Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

MakalahPerkembangan peserta didik usia sekolah menengah

0


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna hanya berkat dan rahmatnya,sehingga  kami  dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah ini membahas tentang “Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah”.makalah yang kami buat ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh ibu Dra.Hj. Isna Faujiah, M.Pd dosen mata kulia ini,serta memberikan berbagai pemahaman tentang materi di atas.Dengan di buatnya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa agar dapat lebih memahami tentang perkembangan para peserta didik khususnya di sekolah menengah .
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kehilafan dan kesalahan,kami sangat  mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca maupun pendengar yang sifatnya membangun demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….2
BAB I  PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………..3
A.LATAR BELAKANG
B.PERMASALAHAN
BAB II  PEMBAHASAN………………………………………….……………………………………….4
BAB III PENUTUP………………………………………………….………………………………………10
A.KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA




 BAB I
PENDAHULAN
  1. A.   LATAR BELAKANG
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menegah Meliputi beberapa poin penting yaitu :Perkemb-
ngan Fisik,Masalah Kesehatan,Perkembangan Kognitif,Orientasi Seksual dan Seksualitas,Kenakalan remaja.
B.PERMASALAHAN
Materi ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui bagaimana perkembangan Peserta didik usia sekolah menegah dan bagaimana cara mengendalikan sikap dan tingka laku para siswa di usia ini.Karna para siswa di usia ini masihlah sangat labil dan butuh pengarahan yang efektif dan extra.














BAB II
PEMBAHASAN

A.Perkembangan Fisik
Pada usiah 12 – 19 tahun para peserta didik mengalami periode remaja transisi.yang dimaksud periode transisi di sini adalah periode dimana peserta didik diantara masa anak-anak dan usia dewasa.Di periode ini seorang peserta didik akan mengalami perkebangan yang sangat besar,seperti : pertumbuhan fisik,emosional,dan intelektualnya.
Perkembangan dan perubahan fisik sangat nyata pada peserta didik di usia ini.baik dia laki-laki ataupun perempuan.Dalam rentang waktu beberapa tahun ini pesrta didik mempersiapkan diri menjadi anggota masyarakat dewasa yang mandiri dan membaur serta berkontribusi dengan masyarakat.
Perkembangan psikoseksual pun mengalami pematangan luar biasa atau biasa disebut dengan pubertas.Pubertas adalah suatu penandahan bahwa masa kanak-kanak berakir dan awal kematangan seksual.Pubertas ini tidak terjadi pada waktu yang bersamaan atau kapan puberitas itu akan terjadi bagi seorang remaja laki-laki maupun perempuan.Keduanya mengalami perkembangan secara stuktural dan hormonal yang mencerminkan kesiapan reproduksi seksual mereka.
Ada dua karakteristik seks,yaitu : Karakteristik seks primer (Primary sex characteristics) dan karakteristik seks sekunder (secondary sex characteristics).Contoh karakteristik seks primer adalah penis anak laki-laki dan Rahim pada wanita.dan contoh karakteristik seks sekunder adalah pertumbuhan rambut kemaluan pada kedua jenis kelamin.selama masa kanak-kanak,laki-laki akan menghasilkan hormon endrogen sama halnya dengan perempuan menghasilkan hormon estrogen.
Tanda awal dari  percepatan kematangan remaja adalah pertumbuhan atau peningkatan secara nyata pada tinggi dan berat badan.percepatan pada wanita biasanya dimulai antara usia 10 – 14 tahun dan berakir pada usia 16.sedangkan pada anak laki-laki,biasanya dimulai antara usia 10 – 16 tahun dan berakir pada usia 18 tahun.Perempuan umumnya yang lebih dulu mengalami pubertas daripada anak laki-laki.
Ciri-ciri pubertas pada anak perempuan seperti : badan mereka tumbuh tinggi,pinggul melebar,payudara menjadi bulat dan besar,rambut bertumbuh pada kaki,bawah lengan,dan sekitar alat kelamin,labia menebal,klitoris memanjang,Rahim membesar,dan menstruasi.ciri-ciri pada anak laki-laki,seperti : badan menjadi lebih tinggi,besar,kuat,suara dalam mereka semakin tampak terdengar,bahu melebar,rambut tumbuh dibawa lengan,wajah,sekitar alat kelamin,testis menghasilkan sperma,mimpi basah,dan penis juga organ reproduksi lainnya membesar.pada usia ini sesungguhnya anak laki-laki bisa menghamili lawan jenisnya.Anak gadis remaja dan anak laki-laki sama-sama meningkat tinggi dan berat badannya,muncul kecanggungan umum,naik-turunnya emosional,tumbuh jerawat,dsb.
B.Masalah Kesehatan
Tiga kemugkinan  masalah kesehatan utama yaitu : gangguan makan,depresi,dan penyalagunaan zat.
v Gangguan Makan
Gangguan makan sering muncul akibat keasyikan dengan makanan.ini berdampak paling umum pada kalangann remaja,yaitu obesitas atau bisa disebut kegemukan.diseluruh dunia sekitar 15 – 20 persen remaja yang mengalami obesitas.
Kebiasaan mengurangi makanan dan menghindari obesitas pun bisa berbahaya,yaitu dapat menyebabkan anoreksia nervosa atau kelaparan.Anoreksia yang khas adalah model remaja yang terobsesi dengan membeli makanan,mamasak,dan menyiapkan makanan,tetapi sangat sedikit makan.
Erat kaitannya dengan anoreksia adalah bulimia nervosa,berupa gangguan yang mengikuti pola pembersihan makanan yang sudah dimakan .setelah makan sampai kenyang,bulimia muntah,mengambil obat pencahar,atau olaraga keras untuk membakar kalori yang baru saja dikonsumsi.Bulimia,seperti juga anoreksia.”Terobsesi dengan makanan,berat badan,dan bentuk tubuh.Baik  Anoreksia maupun bulimia jauh lebih umum menimpa wanita dibanding dengan anak laki-laki.
v Depresi
Sebanyak 40% remaja memiliki masa depresi.jenis gangguan mood yang ditandai dengan perasaan harga diri rendah dan tak berharga,hilangnya minat dalam aktivitas kehidupan,serta perubahan pola makan dan tidur.depresi remaja sering disebabkan oleh perubahan hormone ,tantangan hidup,dan masalah penampilan.dalam hal ini perempuan remajalebih banyak menderita depresi dibanding dengan anak laki-laki remaja.Konsekuensi nyata dan tragis dari depresi adalah bunuh diri.faktor resiko yang menyebabkan orang yang merasaputus asa untuk bunuh diri adalah “keasyikan”.
v Penyalagunaan Zat
Beberapa remaja, termasuk peserta didik menyalahgunakan zat atau obat-obat Terlarang untuk menghindari rasa sakit, mengatasi stress sehari-hari, atau untuk kepentingan “solidaritas” dengan rekan-rekannya yang merupakan bagian dari aktivitas pergengan tertentu. Bahkan hal ini merupakan sebagai sebuah simbol bahwa mereka sudah dewasa.
Penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang pun sangat marak di Negara-negara berkembang “makin bertambah jumlahnya”. Sebaliknya di Negara-negara maju diyakini jumlahnya cenderung makin berkurang disbanding dengan tahun 1960-an dan 1970-an. Di Amerika Serikat, studi tahun 1989 menunjukkan 35% dari peserta didik sekolah menengah dilaporkan sedikitnya telah lima kali minum berturut-turut dan setidaknya sekali dalam dua minggu sebelumnya, dihitung pada saat penelitian.
C.Perkembangan Kognitif
        Kebanyakan peserta didik mencapai tahap operasi formal versipiaget pada usia sekitar 12 tahun atau lebih, dimana mereka mengambangkan alat baru untuk memanipulasi informasi. Pada fase sebelumnya ketika masih sebagai anak-anak mereka hanya bisa berpikir konkrit. Ketika memasuki tahap operasi formal mereka bisa berpikir abstrak dan dedukatif.Titik puncak atau jatuh tempoh perkembangan kognitif terjadi ketika peserta didik sudah memasuki usia dewasa dan jaringan sosial makin berkembang ketika itu pula kemampuan otak dan jaringan social menawarkan bereksperimen dengan kehidupan. Karena itu pengalaman duniawi memainkan peran besar dalam mencapai tingkat operasi formal.
Banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa kemampuan rasional yang abstrak dan kritis berkembang melalui proses pendidikan dan pembelajaran serta pelatihan secara continue. Sebagai contoh: penalaran sehari-hari siswa mengalami peningkatan sejak tahun-tahun pertama belajar hingga menamatkan pendidikan jenjang tertentu. Hal ini menunjukkan nilai pendidikan dalam pematangan kognitif itu dirangsang oleh continueitas dan konsistensi proses aktivasi. Fenomena ini tidak untuk diberi makna bahwa kecerdasan intelektual seseorang terus meningkat karena ada titik optimumnya.
 Pengembangan Intelektual
Menurut Robert Sternberg, kecerdasan terdiri dari tiga aspek atau dikenal dengan Triakis teori, yaitu
  1. Komponensial adalah aspek kritis
  2. Pengalaman adalah aspek berwawasan
  3. Kontekstual adalah aspek praktis.
Kebanyakan  tes IQ hanya mengukur kecerdasan komponensial. Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa kecerdasan komponensial bermakna kemampuan untuk menggunakan strategi pemrosesaan informasi internal ketika peserta didik mengidentifikasi dan berpikir tentang pemecahan masalah dan mengevaluasi hasil.
Kecerdasan ekperimental adalah kemampuan mentransfer pembelajaran secara efektif untuk memperoleh keterampilan baru. Dengan kata lain kecerdasan eksperimen adalah kemampuan untuk membandingkan informasi lama dan informasi baru dan u ntuk menempatkan fakta bersama dengan cara yang asli.
Kecerdasan Kontekstual adalah kemampuan untuk menerapkan kecerdasan praktis termasuk memiliki kepedulian sosial budaya dan kontoks historis. Suatu bagian penting dari kecerdasan ini adalah pengetahuan diam-diam atau perolehan pengalaman yang cerdas yang tidak secara langsung diajarkan.
Pengembangan Moral dan Penilaian
Sisi lain dari perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah menengah adalah pengembangan moral dan penimbangan atau kemampuan berpikir tentang benar atau salah. Lawrence Kholberg mengemukakan suatu teori  perkembang moral manusia termasuk peserta didik dengan tiga tingkat yang terdiri dari enam tahap.
  • Ø Tingkat Pertama, moralitas prakonventional harus dilakukan dengan alasan moral dan perilaku didasarkan pada aturan dan takut hukum (tahap 1) dan kepentingan non empatetik diri sendiri (tahap 2)
  • Ø Tingkat Kedua, moralitas konvensional, mengacu pada kesesuaian dan membantu orang lain (tahap 3), serta mematuhi hukum dan menjaga ketertiban (tahap 4)
  • Ø Tingkat Ketiga, moralitas pascakonvensional, terkait dengan sifat relative menerima dan berubah dari peraturan dan perundang-undangan (tahap5), serta mengarahkan perhatian hati nurani dengan HAM (tahap 6).
Pencarian Untuk Identitas: Usia 12-19 Tahun
Peserta didik yang memasuki masa remaja berarti mereka berada pada periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Perubahan hormon puberitas mempengaruhi emosi peserta didik yang berusia remaja ini. Hal ini sering kali amat nyata dalam perilaku mereka seiring dengan munculnya fluktuasi emosional dan seksual muncul pula kebutuhan peserta didik berusia remaja untuk mempertnyakan otoritas dan nilai-nilai sosial, serta batas kelayakan dan hubungan yang ada. Hal ini sangat nyata dalam system keluarga, dimana kebutuhan remaja untuk kemerdekaan dari orang tua dan saudara kandung dapat menyebabkan banyak konflik dan ketegangan di rumah.
D.Orientasi Seksual Dan Seksualitas
Peserta didik pada usia sekolah menengah berusaha secara total menemukan satu identitas,berupa perwujudan orientasi seksual yang tercermin dari hasrat seksual,emosional,romantic,dan atraksi kasih sayang kepada anggota jenis kelamin yang sama atau berbeda ataupun keduanya.seseorang peserta didik yang tertarik pada anggota jenis lain disebut heteroseksual.dan sebaliknya,seseorang yang menyukai anggota jenis kelamin yang sama disebut homoseksual.dan bagi seseorang yang tertarik pada anggota dari kedua jenis kelamin adalah biseksual.
E.Kenakalan Remaja
Tekanan teman sepermainan atau rekan yang sangat selama masa remaja, kadang-kadang begu-itu banyak sehingga remaja terlibat dalam tindakan-tindakan antisosial berupa kenakalan remaja (juvenile delinguency). Seringkali tindakan ini dilakukan menerpa kapada anak-anak di bawah umur. Ada dua kategori kenakalan remaja.
  1. Anak-anak yang melakukan kejahatan dan dihukum sesuai sesuai dengan aturan hokum, seperti perampokan.
  2. Anak-anak yang  melakukan tindak pidana yang biasanya tidak dianggap sebagai criminal, seperti membolos. Remaja laki-laki biasanya lebih banyak melakukan banding dengan remaja perempuan.
Kemungkinan peserta  didik usia remaja menjadi remaja nakal lebih banyak ditentukan olehkurangnya pengawasan orang tua dan disiplin ketimbang status social ekonom. Pemberontakan remaja dapat tumbuh dari ketegangan antara “keinginan remaja untuk memenuhi kebutuhansecara segera” dan “desakan orang tua agar menunda keinginan itu”. Orang tua yang tidak mampu melakukan pengawasan dan mensosialisasikan “disiplin diri” dan “menakar kemampuan diri” biasanya menimbulkan masalah bagi anak-anaknya di kemudian hari. Guru pun harus ikut mempersuasi anak agar sebbisa mungkin menghindari tindakan “lebih esar pasak dari pada tiang” itu.

















BAB III
PENUTUP
          A.KESIMPULAN
                        Berdasarkan uraian materi di atas dapt disimpulkan bahwa peserta didik usia sekolah menengah masihlah sangat labil.olehnya diperlukan pengontrolan yang sangat efektif bdari para orang tua,guru dan masyarakat dewasa unttuk mengarahkan dan memotifasi mereka dalam perkembangan menuju kedewasaan.
     B.SARAN
            Adalah lebih merasa terhormat bila para pembaca dapat menambahkan dan mengisi kekurangan bahkan kejanggalan dalam makala ini sesuai dengan sumbernya.















    DAFTAR PUSTAKA

                   Achmad Sudrajad. (2008).Fungsi,Prinsip,dan Asas Bimbingan dan konseling.http:/akhmadsudrajat.wordpress.com
                        Abin Syamsuddin Makmun.(2003).Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Rosda Karya Remaja.
Andreson,M.L.,&Lindemen,K.C.(1927).Education through experience.New York : Workes Education Bureau.
Gomm,J.Nancy.(1992).Adolescence.California:MyField Publishing Company.
Corey,G.(2001).The Art of Integrative Counseling.Belomot,CA: Boorks/Cole.
Syamsu Yusuf.(2004).Psikologi Perkembangan Anak Remaja.Bandung:Remaja Rosda Karya.
Sudarwan Danim dan Khairil.(2010).Psikologi Pendidikan: Dalam Perspektif Baru,Bandung : CV Alfabeta.


Share :

Komentar Facebook:

0 Komentar Blog:

Entri Populer