
tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan
dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak
dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan
karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita
buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel
secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang
bersangkutan.
3. Menyetir konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan
teori)
Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk
mendukung butir-butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi
konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih
memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan kita.
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan
dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah,kita juga perlu
memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. Butiran-butir yang
di anggap tidak relevan tidak perlu di kutip.
5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari
implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita
kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya?
6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, kita
perlu secara jelas meletakkan posisi kita.Apakah kita bersikap netral,
menyetujui, atau tidak menyetujiu pernyataan yang kita kutip?
G. Membaca kritis
artikel popular
Artikel populer biasanya berisi pemahaman tentang sebuah isu yang sedang
diminati masyarakat, dan tidak mementingkan teori dan data.Artikel/buku ilmiah biasanya
berisi tentang pemahaman tentang isu yang tidak diminati masyarakat, peranan
teori dan data sangat penting dalam artikel ini( (Jahrir, 2012). Ketika kita
membaca sebuah artikel entah itu artikel populer ataupun artikel ilmiah kita
biasanya berusaha untuk menganalisis artikel tersebut sehingga kita bisa
menarik sebuah kesimpulan (Laode,
2010). Ciri artikel populer:
1.Dimuat di surat kabar atau majalah
2.Isinya bersifat ilmiah populer
3.Menggunakan bahasa populer
4.Sasaran pembacanya umum
5.Dapat dipahami oleh siapa saja
6.Dapat dibahas oleh siapa saja
Membaca kritis tulisan populer lebih
mudah dipahami karena sifatnya yang terbaru hangat dibicarakan dan bahasa yang
digunakan juga bahasa komunikatif yang mudah dimengerti pembaca.Berikut adalah
beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca artikel populer.
1.
Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas dalam artikel populer
Perlu diperhatikan dalam membaca tulisan populer adalah
mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas.
2.
Menentukan signifikansi/relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan
Isu yang dibicarakan dalam sebuah tulisan mungkin tidak
mempunyai relevansi untuk tulisan yang akan kita buat.
3.
Memanfaatkan isu artikel populer untuk bahan/inspirasi dalam menulis
Isi artikel populer dapat menjadi inspirasi karena isu
artikel populer biasanya tentang masalah sosial.
4.
Membedakan isi artikel populer dengan isi artikel ilmiah dan buku ilmiah
Artikel populer biasanya berisi pemahaman tentang sebuah
isu yang sedang diminati masyarakat, dan tidak mementingkan teori dan
data.Artikel/buku ilmiah biasanya berisi tentang pemahaman tentang isu yang
tidak diminati masyarakat, peranan teori dan data sangat penting dalam artikel
ini.
Berikut adalah contoh sebuah artikel
populer
Analisa Kasus Bank Century
Tanpa diduga sebelumnya, upaya
pemerintah menyelamatkan Bank Century dari kehancuran akibat perampokan
sistematis yang dilakukan pemiliknya berkembang cepat dan langsung masuk ke
pusat medan politik nan panas.
Sejatinya, pengucuran dana (yang
menurut Menkeu Sri Mulyani sebatas menaikkan CAR atau rasio kecukupan modal)
sebesar Rp. 6,7 triliun hanya akan berbuntut pada pengusutan hukum di BPK, KPK
atau kepolisian jika terindikasi ada oknum yang merekayasa pengucuran dana
segar tersebut.
Artinya, dengan asumsi ada orang-orang
di pemerintahan dan di manajemen Bank Century yang menikmati keuntungan secara
haram dari pengucuran dana, maka kasus ini, seperti biasa, akan kembali
menambah daftar panjang koruptor dan penjahat berkerah putih Indonesia.
Tapi ternyata yang merebak belakangan
adalah konflik horizontal antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkeu Sri Mulyani
dan Mantan Gubernur BI Boediono yang terpilih sebagai Wakil Presiden RI periode
2009-2014.
Jusuf Kalla yang merasa dirinya hendak
dibenamkan dalam kasus ini langsung bereaksi.Dia segera mengoreksi tanggal
audiensi antara dirinya dengan Sri Mulyani dan Boediono.
Sebelumnya Sri Mulyani mengaku
melaporkan kasus Bank Century ke Wapres Jusuf Kalla tanggal 22 November atau
sehari sebelum LPS mengeluarkan dana pertama sebesar RP. 2,7 triliun lebih.
Tapi menurut JK, Menkeu baru menghadap kepadanya (berhubung Presiden SBY masih
berada di AS) tanggal 25 November 2009.
“Jadi, seolah-olah saya tahu pengucuran
dana itu. Padahal, saya tidak tahu sama sekali,” papar Wapres dalam sebuah
jumpa pers yang dilengkapi dengan kronologi lengkap kasus Bank Century (KOMPAS,
1/9).
Selain itu, JK juga memaparkan bahwa
Boediono tidak beranimelaporkan pendiri Bank Century Robert Tantular yang
jelas-jelas menipu banknya sendiri senilai Rp. 1,4 triliun ke pihak kepolisian.
Karena Bank Indonesia tidak berani
berbuat apa-apa dengan alasan tidak ada landasan hukum, akhirnya Jusuf Kalla
berinisiatif menginstruksikan kapolri menangkap Robert Tantular.
Langkah JK ini bisa ditanggapi dengan
pikiran positif dan negatif.
Bagi yang berpikiran positif, apa yang
dilakukan oleh JK adalah langkah yang tepat dalam rangka mendudukkan setiap
perkara pada porsi yang sebenar-benarnya. Termasuk soal aspek kriminal dan
langkah pemerintah yang dinilai tidak tegas dalam menangani kejahatan berkerah
putih yang selalu berulang dari zaman Edi Tansil hingga era Robert Tanular
dengan nilai kerugian yang fantastik hingga triliunan rupiah.
Tapi langkah JK ini juga bisa dianggap
sebagai upaya penggembosan terhadap pemerintah terpilih.JK dinilai sedang
berusaha mencitrakan sosok seorang Boediono sebagai pemimpin yang tidak tegas.
Bila ini berkembang terus tanpa kendali
politis dari partai penguasa dan pemenang pemilu, tidak mustahil citra
pemerintahan SBY-Boediono langsung merosot bahkan sebelum mereka berdua
dilantik Oktober nanti.
Tapi apapun penilaian orang terhadap
pernyataan-pernyata an keras JK seputar kasus Bank Century, saya sepakat 1000%
dengan ucapan JK berikut :
“Pendapat saya sejak awal solusi
terhadap bank-bank bermasalah tidak dengan bail out karena sesuai pengalaman
tahun 1998 sehingga merugikan negara sampai Rp 600 triliun dalam bentuk bantuan
likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hingga kini bahkan sampai 20 tahun mendatang
rakyat harus membayar dengan bunga dan pokok sebesar Rp 60 triliun melalui
APBN.Padahal, seharusnya kasus itu menjadi tanggung jawab pengawas bank yang
ketat dari Bank Indonesia,” ujarnya (Pradana, 2009).
H.
Membaca Kritis Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah lembar kertas
berjilid berisi tulisan yangmenguraikan suatu bidang ilmu (Sugiono, 2008).Membaca kritis
buku ilmiah dan artikel ilmiah tidak jauh berbeda, bukuilmiah memiliki
pembahasan yang lebih panjang dan rinci dibandingkanartikel ilmiah (Ihroni, 1968).Berikut adalah
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis buku ilmiah.
1.Memanfaatkan indeks untuk menemukan
konsep penting
Buku ilmiah biasanya mencantumkan
indeks yang mengacu padakonsep-konsep penting .
“Indeks adalah daftar kata atau istilah
penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku)
tersusunmenurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat
kata atau istilah itu ditemukan.”(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat,
2008:531).
(Ihroni, 1968) mengatakan indeks berfungsi untuk
mencari dengan cepat pembahasan atau penjelasan konsep-konsep tersebutdalam
buku, mengefisienkan waktu dalam mencari informasi tentangkonsep-konsep yang
ingin diketahui.
2.Menentukan konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil
penelitian, danteori) untuk bahan menulis.
Pengenalan dan pemahaman konsep dapat dimanfaatkan
untuk bahantulisan kita, selain itu dapat pula menambah kedalaman dan
kekritisantulisan kita.Setiap tulisan perlu pandangan ahli, hasil penelitian
yangmendukung, dan teori-teori penting yang baru (Ihroni, 1968).
Cara memahami dan mengenali konsep-konsep
penting dalam bukuilmiah, pertama kita harus membacanya dengan kritis karena
membacakritis adalah dasar untuk memahami bacaan (Tarigan, 1984).
3.Menentukan dan menandai bagian-bagian yang dikutip
Tidak semua tulisan di dalam buku
ilmiah akan diambil sebagaikutipan. Maka, kita perlu menentukan dan menandai
bagian-bagian yangdianggap penting. Setiap kutipan harus ditulis nama penulis,
tahun, danhalaman yang dikutip. Contoh, Winarno, mengatakan bahwa pada masa
ini, orientasi para penguasa masih sangat kuat dalam kehidupan birokrasi publik
(Ihroni, 1968).
4.Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang dikutip
Kutipan-kutipan yang diambil harus
fungsional, artinya dapatmendukung tulisan secara keseluruhan.Kalaupun mengutip
pendapat yang bertolak belakang dengan tulisan kita maka kita perlu memberikan
penjelasan yang tepat atas kutipan yang kita ambil, entah sebagai perbandingan
atau menambah wawasan pengetahuan tulisan kita (Ihroni, 1968).
5.Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Kita harus memosisikan diri dengan
jelas atas pernyataan yang kitakutip, baik bersikap netral, menyetujui ataupun
tidak menyetujui pernyataan tersebut. Dalam tulisan yang mengandung kutipan,
kita perlumemberikan suatu kesimpulan dan pendapat sendiri mengenai konsepyang
ditawarkan dan ikut memberikan koreksi serta penjelasan khususmengenai
pandangan orang lain yang dikutip (Ihroni, 1968).
I.
Membaca Kritis Bahan-bahan yang Tersaji dalam Jaringan Internet untuk
Menulis
“Internet adalah Komp jaringan
komunikasi elektronik yangmenghubungkan jaringan computer dan fasilitas
komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau
satelit”(KBBIedisi keempat, 2008:543).
Sedangkan menurut Wikipedia (2013) Internet
(kependekan dari Interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer
yang salingterhubung menggunakan standar sistem global Transmission
Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protocol
pertukaran paketuntuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Pada zaman modern ini internet sudah
menjadi bagian yang tak asing bagi mahasiswa. Internet menyediakan berbagai
informasi sehinggakehadirannya banyak memberi kemudahan untuk menyelesaikan
tugas-tugasmahasiswa, baik tugas mata kuliah tertentu maupun tugas lain berupa
karyatulis ilmiah.
pembaca harus kritis terhadap bacaan
dariinternet. Banyaknya informasi yang dapat diakses dari internet, membuat
kitaperlu menyeleksi informasi yang didapatkan. Karena tidak semua
informasisesuai dengan topik yang akan ditulis dan dapat dipercaya, terutama bahanyang
memuat pernyataan atau pendapat yang belum teruji kebenarannya.Informasi yang
telah didapatkan selanjutnya dianalisis ulang denganmeninjau kembali isi bacaan
tersebut, kemudian disesuaikan dengan realitasyang ada.
1.
Kiat praktis mencari dan menemukan bahan-bahan dalam jaringan internet
(Ihroni, 1968) menjelaskan bahwa kita
dapatmemanfaatkan website yang berkaitan dengan topik tulisan
kita.Contoh.Alamat situs http//www.its.ac.id/berita.php?tentang tulisan yang
berjudul “Membaca Sambil Tidur”
Kita juga dapat memanfaatkan
search engine atau mesin pencari search engine atau mesin pencari adalah
program komputer yang dirancang untuk melakukan pencarian berkas- berkas yang
tersimpan dalam layanan www, ftp, publikasi milis ataupunnewsgroup dalam
suatu jaringan. Contohnya: google, babylone, yahoo, bing, amazon dan
sebagainya.
2.
Memilih dan mengevaluasi bahan dalam jaringan internet untuk bahan
menulis
Dari jaringan internet, kita bisa
mendapatkan bahan-bahan dalam jumlah yang sangat banyak.Tidak semua bahan yang
kita dapatkan dariinternet berguna atau relevan untuk tulisan kita.Oleh karena
itu, kita perlumemilih dan mengevaluasi apakah bahan tersebut kita perlukan dan
sesuaidengan kebutuhan kita (Ihroni,
1968).
3.
Menentukan isi atau gagasan penting dalam bahan yang tersedia di jaringan
internet
Setelah kita memastikan bahan dari
internet tersebut sesuai dengankebutuhan, selanjutnya kita perlu menemukan dan
memahami gagasan penting dari bahan tersebut. Dengan langkah-langkah, pertama
membacasecara keseluruhan, kemudian mencari pokok-pokok kalimat dari
bacaantersebut, ketiga kita perlu menemukan pola pengembangan
paragraph,terakhir membuat kesimpulan mengenai isi bacaan tersebu (Sudarso, 1988).
4.
Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan dalam jaringan internet untuk menulis
Selaku pembaca, harus menampakkan sikap
kritis terhadap bacaanyang dibaca dalam internet.Hal ini disebabkan informasi
dalam internet belum teruji sepenuhnya. Untuk tidak menerima begitu saja
tulisan yangada di internet, paling tidak yang harus dilakukan adalah membaca
secarasepintas bagian-bagian tertentu agar kita mengetahui sudut
pandang,kemudian membuat daftar pertanyaan mengenai bahan tersebut
missalsiapakah yang penulisnya? Apa yang melatarbelakangi tulisan
tersebutdibuat? Dan sebagainya, terakhir kita harus mengevaluasi dan
meninjaukembali bacaan tersebut .
BAB 3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Membaca merupakan langkah awal untuk
memahami tulisan untuk memperkaya pengetahuan guna mengembangkan daya nalar.
Membaca kritis berarti membaca
dengan cermat dan teliti secara cepat dan tepat untuk memahami dan mendapat
informasi sebanyak-banyaknya dari sebuah tulisan.
Membaca kritis pada artikel ilmiah sangat penting
karena artikel ilmiah selalu memuat fakta yang berdasarkan penelitian, jadi
dalam mencari sumber penulisan harus benar-benar diperhatikan kebenarannya.
Dalam artikel populer, membaca kritis berguna untuk mengetahui dan mengumpulkan
isu terhangat yang ada di masyarkat sebagai bahan penulisan selanjutnya. Mengingat luasnya informasi yang
ditawarkan internet, membaca kritis dapat mendorong kita untuk
lebih cermat memilah informasi yang didasarkan relevansi dan kebenaran dari
informasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Baharun, A. T.
(2013). Khomeini & Para Sandera AS. Surabaya: Citra.
Harjasujana, A.
&. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.
Ihroni. (1968).
Membaca dan Mengajar Membaca. Jakarta: Kompas.
Jahrir, A. S.
(2012). Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makasar:
Universitas Negeri Makasar.
Laode, S.
(2010). Jenis Membaca. Angkasa: Jakarta.
Pradana, A.
(2009). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas, Produk, Desain. Semarang:
Gramedia.
Sudarso.
(1988). Sistem Membaca Cepat dan Efisien. Jakarta: Aksara.
Sugiono, D.
(2008). KBBI Pusat Bahasa Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tampubolon, D.
(1987). Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, H. G.
(1984). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
0 Komentar Blog: