KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas
anugerahNya yang telah dilimpahkan bagi kita , sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah
KEMANDIRIAN PANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN dengan tepat pada waktunya.
Penyusunan
karya tulis ini di latar belakangi oleh keinginan penulis untuk memberikan
informasi seputaran KEMANDIRIAN PANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN kepada para
pembaca.
Penulisan Karya Ilmiah ini
berdasarkan fakta yang ada di sekitar kita yang mungkin tidak kita sadari.Kami
berharap Karya tulis Ilmiah ini dapat membimbing para pembaca agar memahami dan
berpartisipasi dalam masalah KEMANDIRIAN PANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN.
Kami
selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Karya Ilmiah yang disusun ini masih
belum atau jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami butuhkan untuk lanjutan penyempurnaan penyusunan Karya
Ilmiah berikutnya.
Akhir
kata, tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas segala
bentuk
dukungandari berbagai pihak demi kelangsungan
penyelesaian
makalah yang kami buat ini.
Penyusun ,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………....
Daftar isi …….....
BAB I.
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. TujuanPenulisan
D. Manfaat
BAB II. Masalah
Kemandirian Pangan Dan Pembangunan
Pertanian
A. Kemandirian Pangan
B. Pembangunan Pertanian
C. Masalah dan Solusi Pembangunan
Pertanian Indonesia Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan
BAB
III. Penutup
A.
Kesimpulan
B. Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sektor
pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional.Hal
ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian
nasional.
B.
RumusanMasalah
Pada Makalah kami
kali ini, kami akan membahas tentang :
a.
Kemandirian Pangan
b.
Pembanguan
Pertanian
c.
Masalah dan Solusi
Kemandirian Pangan dan Pembangunan Pertanian
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah Makalah yang kami tulis, maka
tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi Pengartian tentang Kemandirian
Pangan dan Pembangunan Pertanian
2. Memberi contoh masalah yang terdapat dalam
Kemandirian Pangan dan Pembangunan Pertanian
3. Memberi Solusi dari Masalah Tersebut
D. Manfaat Penulisan
Dengan Makalah ini
kami berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan
pertimbangan bagi petani dalam mengusahakan usahataninya
untuk memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia secara optimal sehingga nantinya
mampu meningkatkan
pendapatan.
2. Sebagai
informasi dalam pengambilan kebijakan bagi para eksekutif, mengenai
optimalisasi sistem
usahatani dalam upaya memaksimalkan
pendapatan
usahatani.
BAB
II
KEMANDIRIAN
PANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
A. Kemandirian Pangan
Kemandirian Pangan adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri yang
didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan
pangan yang cukup ditingkat rumahtangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan,
maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang
beragam sesuai dengan keragaman lokal. (Pasal 1 Angka 9 UU Nomor 41 Tahun
2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan).
B. Pembangunanpertanian
Pembangunanpertaniandapatdidefinisikansebagai suatuprosesperuba-hansocial, Implementasinya tidakhanyaditujukanuntuk meningkatkanstatus dankesejahteraanpetanisemata,tetapisekaligus jugadimaksudkanuntuk mengembangkanpotensisumberdayamanusiabaik secaraekonomi,sosial,politik,budaya,lingkungan,maupunmelaluiperbaikan
(improvement ),
pertumbuhan (growth)danperubahan(change)(Iqbal Dan Sudaryanto,2008).
C. Masalah
Pembangunan Pertanian
Upaya
mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam masalah
yang dihadapi.
Pertanian
merupakan jantung pertahanan bagi ketahanan pangan Indonesia saat ini. Selain
itu juga, pertanian adalah sektor utama penyedia bahan pangan, baik bagi
manusiamaupun pakan bagi ternak/hewan dan ikan yang merupakan bagian dari
siklus pertanian itu sendiri. Meninggalkan sektor pertanian dalam pembangunan
nasional, terutama dalam ketahanan panganakan membawa bangsa ini kepada krisis.
Namun, membangun pertanian Indonesia tanpa komitmen untuk meningkatkan
kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan akan membawa bangsa ini kepada
krisis keadilan juga.
Dari
gambaran krisis ini, terdapat kaitan yang sangat erat antara ketahanan pangan
dan pertanian yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa pertanian yang maju, ketahanan
pangan tidak akan sukses, dan tanpa ketahanan pangan yang baik, bangsa ini akan
mengalami suatu masalah yang sangat serius yaitu kelaparan dan kemiskinan.
Tetapi masalah itu dapat kita selesaikan dengan menjadikan pertanian Indonesia
yang menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan di negara kita.
Mendorong pembangunan pertanian yang menjanjikan merupakan salah satu usaha untuk mensejahterakan rakyatIndonesia khususnya.Tentu pemikiran ini adalah sebuah langkah untuk menaggapi permasalahan kemiskinan dan kelaparan di Indonesia. Usaha memajukan pertanian ini akan terus disempurnakan sehingga sampai pada langkah-langkah operasional yang diperlukan pemangku kepentingandalam pemberdayaan pertanian ini.
Mendorong pembangunan pertanian yang menjanjikan merupakan salah satu usaha untuk mensejahterakan rakyatIndonesia khususnya.Tentu pemikiran ini adalah sebuah langkah untuk menaggapi permasalahan kemiskinan dan kelaparan di Indonesia. Usaha memajukan pertanian ini akan terus disempurnakan sehingga sampai pada langkah-langkah operasional yang diperlukan pemangku kepentingandalam pemberdayaan pertanian ini.
Berbagai bentuk krisis pangantelah
terjadi selama ini yang merupakan bukti bahwa lemahnyasektor pertanian
dalam pemenuhan pangan di Indonesia, sehingga mengakibatkan banyak terdapat
keluarga petani Indonesia yang ketahanan pangannya rendah yang
mengakibatkan kemiskinan bahkan menimbulkan penyakit kekurangan gizi pada
anak-anak dan penyakit busung lapar. Sehingga solusi terhadap persoalan pangan
iniakan selalu terkait denganmasalah kemiskinan dan
kelaparan.
Kesejahteraanpetaniyang relatif rendahsaat iniakan sangat menentukan prospek
ketahanan pangandi Indonesia ke depannya. Kesejahteraan tersebut
diakibatkan oleh berbagai faktor yang timbul dan keterbatasan
petani, diantaranya yangpalingutama adalah :
a. Sebagian petani
miskin karena memang tidak memiliki faktor produktif yang mendukung
pekerjaan mereka,kecuali tenaga kerjanya
b. Luas lahan pertanian
yang sempit dan mendapat tekanan untuk terus terkonversi
c. Terbatasnya
akses terhadap dukungan layanan pembiayaandan penyuluhan pertanian
d. Tidak adanya
atau terbatasnya akses terhadap informasi dan teknologi yang lebih memadai
untuk mereka terapkan
e. Infrastruktur
produksi (air, listrik, jalan, telekomunikasi) yang tidak memadai
f. Struktur pasar yang
tidak adil dan eksploitatif akibat posisi rebut-tawar yang sangat lemah
g. Ketidak-mampuan, kelemahan,
atau ketidak-tahuan petaniitusendiri.
Estimasi kebutuhan pangan yang ideal
harus disediakan dan dikonsumsi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang yang
dapat diproyeksikan dengan pendekatan interpolasi linier untuk mencapai Skor
PPH 100 pada tahun 2020.Penetepan angka 2020 ini merupakan kesepakatan yang
diambil dan didasarkan atas pertimbangan bahwa setelah mencapai MDGs (Millenium
Development Goals) tahun 2015 (menurunkan kelaparan sampai setengahnya).Adapun
Proyeksi Konsumsi dan Penyediaan Pangan di Indonesia dengan mengacu PPH pada
tahun 2020 disajikan pada tabel berikut ini.
No
|
Kelompok/Jenis Pangan
|
Konsumsi
|
Penyediaan
|
1
|
Padi-padian
|
-
|
-
|
Beras
|
21.728
|
23.901
|
|
Jagung
|
307
|
337
|
|
1.961
|
2.158
|
||
Subtotal
Padi-padian
|
23.987
|
26.386
|
|
2
|
Umbi-umbian
|
-
|
-
|
Ubi
Kayu
|
5.242
|
5.767
|
|
Ubi
Jalar
|
1.233
|
1.357
|
|
Sagu
|
222
|
245
|
|
Kentang
|
768
|
845
|
|
Umbi
Lainnya
|
384
|
423
|
|
Subtotal
Umbi-umbian
|
7.850
|
8.635
|
|
3
|
Pangan Hewani
|
-
|
-
|
Ikan
|
7.512
|
8.263
|
|
Daging
Ruminansia
|
671
|
738
|
|
Daging
Unggas
|
1.103
|
1.214
|
|
Telur
|
2.291
|
2.520
|
|
Susu
|
658
|
724
|
|
Subtotal
Pangan Hewani
|
12.212
|
13.433
|
|
4
|
Sayur dan Buah
|
-
|
-
|
Sayur
|
14.277
|
15.705
|
|
Buah
|
5.785
|
6.363
|
|
Subtotal
Sayur dan Buah
|
20.062
|
22.068
|
|
5
|
Minyak dan Lemak
|
||
Minyak
Kelapa
|
906
|
996
|
|
Minyak
Sawit
|
1.233
|
1.356
|
|
Minyak
Lain
|
42
|
47
|
|
Subtotal
Minyak dan Lemak
|
2.181
|
2.399
|
|
6
|
Kacang-kacangan
|
||
Kacang
Tanah
|
223
|
245
|
|
Kacang
Kedelai
|
2.533
|
2.786
|
|
Kacang
Hijau
|
227
|
-
|
|
Kacang
lain
|
-
|
-
|
|
Subtotal
Kacang-kacangan
|
3.053
|
3.358
|
|
7
|
Gula
|
-
|
-
|
Gula
Pasir
|
2.248
|
2.472
|
|
Gula
Merah
|
269
|
296
|
|
Sirup
|
-
|
-
|
|
Subtotal
Gula
|
2.617
|
2.878
|
|
8
|
Sayur dan Buah
|
-
|
-
|
Sayur
|
14.277
|
15.705
|
|
Buah
|
5.785
|
6.363
|
|
Subtotal
Sayur dan Buah
|
20.062
|
22.068
|
|
9
|
Lain-Lain
|
-
|
-
|
Minuman
|
885
|
974
|
|
Bumbu
|
419
|
461
|
|
Lainnya
|
-
|
-
|
|
Subtotal
Lain-Lain
|
1.308
|
1.439
|
Pada tabel di atas terlihat, bahwa
sepanjang terdapat konvergensi dari jaminan interpolasi linear ini maka
ketahanan pangan nasional tidak akan berkurang. Namun, masalahnya sekarang
adalah masih adanya kekurangan dalam tatanan distribusi, akses, dan
konsumsi dari bahan pangan tersebut. Pada kenyataannya hal ini sangat sulit
untuk diatasi, sehingga menyebabkan kenaikan harga pangan di pasar sangat pesat
dibanding tahun 2007 yang mungkin dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal juga.
Adapun faktor eksternal adalah :
1) adanya kenaikan harga pangan di
pasar dunia,
2) menurunnya produksipangan dunia
karena perubahan iklim terutama masalah kekeringan di negara produsen serta
menurunnya luas areal panen,
3) pengaruh kenaikan harga minyak
bumi yang menyebabkan ongkos produksi naik, 4) adanya perubahan iklim global
dan konversi komoditas pangan ke bahan bakar nabati
5) adanya penguasaan perdagangan
biji-bijian oleh beberapa korporasi multinasional, dan
6) masuknya investor di bursa
komoditas.
Penyebab faktor internalnya adalah:
1) adanya konversi lahan sawah untuk
pemukiman dan industri,
2)luas areal panen hanya mengalami
peningkatan yang sangat kecil (sekitar 1,4 % pada tahun 2008),
3) produktivitas relatif tetap,
4) margin yang diterima petani untuk
tanaman pangan sangat rendah dibandingkan komoditas hortikultura, dan
5) harga komoditas tanaman pangan
yang relatif rendah.
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang
semakin pesat juga dapat mempengaruhi ketahanan pangan suatu negara. Penduduk
Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan akan bertambah menjadi 2 kali lipat dan
jumlahnya sekarang, menjadi ± 400 juta jiwa. Dengan meningkatnya pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi/kapita untuk
berbagai pangan. Akibatnya, dalam waktu 35 tahun yang akan datang Indonesia
memerlukan tambahan ketersediaan pangan yang lebih dari 2 kali jumlah kebutuhan
saat ini.
Penduduk
Indonesia 1900 – 2035
Tahun
|
Jumlah
|
1900
1930
1960
1990
2000
2035
|
40 juta
60 juta
95 juta
180 juta
210 juta
400 juta
|
Diawal abad ke 20, selama 30 tahun
penduduk Indonesia bertambah 20 juta jiwa, dan diawal abad 21, selama 30 tahun
penduduk Indonesia bertambah hampir 200 juta jiwa. Penduduk Indonesia menjadi 5
kali lipat dalam waktu 100 tahun.Akibat pertumbuhan penduduk yang semakin pesat
dan produksi bahan pangan yang menurun di Indonesia, mengakibatkan Indonesia
harus mengimpor bahan pangan dari luar negeri. Contoh konkritnya adalah kedelai
yang diimpor pada tahun 1990-1998 hanya berkisar antara 343.000-541.000 ton,
meningkat tajam sejak tahun 1999-20007 menjadi antara 1.133.000-1.343.000 ton.
Dari permasalahan di atas, dapat
kita berikan argumen bahwa pertanian Indonesia masih memerlukan perhatian yang
sangat serius dari berbagai pihak untuk mensejahterakan petani dan untuk
meningkatkan ketahanan pangan di negara ini.Dan tidak lepas dari perhatian
pemerintah sebagai penyelenggara peraturan, pembinan dan pengawas terhadap
pertanian Indonesia.Masalah-masalah yang dihadapi negara kita inibukanlah yang
pertama kali terjadi di dunia ini. Masalah yang kita alami initelah pernah
dialami oleh banyak negara lain dan banyak yang dapat mengatasinya dengan
sukses.Seharusnya negara kita belajar dari pengalaman negara tersebut
untuk mengatasi masalah yang ini. Di samping itu juga peran masyarakat maupun pihak
swasta juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini serta memajukan
pertanian Inndonesia yang berkelanjutan.
Agar
penbangunan pertanian memiliki arah yang jelasdan berkesinambungan, negara perlu
menetapkan politik pertanianyaitu keputusan sangat mendasar dibidang pertanian
pada tingkat negara, yang menjadi arah ke depan, untuk menjadi acuan semua
pihak yang terlibat, dengan sasaran membangun kemandirian di bidang pangan.
Memang,
isu tentang penbangunan pertanian sudah cukup lama dibahas, namun hingga saat
ini belum terlihat langkah-langkah yang kongkret serta efektifuntuk
meningkatkan pertanian yang mandiri. Yang terjadi malah Indonesia semakin
tergantung dengan impor bahan pangan,serta kebijakan-kebijakan yang ditempuh
pemerintah justru semakin menekan pertanian Indonesia itu sendiri,
seperti membebaskan bea masuk untuk impor gandum dan kedelaiyang menguasai
pasar Indonesia.Padahal pertanian Indonesia sangat mempunyai potensi yang besar
untuk dikembangkan. Untuk itu pemerintah berperan dalam memfasilitasi kondisi
yang kondusif bagi masyarakat dan swasta untuk berkiprah dalam pembangunan
pangandalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Selain pemerintah, kita juga
perlu menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk menanggulangi masalah
ketahanan pangan ini. Dan inimenjadi tanggung jawab semua pihak.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu komitmen dan kerjasama diantara semua pihak
terutama dalam bentuk kerjasama yang erat antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat (yang antara lain direpresentasikan oleh kalangan LSM dan perguruan
tinggi).Tugas pemerintah adalah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan,
pengendalian, pengawasan terhadap ketersediaan pangan, kecukupan , perataan
pangan, baik dalam jumlah, mutu, aman, bergizi, beragam, serta harga,
distribusi, daya beli masyarakat.
Upaya
untuk terciptaanyakondisi tersebut, makapemerintahmenetapkan target
pembangunan pertanian Indonesia ke depannya, yaitu peningkatan pada produksi
dan swasembada yang berkelanjutan, diversifikasi pangan,nilai tambahpada produk
pertanian Indonesia, daya saingdengan produk luar, ekspor, serta peningkatan
kesejahteraan petani, peternak dan nelayan dengan visi pertanian Indonesia
tahun 2009-2014 adalah menjadikan Pertanian Indonesia menjadi pertanian
industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk
meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor, dan kesejahteraan
petani. Oleh karena itu, perspektif baru yang harus diterapkan adalah
perspektif pembangunanpertanianyang berkedaulatan berkeadilan, ,
dan berkelanjutan yang harus mewarnai pembangunan dan penataan sektor
dan bidang-bidang tersebut. Ketiga prinsip tersebut didasarkan pada akar
persoalan bangsa Indonesia yang masih terperangkap ke dalam ketergantungan
dengan pihak asing baik dalam pemikiran pembangunan, peraturan perundangan,
formulasi dan implementasi kebijakan, aspek-aspek kehidupan sosial, maupun
birokrasi.
Prinsip-prinsip pembangunan yang
berkedaulatan adalah mencakup hal-hal di bawah ini :
1.
Pemikiran pembangunan yang lebih
mencerminkan kepada kedaulatan rakyat
2.
Peraturan perundang-undangan yang
mencerminkan kedaulatan dan pemihakan terhadap kepentingan rakyat banyak
3.
Kebijakan ekonomi-politik yang
berorientasi kepada sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
4.
Berdaulat dalam pengalokasian
sumber-sumber keuangan untuk kesejahteraan rakyat
5.
Rezim devisa yang lebih berdaya guna
untuk pengembangan ekonomi yang mensejahterakan rakyat
6.
Kedaulatan atas pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
7.
Perlindungan dan penguatan terhadap
munculnya kelompok-kelompok tani, nelayan, peternak, perkebunan yang
berdaulat dalam mengatur dan mengembangkan sumberdaya.
Prinsip-prinsip pembangunan yang
berkeadilan adalah sebagai berikut :
Ø Pemikiran
pembangunan yang lebih menjamin keadilan bagi seluruh masyarakat
Ø Kesetaraan
akses, pemanfaatan, dan kontrol bagi rakyat atas sumber-sumber ekonomi
Ø Kebijakan
ekonomi-politik yang lebih berkeadilan bagi rakyat banyak
Ø Keadilan
dalam alokasi sumber-sumber keuangan untuk mengoreksi ketimpangan sosial
ekonomi
Ø Penegakan
hukum untuk menjamin keadilan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber sumber
ekonomi bagi rakyat banyak
Adapun prinsip-prinsip berkelanjutan
adalah sebagai berikut :
a.
Integrasi prinsip-prinsip yang
berkelanjutan dalam formulasi kebijakan, rencana, dan program pembangunan
b.
Pemulihan kualitas lingkungan dan
stok sumberdaya alam untuk mencegah ancaman terhadap ketidakberlanjutan
pembangunan
Perspektif baru pembangunan
pertanian ini mengajukan sumberdaya alam domestik untuk dikelola dengan
berbasis IPTEK yang tepat guna, memadai, dan mempunyai daya dukung lingkungan.
Sehingga perspektif pembangunan pertanian ini membutuhkan peran negara dan
pasar secara proporsional, tepat guna, dan bijak.Dalam kaitan tersebut,
terdapat peluang untuk menciptakan kebijakan fiskal progresif yang membangun
infrastruktur pertanian dalam arti luas dan perdesaan yang ditopang oleh
kebijakan moneter yang tepat serta pergeseran dari kebijakan sistem perbankan
berbasis cabang kepada sistem perbankan yang berbasis unit dimana pengembangan
kebutuhan kredit diidentifikasikan berdasarkan stimulus lokal.Dengan perspektif
baru tersebut maka diperlukan pengarahan kembali (redirecting)
strategi dan kebijakan pembangunan yang diharapkan mencapai bangsa mandiri yang
didukung pertanian dan pedesaan yang tangguh untuk meningkatkan ketahanan
pangan.Berdasarkan analisis terhadap krisis-krisis bangsa khususnya pangan,
maka reorientasi kebijakan dasar yang diperlukan adalah perubahan strategi
pembangunan dan penataan ruang berimbang yang berkelanjutan, penanggulangan
kemiskinan, reforma agraria, percepatan pembangunan pedesaan.Pengarahan kembali
strategi dan kebijakan ini dilakukan berdasarkan isu-isu krisis bangsa yang
sekarang ini terjadi. Perspektif baru pembangunan merupakan kerangka memandang
strategi dan kebijakan di bidang ekonomi, pangan, ekologi, dan pertanian.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa beberapa penjelasan diatas mengenai masalah kemandirian pangan dan pembangunan pertanian kiranya para pembaca dapat memahami dan mengerti serta ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut, bukan hanya pemerintah saja yang bekerja. Jika pemerintah menjalankan Fungsinya dan memberikan kebijakan-kebijakan namaun masyarakat tidak ikut berperan aktif maka akan percuma usaha dan kebijakan-kebijakan tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Dari beberapa beberapa penjelasan diatas mengenai masalah kemandirian pangan dan pembangunan pertanian kiranya para pembaca dapat memahami dan mengerti serta ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut, bukan hanya pemerintah saja yang bekerja. Jika pemerintah menjalankan Fungsinya dan memberikan kebijakan-kebijakan namaun masyarakat tidak ikut berperan aktif maka akan percuma usaha dan kebijakan-kebijakan tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Selain memberi dukungan pada pemerintah untuk menjalankan segala kebijakan, kita
harus mengikuti langkah-langkah yang diambil pemerintah (selama hal tersebut
bersifat membangun dan tidak merugikan kita).
Dari uraian di atas, dapat kita
berikan argumen bahwa pertanian Indonesia masih memerlukan perhatian yang
sangat serius dari berbagai pihak untuk mensejahterakan petani dan untuk
meningkatkan ketahanan pangan di negara ini.Dan tidak lepas dari perhatian
pemerintah sebagai penyelenggara peraturan, pembinan dan pengawas terhadap
pertanian Indonesia.
Masalah-masalah yang dihadapi negara
kita ini bukanlah yang pertama kali terjadi di dunia ini. Masalah yang kita
alami ini telah pernah dialami oleh banyak negara lain dan banyak yang dapat
mengatasinya dengan sukses. Seharusnya negara kita belajar dari
pengalaman negara tersebut untuk mengatasi masalah yang ini. Di samping itu
juga peran masyarakat maupun pihak swasta juga sangat dibutuhkan untuk
mengatasi masalah ini serta memajukan pertanian Inndonesia yang berkelanjutan.
B. Saran
Agar
penbangunan pertanian memiliki arah yang jelasdan berkesinambungan, negara
perlu menetapkan politik atau menganmbil sebuah kebijakan (Keputusan) pertanian
yaitu keputusan sangat mendasar dibidang pertanian pada tingkat negara, yang
menjadi arah ke depan, untuk menjadi acuan semua pihak yang terlibat, dengan
sasaran membangun kemandirian di bidang pangan.
Pemerintah
harus menargetkan peningkatan pada produksi dan swasembada yang berkelanjutan,
berdaya saing dengan produk luar, ekspor, serta peningkatan kesejahteraan
petani, peternak, dan nelayan.Sehingga, petani Indonesia menjadi petani
Industrial yang unggul dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
(Iqbal
Dan Sudaryanto,2008).
Sumber : Martianto dkk (2006)
Sumber : Penulis :
Karta Jaya H Tambuna
0 Komentar Blog: