Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

makalh bahasa indonesia keilmuwan tentang Aspek Simantik

0


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Ilmu semantik adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Aspek semantik peristilahan membahas mengenai makna atau arti sebuah kata.
Tidak heran beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru, meski demikian makna yang melekat terlebih dAhulu tidak serta merta hilang begitu saja. Perubahan makna suatu kata yang terjadi terkadang hampir tidak disadari oleh pengguna bahasa itu sendiri. Untuk itu perlu kita mengetahui dan memahami ilmu kebahasaan secara utuh.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan aspek semantik?
2.         Apa saja jenis makna yang ada dalam aspek semantik?
3.         Apa saja yang ada di dalam aspek semantik peristilahan?

C.      Tujuan
1.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud aspek semantik.
2.         jenis makna yang ada dalam aspek semantik.
3.         Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam aspek semantik peristilahan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Aspek Semantik
Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1.         Maksud pembicara.
2.         Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia.
3.         Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya.
4.         Cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah yang mengacu pada studi tentang makna. Semantik  berasal dari bahasa Yunani sema (kata banda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai  atau melambangkan. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (perancis : signe linguistique).
Menurut Ferdinan De Sausure (1966), tanda linguistik terdiri dari :
1.         Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
2.         Komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang dan sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah sesuatu yang berada diluar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referen/acuan/hal yang ditunjuk.
Jadi ilmu semantik adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.
Definisi semantik menurut  para ahli :
1.         J.M.W Verhaar, 1981 : 9 Mengemukakan bahwa semantik berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
2.         Lehrer, 1974 : 1 Semantik adalah studi tengtang makna. Bagi Lehrer semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
3.         Abdul Chaer, semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).
Pengertian aspek semantik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang makna.













B.       Jenis Makna
1.    Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).
Contoh :
Rumah                      : bangunan untuk tempat tinggal manusia
Makan                       : mengunyah dan menelan sesuatu
Makanan                   : segala sesuatu yang boleh dimakan
Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).
Contoh :
Berumah                    : mempunyai rumah
Rumah-rumah           : banyak rumah
Rumah makan           : rumah tempat makan
Rumah ayah             : rumah milik ayah
2.    Makna Denotasi dan Konotasi
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.
Contoh :
Merah            : warna seperti warna darah.
Ular               : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.
Contoh :
Makna dasar Makna tambahan (denotasi) (konotasi)
Merah            : warna (denotasi)  berani, dilarang (konotasi)
Ular               : binatang (denotasi)  menakutkan/ berbahaya (konotasi)
Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.
Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.
Contoh :
Konotasi positif
Kata
Makna
Contoh Kalimat
Buah Tangan
Oleh-oleh
Paman datang membawa buah tangan untuk kakek dan nenek.
Hati Dingin
Sabar
Ibu selalu mendidik anaknya dengan hati dingin.
Tangan Kanan
Orang Kepercayaan
Pak Robby adalah tangan kanan ayahku.
Anak Emas
Anak Kesayangan
Nurul adalah anak emas di keluarganya.

Konotasi negatif
Kata
Makna
Contoh Kalimat
Besar Kepala
Sombong
Karena Orang tuanya kaya, Reza jadi besar kepala.
Berbadan Dua
Hamil
Sebelum menikah wanita itu sudah berbadan dua.
Musuh dalam selimut
Orang dekat yang berkhianat
Aku tidak menyangka bahwa kau adalah musuh dalam selimut.
Kambing Hitam
Orang yang disalahkan
Wanita itu dijadikan kambing hitam oleh teman-teman dikelasnya.

Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.
C.      Aspek Semantik Peristilahan
Pengistilahan dalam aspek semantik dibedakan atas tujuh bagian yaitu: pemberian makna baru, istilah sinonim, istilah homonim, istilah polisemi, istilah hiponim, istilah taksonom, istilah meronim. Di bawah ini akan dibahas ketujuh pengistilahan berdasarkan aspek semantik.

1.    Pemberian Makna Baru
Istilah baru dapat dibentuk lewat penyempitan dan peluasan makna kata yang lazim dan yang tidak lazim. Artinya, kata itu dikurangi atau ditambah jangkauan maknanya sehingga penerapannya menjadi lebih sempit atau lebih luas. Sebagai contoh kata gaya yang mempunyai makna ‘kekuatan’ dipersempit maknanya menjadi ‘dorongan atau tarikan yang akan menggerakkan benda bebas (tidak terikat)’ dan menjadi istilah baru untuk padanan istilah Inggris force. Kata canggih yang semula bermakna ‘banyak cakap, bawel, cerewet’ diperluas maknanya untuk dipakai dibidang teknik, yang berarti ‘kehilangan kesederhanaan asli (seperti sangat rumit, ruwet, atau terkembang)’.

2.    Istilah Sinonim
Dua istilah atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi bentuknya berlainan, disebut sinonim. Penggunaan sinonim dapat dibedakan atas beberapa aturan yang telah ditetapkan, seperti: istilah sinonim yang menyalahi asas penamaan dan pengistilahan, sinonim asing yang benar-benar sama diterjemahkan dengan satu istilah Indonesia, sinonim asing yang hampir bersamaan sedapat-dapatnya diterjemahkan dengan istilah yang berlainan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, kata average yang bersinonim dengan kata ‘rata-rata’, kata tenaga yang mempunyai makna ‘kekuatan untuk menggerakkan sesuatu’ dipersempit maknanya untuk dijadikan istilah baru sebagai padanan istilah energi dan kata daya menjadi padanan istilah power, dan lain-lain.

3.    Istilah Homonim
Istilah homonim berupa dua istilah atau lebih, yang sama ejaan dan lafalnya, tetapi maknanya berbeda karena asalnya berlainan misalnya bisa yang berarti ‘bisa ular’ dengan bisa yang berarti ‘dapat’.
Istilah homonim dapat dibedakan menjadi homograf dan homofon.
·      Homograf
Istilah homograf adalah istilah yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya.
Contoh : 
ü Teras = pejabat teras
Teras = teras rumah
ü Apel = Buah
Apel = Upacara
ü Bulan = Waktu
Bulan = Nama satelit bumi      
·      Homofon
Istilah homofon adalah istilah yang sama lafalnya tetapi berbeda ejaannya
Contoh :
ü Bank dengan bang
ü Massa dengan masa
ü Sanksi dengan sangsi

4.    Istilah Polisem
Istilah polisem ialah bentuk yang memiliki makna ganda yang bertalian. Misalnya, kata kepala. Dari kata kepala ini dapat dijabarkan menjadi berikut.
1)        Bagian atas suatu benda, contoh : kepala surat. 
2)        Sebagai kiasan atau ungkapan, contoh : kepala batu. 
3)        Berarti pemimpin, contoh : kepala negara.

5.    Istilah Hiponim
Istilah hiponim ialah bentuk yang maknanya terangkum dalam hiponim, atau superordinatnya, yang mempunyai makna yang lebih luas.
Contoh :
1)        Ayam, kucing, kelinci, kuda merupakan hiponim dari hewan.
2)        Kata mawar, melati, cempaka. Masing-masing disebut hiponim terhadap kata bunga yang menjadi hiponim atau superordinatnya.

6.    Istilah Taksonim
Istilah taksonim ialah hiponim dalam sistem klasifikasi konsep bawahan dan konsep atasan yang bertingkat-tingkat. Kumpulan taksonim membangun taksonim sebagaimana takson membangun taksonomi. Misalnya hubungan makhluk dengan bakteri, hewan, tumbuhan.

7.    Istilah Meronim
Istilah meronim ialah istilah yang maujud (entity) yang ditunjuknya merupakan bagian dari wujud lain yang menyeluruh. Istilah yang menyeluruh itu disebut holonim. Misalnya kata tubuh merupakan makna kata bagian makna keseluruhan yang mencakupi makna kata bagiannya yaitu tangan, kaki, kepala, leher, dada, lengan, dan tungkai.











BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah yang mengacu pada studi tentang makna. Semantik dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa Yunani “sema” (kata banda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Ilmu semantik adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya.
Pengistilahan dalam aspek semantik dibedakan atas tujuh bagian yaitu: pemberian makna baru, istilah sinonim, istilah homonim, istilah polisemi, istilah hiponim, istilah taksonom, istilah meronim.

B.       Saran      
Setiap warga negara Indonesia seharusnya lebih memperdalam pemahaman mengenai istilah-istilah dalam bahasa Indonesia dan proses pembentukkannya.
Demikinlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami sadar kalau dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran pembaca agar kedepannya makalah ini menjadi lebih baik atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.










DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga/Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Cetakan ke-6. Jakarta: Pusat Bahasa, 2009.
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Negeri Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3.
Samsuri. 1978. “ ANALISA BAHASA memahami bahasa secara ilmiah.” Jakarta: Erlangga.


Share :

Komentar Facebook:

0 Komentar Blog:

Entri Populer