KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas selesainya makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan sarana pembelajaran yang
dapat mendukung dan membantu kami dalam proses belajar. Makalah yang sederhana
dengan berbagai macam kekurangan ini mengangkat satu judul ”dimensi dan
perspektif komunikasi” tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Kami berharap ini dapat berguna bagi
siapa pun yang membacanya.Kemudian dapat menjadi bahan pertimbanagan bagi siapa
pun bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kita pasti bisa melakukan
apa pun yang kita mau asal kita memiliki tekat dan kemauan yang keras.
Kami juga menyadari bahwa dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami berharap dari pembaca ada kritik dan saran demi memperbaiki tugas makalah
berikutnya.
nganjuk
, 7 agustus 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Judul…………………………………………………………………………………………...1
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………...2
Daftar
isi…………………………………………………………………………………………3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………………….….4
1.2.
Tujuan…………………………………………………………………………………….4
1.3.
Rumusan Masalah……………………………………………………………………4
BAB II
PENGERTIAN
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Komunikasi……………..7
3.2 Upaya Yang Dilakukan Untuk
Mengatasi Hambatan Dalam Proses Komunikasi……………………………………………………………………………………9
3.3 Syarat Komunikasi
Efektif………………………………………………………10
BAB IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………….11
4.2. Saran………………………………………………………………………11
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengetahui definisi komunikasi,
dengan contoh kasusnya yang sederhana dalam pemahamannya merupakan komunikasi
dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan jurnalistik yang
banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum (opini public), dimana
isu-isu filsafat dalam ontology, epistemology dan aksiologi dalam pengembangan
ilmu komunikasi menjadi hal yang penting.
Komunikasi sebagai ilmu yang dapat
diterapkan dalam hidup bermasyarakat, komunikasi telah lama menarik perhatian
para ilmuwan dari luar bidang komunikasi sendiri, dalam peran penting dan
fundamental serta kompleks dalam kehidupan manusia dan lingkungan/dunianya
Adamya lima genre teori berkaitan
dengan fokus teori dan berkorelasi dengan epistemologi dan ontology yang
disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan, pengaruhnya terhadap
perspektif teori.dalam ilmu komunikasi dan contoh masing-masing dapat disebutkan
dalam pembahasan.
Empat paradigma yang dikenal dalam ilmu komunikasi yaitu : positivist,
postpositivist, teori kritis dan konstruksivisme. Dapat dijelaksan keempat
perspektif secara komprehensif dan contoh masing-masing dalam pembahasan
tulisan ini pun dijelaskan untuk dapat mengetahui korelasinya.
1.2 Tujuan
Tujuan Dari
Pembuatan Makalh Yang Berjudul “Dimensi Dan Perspektif Komunikasi”
1.2.1 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Proses Komunikasi
1.2.2 Upaya Yang Dilakukan Untuk
Mengatasi Hambatan Dalam Proses Komunikasi
1.2.3
Syarat Komunikasi Efektif
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1
Apa Saja Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Proses Komunikasi ?
1.3.2
Bagaimana Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Proses
Komunikasi ?
1.3.3
Apa Saja Syarat Komunikasi Efektif ?
BAB
II
PENGERTIAN
DIMENSI PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Sesuai pengertian dan model komunikasi, komunikasi dapat
dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai berikut :
a. Komunikasi
Sebagai Proses
Komunikasi
dipandang sebagai proses yang dimaksudkan disini ialah suatu kegiatan yang
berlagsung secara dinamis. Proses yang berarti unsur – unsur yang ada di
dalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.
b. Komunikasi
Sebagai Simbolik
Dalam
semua konteks komunikasi dimana segala sesuatunya memerlukan dan menggunakan
simbol. Simbol dapat di nyatakan dalam bentuk verbal maupun non verbal, dalam
setiap daerah, lingkungan atau kumpulan tertentu simbol dapat berbeda – beda
sesuai dengan tempat dimana digunakanya simbol tersebut. Karena setiap daerah
memaknai simbol tersebut secara berbeda – beda. Meskipun hidup dalam
satu bahasa yang sama (inggris), tetapi kita banyak yang berbeda dalam kerangka
budaya (MacNamara 1966).
c. Komunikasi
Sebagai Sistem
Sistem,
didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau unsur yang
mendukung saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan saluran
(Semprivivo 1982). Dengan kata lain sistem adalah seperangkat komponen –
komponen serta unsur – unsur yang terhubung dan saling bergantung satu sama
lainya serta tidak dapat terpisahkan. Jika salah satu komponen tidak dapat
berfungsi secara baik maka sistem itu secara otomatis tidak dapat berjalan
secara normal sebagaimana mestinya, ini berarti semua komponen selain harus
berinteraksi juga harus dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya.
Jika dikaitkan dengan proses komunikasi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah
suatu sistem yang dimana tercermin dari unsur – unsur yang mendukungnya sebagai
suatu kesatuan antara komunikator, pesan, media, komunikan, dan timbal baliknya
(feedback). Jadi, sebuah proses komunikasi tidak akan berlangsung dengan
baik jika salah satu unsur didalamnya tidak dapat berfungsing dengan baik pula.
Bayangkan jika komunikator, pesan dan komunikan berfungsi secara baik tetapi
dalam prosesnya pesan yang disampaikan melalu media (chennel) yang tidak
efektif maka tidak akan tersampaikannya pesan secara baik.
d. Komunikasi
Sebagai Aksi
Komunikasi
selalu menggunakan simbol dalam berbagai macam konteksnya, selain itu tidak
dapat dipungkiri dalam berbagai komunikasi tidak pernah terjadi tanpa aksi,
apakah itu diucapkan , ditulis, maupun dilakukan dalam bentuk isyarat (non
verbal), bahkan gerakan dalam bentuk diam pun merupakan aksi.
e. Komunikasi
Sebagai Aktifitas Sosial
Komunikasi
menjadi jembatan dalam menghubungkan antara kepentingan diri manusia sebagai
individu dengan masyarakat disekelilingnya. Karena sudah menjadi sifat yang mendasar
pada manusia yakni selalu berusaha untuk berhubungan dengan sesamanya, upaya
ini dilakukan untuk menghilangkan keterasingan mereka dan juga untuk mengetahui
apa yang sedang terjadi diluar dirinya. Apakah itu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, ataukan untuk kepentingan aktualisasi diri dalam
membicarakan masalah – masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, seni dan
teknologi.
f. Komunikasi
Sebagai Multidimensional
Terdapat
dua tingkatan yang dapat diidentifikasikan dalam perspektif multidimensional
ini yakni dimensi isi dan dimensi hubungan.Kedua dimensi tersebut tidak dapat
saling terpisahkan dimana dimensi isi menunjukkan pada kata, bahasa, pesan
serta informasi yang terkandung didalamnya. Sementara itu dimensi hubungan
merujuk pada bagaimana cara komunikator dalam menyampaikan pesanya kepada
komunikan atau bagaimana peserta komunikasi berinteraksi.
Perspektif Ilmu Komunikasi
1. Perspektif
mekanistis
Perspektif mekanistis menekankan pada unsur saluran fisik komunikasi, penyampaian,
dan penerimaan arus pesan diantara sumber atau para penerimannya.
2. Perspektif
psikologis
Perspektif psikologis tentang komunikasi manusia memfokuskan
perhatiannya pada individu (komunikator atau penafsir) baik secara teoritis
maupun empiris.
3. Perspektif
interaksional
Perspektif interaksional menunjukkan pandangan komunikasi manusia yang
telah berkembang secara tidak langsung dari cabang sosiologi yang dikenal
sebagai interaksi simbolis.
4. Perspektif
pragmatis
Perspektif ini didasarkan pada asumsi pokok system dan informasi.
Perspektif ini merupakan aplikasi yang sesuai dari system pada komunikasi
manusia dan jelas merupakan perkembangan baru yang berbeda untuk penelitian
komunikasi manusia.
5. Perspektif
lain
Diantara keempat perspektif diatas, terdapat beberapa perspektif lainnya
yang dianggap kecil dan kurang menyebar, yaitu:
a) Perspektif ekologis
Komunikasi sebagai proses adaptasi organism kepada lingkungan.
b) Perspektif dramatisme
Menempatkan individu dan perilaku social dalam analogi dramatis yang
menandai actor social pada “panggung” kehidupan yang sebenarnya.
c) Aliran mcluhan atau mcluhanisme
Media massa elektronik dikategorikan sebagai perangsang citra dan
pencipta citra yang subliminal.
d) Teori atau model keseimbangan
Konsep tentang adanya
perangkat kekuatan yang saling bertentangan yang menciptakan keresahan secara
psikologis apabila mereka dalam suatu keadaan tidak seimbang. Untuk itu harus
dikembalikan pada keadaan yang seimbang dengan prinsip maksimalisasi atau ekuilibrium
(memberikan penekanan pada kebutuhan untuk menyamakan kekuatan yang saling
bertentangan).
BAB III
PEMBAHASAN
Proses komunikasi adalah bagaimana
sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi . Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur
komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
Pada Komunikator
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah:
1). Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampdan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah:
1). Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampdan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2). Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3). Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4). Sistem sosial
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5). Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
B. Faktor-Faktor Pada Resipiens
Faktor-faktor ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator.
Faktor-faktor ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator.
1). Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai Bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator.
2). Sikap resipiens
Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.
Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.
3). Sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini. apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini. apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.
C. Faktor-Faktor Pada Pesan Dan Medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1). Elemen-elemen Pesan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan yang disampaikan.
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan yang disampaikan.
2). Struktur Pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.
3). Isi Pesan
Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.
Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.
4). Proses Pembeberan
Yana dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.
Yana dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.
3.2 Upaya Dalam Mengatasi Hambatan
Dalam Proses Komunikasi
kompleksitas individu dengan baik.
Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari
latar belakang psikologis, sosial, ekonomi Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:
1. Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara
memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa
verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap
umpan balik itu secara benar.
Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari
latar belakang psikologis, sosial, ekonomi Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:
1. Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara
memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa
verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap
umpan balik itu secara benar.
2. Pahami perbedaan individu atau, budaya dan pendidikan.
Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam
berkomunikasi.
3. Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung
dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif.
Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal.
Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata,
mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat
diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan
hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan
istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar.Gunakan pola kalimat
sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
3.3 Syarat
Komunikasi Efektif
1.Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menataplawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Inimerupakan salah satu cara yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara anda tak merasa diabaikan.
2.Ekspresi Wajah
.Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajahmengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang.Sebagai contoh: sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang, mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran, mengernyitkandahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar di wajah.Jadi saat melakukan komunikasitunjukan ekspresi bahwa anda tertarik dengan bahan pembicaraan.
3. Postur Tubuh.
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengankekuatan meyakinkan dari anda. Mereka bisa jadi semacam tambahanuntuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secaraverbal. Sebagai contoh: menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan, mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan, terlalusering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas ataukebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik anda saat melakukankomunikasi dengan lawan bicara.
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengankekuatan meyakinkan dari anda. Mereka bisa jadi semacam tambahanuntuk cara efektif yang dapat ditangkap secara visual daripada secaraverbal. Sebagai contoh: menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan, mengangkat kepala menunjukkan akhir pertanyaan, terlalusering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas ataukebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik anda saat melakukankomunikasi dengan lawan bicara.
4. Selera Berbusana
.Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik.Penampilan fisik seseorang dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita semua berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun komunikasi kita.
Teori
-Teori Komunikasi Massa Kontemporer
1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi
massa adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang
(biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklarifikasikan ke dalam
media, seperti radio siaran, televise siaran, surat kabar/majalah dan film.
Massa pendapat para ahli komunikasi
massa tersebut berbeda dengan pendapat ahli psikologi social yang mengatakan
massa tidak selalu harus menggunakan media massa. Pidato di hadapan orang
banyak di suatu lapangan, asal menunjukkan perilaku massa. Menurut ahli
psikologi social, orang-orang yang berkumpul di suatu rapat umum pada mulanya
hanya merupakan kerumunan biasa (crowd) yang tidak saling peduli, kemudian
merasa sama-sama terikat oleh pidato yang di lakukan orator, karena itu
kerumunan tadi berubah menjadi massa.
Uraian ini akan membicarakan
komunikasi massa bukan dalam perspektif psikologis social. Oleh karenanya, yang
di sebut komunikasi massa adalah komunikasi massa yang batasannya diberikan
oleh para ahli komunikasi massa.
Ada beberapa perbedaan penting
antara komunikasi antarpersonal dengan komunikasi massa.
1.) Sumber (pelaksana) komunukasi massa
di hadapkan pada suatu “beban” tugas yang berat dalam menyampaikan pesan-pesan
kepada audience-nya. Hal ini terjadi karena beragamnya audience komunikasi
massa itu.
2.) Dibandingkan dengan komunikasi
antarpersonal feed back (umpan balik), komunikasi massa lebih sukar di peroleh.
Apabila seseorang berbicara dengan orang lainnya yang kebetulan temannya, ia
dengan cepat akan dapat mengetahui apakah lawan bicaranya itu mendengarkan atau
tidak mengerti, atau tidak setuju atau pun setuju dengan apa yang di
katakannya.
3.) Audience komunikasi massa dibanding
dengan komunikan komunikasi antarpersonal lebih besar kemungkinannya
menyalahartikan pesan komunikasi melalui selective attention, perception, dan
retention. Orang dengan mudah mematikan pesawat radio apabila acara yang di
siarkan tidak berkenan di hati. Untuk menyuruh seseorang berhenti bicara tentu
tidak semudah itu.
4.) Sistem komunikasi massa lebih rumit
dibandingkan dengan komunikasi antarpersonal. Sumber setiap pesan dapat saja
lebih dari satu dengan pendapat serta pandangan saling berbeda. Oleh karena
itu, pesan komunikasi massa merupakan produk persamaan.
Karena keempat faktor tersebut,
dampak komunikasi massa atas audience-nya lebih lemah dibandingkan komunikasi
antarpersonal. Sedangkan kekuatan suatu media massa pada dasarnya terletak pada
besarnya jumlah audience dalam sesaat.
Dari pendapat Severin dan Tankard
terlihat bahwa komunikasi massa memang sesuatu yang pelik dan rumit karena
selain diselenggarakan secara massa, juga ditujukan kepada massa melalui media
massa. Berdasarkan sifat-sifat komponen, komunikasi massa melalui massa
mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a)
Berlangsung satu arah. Bandingkan
dengan komunikasi antarpersonal yang berlangsung dua arah. Dalam komunikasi
massa feed back baru akan diperoleh setelah komunikasi berlangsung.
b)
Komunikator pada komunikasi massa
melembaga. Pada uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa informasi yang
disampaikan melalui media massa merupakan produk bersama. Seorang komunikator
dalam media massa bertindak atas nama lembaga dan nyaris tidak memiliki
kebebasan individual.
c)
Pesan-pesan bersifat umum. Pesan-pesan
yang di sampaikan melalui media massa pada umumnya bersifat umum (untuk orang
banyak).
d)
Melahirkan keserempakan. Coba
perhatikan bagaimana kekuatan sebuah radio siaran yang melalui acara tertentu
mampu memaksa pendengarnya untuk serempak mendengarkan acara tersebut. Demikian
pula dengan siaran televise dan media cetak di Negara-negara maju yang pada
saat yang sama paling tidak dibaca oleh kurang lebih satu juta pembaca.
e)
Komunikan komunikasi massa bersifat
heterogen.
2.
Teori Komunikasi Massa
Media
massa dapat menumbuhkan bermacam-macam rangsangan (stimulus) sehingga tanggapan
audience yang diasilkannya juga akan berbeda-beda. Hal ini dapat di uraikan
kedalam empat perumusan khusus yang merupakan rinkasan pemikiran kontemporer
tentang pengaruh media massa. Seperti yang di katakana oleh Melvin De Fleur
(1982 : 185), yaitu
a.
Teori perbedaan-perbedaan individu
b.
Teori kategori sosial
c.
Teori hubungan sosial
d.
Teori norma-norma budaya.
a. Teori
perbedaan-perbedaan individu
Teori psikologi umumnya telah merumuskan konsep persepsi
selektif berdasarkan perbedaan-perbedaan kepribadian individu. Setiap orang
akan menanggapi isi media berdasarkan kepentingan mereka dan disesuaikan dengan
kepercayaan serta nilai-nilai social mereka.
Atas dasar pengakuan bahwa tiap individu tidak sama
perhatian, kepentingan, kepercayaan maupun nilai-nilainya, maka dengan sender
selektifitas mereka terhadap komunikasi massa juga berbeda. Oleh sebab itu,
pengakuan terhadap perbedaan individu dalam menanggapi komunikasi di wujudkan
dalam teori perbedaan-perbedaan individu mengenai pengaruh komunikasi
massa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh media massa
terhadap individu akan berbeda satu sama lain. Hal tersebut disebabkan adanya
perbadaan psikologis di antara individu.
b. Teori
kategori sosial
Adalah teori sosiologi yang berhubungan dengan
kemajumukan masyarakat modern, di mana di nyatakan bahwa masyarakat yang
memiliki sifat-sifat tertentu yang sama akan membentuk sikap yang sama dalam
menghadapi rangsangan tertentu.
Perbedaan pokok anatara teori perbedaan-perbedaan individu
dengan teori kategori sosial adalah, teori perbedaan-perbedaan individu
berdasarkan pada pengembangan teori psikologis umum, sedangkan teori kategori
sosial berdasarkan teori sosiologi umum. Objek dari teori perbedaan-perbedaan
individu terbatas pada individu, dan dari teori kategori sosial adalah pada
kelompok yang memiliki persamaan status soaial tertentu.
Pada 1948, Harold D. Laswell merumuskan penggabungan
teori-teori serta variable yang erat hubungannya ketika ia menyatakan bahwa
cara paling tepat untuk menggambarkan kegiatan komunikasi adalah menjawab
pertanyaan berikut ini:
- Siapa?
- Mengatakan apa?
- Dengan saluran yang mana?
- Kepada siapa?
- Dengan pengaruh bagaimana?
Teori ini tetap kontemporer dan
senantiasa di manfaatkan dalam penelitian komunikasi massa. Hanya beberapa
variable dimodifikasi, antara lain rangsangan media dan tanggapan audience.
c. Teori
hubungan sosial
Menyatakan bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikasi
melalui media, orang lebih banyak memperoleh pesan itu melalui hubungan atau
kontak dengan orang lain dari pada menerima langsung dari media massa.
Teori hubungan sosial mencoba menekankan pentingnya variable
hubungan antarpribadi sebagai sumber informasi maupun sebagai pengaruh media
komunikasi.
d. Teori
norma-norma budaya
Teori ini melihat cara-cara media massa memengaruhi sebagai
suatu produk budaya. Pada hakikatnya, teori norma-norma budaya menganggap bahwa
media massa melalui pesan-pesan yang di sampaikan secara tertentu dapat
menumbuhkan kesan-kesan yang oleh khalayak disesuaikan dengan norma-norma
budayanya.
Ada tiga cara untuk mempengaruhi norma-norma budaya yang
dapat di tempuh oleh media massa.
Pertama,
pesan-pesan komunikasi massa dapat memperkuat pola-pola budaya yang berlaku dan
membimbing masyarakat untuk mempercayai bahawa pola-pola tersebut masih tetap
berlaku dan di patuhi oleh masyarakat.
Kedua, media
dapat menciptakan pola-pola budaya baru ayng tidak bertentangan dengan pola
budaya yang ada, bahkan menyempurnakannya.
Ketiga, media
massa dapat mengubah norma-norma budaya yang berlaku dan dengan demikian
mengubah prilaku individu-individu dalam masyarakat.
Media massa dapat memperkuat norma-norma budaya dengan
informasi-informasi yang di sampaikan setiap hari. Media massa dapat
mengaktifkan prilaku tertentu. Media massa bahkan dapat menunbuhkan norma-norma
budaya baru dalam prilaku selama norma tersebut tidak di halaingi oleh
hambatan-hambatan sosial budaya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sesuai
pengertian dan model komunikasi, komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi
yakni sebagai berikut : Komunikasi sebagai proses, Komunikasi sebagai simbolik,
Komunikasi sebagai sistem, Komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai
aktifitas sosial, Komunikasi sebagai multidimensional.
Perspektif ilmu komunikasi : Perspektif mekanistis, Perspektif psikologis, Perspektif interaksional,
Perspektif pragmatis, Perspektif lain. Diantara keempat perspektif diatas,
terdapat beberapa perspektif lainnya yang dianggap kecil dan kurang menyebar,
yaitu: Perspektif ekologis, Perspektif dramatisme, Aliran mcluhan atau
mcluhanisme, Teori atau model keseimbangan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses komunikasi : Pada Komunikator. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses komunikasi adalah: Pengetahuan
tentang komunikasi dan keterampdan berkomunikasi. Sikap komunikator,
Pengetahuan umum, Sistem social,
Sistem kebudayaan,
Factor-faktor pada resipiens : Faktor-faktor
ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator. Pengetahuan tentang komunikasi dan
keterampilan berkomunikasi, Sikap resipiens, Sistem sosial dan kebudayaan,
Faktor-faktor pada pesan dan medium.: Elemen-elemen Pesan, Struktur Pesan, Isi
Pesan, Proses Pembeberan.
Upaya dalam
mengatasi hambatan dalam proses komunikasi. Beberapa cara untuk mengatasi
hambatan komunikasi, antara lain: Gunakan umpan balik (feedback), Pahami
perbedaan individu atau, budaya dan pendidikan. Gunakan komunikasi langsung
(face to face), Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah.
Syarat komunikasi
efektif : Kontak Mata,
Ekspresi Wajah, Postur
Tubuh. Selera Berbusana.
4.2 SARAN
Makalah ini di buat untuk menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa Untuk mengetahui lebih banyak ilmu tentang komunikasi terutama tentang dimensi dan perspektif komunikasi.
Makalah ini di buat untuk menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa Untuk mengetahui lebih banyak ilmu tentang komunikasi terutama tentang dimensi dan perspektif komunikasi.
0 Komentar Blog: