KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberi rahmat serta hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu.
Kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran kami
butuhkan demi memperbaiki makalh ini dan untuk pembuatan makalah berikutnya,
kami berharap semoga makalah ini bisa berguna dan menambah wawasan pembaca
terimaksih.
Nganjuk, 09 mei 2017
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan
lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut
gregariousness sehingga manusia disebut social animal (hewan sosial). 1. Karena
sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu
keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat),
dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak
lahir.
Masyarakat adalah kelompok manusia
yang hidup bersama dan yang menghasilkan kebudayaan.Dengan demikian, tak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan
tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.Terdapat hubungan timbal balik
antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah.Masyarakat
itu menghasilkan kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak
masyarakat. Jadi antara manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang
memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Melalui ini,kita akan melihat seberapa eratnya masyarakat dengan budayanya,dan
budaya dengan masyarakatnya,serta seberapa penting dan bagaimana kebudayaan itu
ada di dalam masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaiman kehidupan kebudayaan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari?
2.
Bagaiman pentingnya kebudayaan di
masyarakat?
C.
Tujuan
pembuatan makalah
Untuk
mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). 2.Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa
ahli :
- Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
- Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
- Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
- L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang sama.
- Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang
dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas
tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
- Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur
yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang cukup lama yang salingberhubungan dan berinteraksi
dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
- Terbentuknya Masyarakat
- Kelompok social atau masyarakat terbentuk karena manusia – manusia menggunakan pikiran,perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamanya.Hubungan yang berkesinambungan ini mengahsilkan pola pergaulan yang disebut pola interaksi social.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikt harus terpenuhi tiga unsur
sebagai berikut :
- Terdapat sekumpulan orang
- Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relative lama
- Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa system nilai, system ilmu pengetahuan dan kebudayaan kebendaan
Ada tiga jenis masyarakat
dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu:
- Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau mengisolasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidup masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan tempat tinggal yang berpindah-pindah (nomaden).
- Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak bergantung dari hasil bertani dan menangkap ikan, kehidupan mereka sangat bergantung pada iklim dan pergantian musim.
- Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern, sifat-sifat individualitas tumbuh dan berkembang.
- Tipe – Tipe Masyarakat
Tipe masyarakat dibedakan menjadi 2
yaitu :
- .Masyarakat Terbuka
4.1Adalah masyarakat yang mau
menerima perubahan-perubahan,baik perubahan budaya maupun perubahan teknologi
dan segala macam perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Dalam menerima perubahan, pada
masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
4.21.Masyarakat yang Menerima
Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
Berikut adalah ciri-ciri masyarakat
modern:
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
4.32. Masyarakat yang Menerima
Perubahan Tanpa Seleksi
Artinya Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Padahal Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat itu modern.Westernisasi harus kita tolak.Kita bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
Artinya Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Padahal Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat itu modern.Westernisasi harus kita tolak.Kita bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
- Masyarakat Tertutup
4Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
1.Tak mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas sosial rendah
- Unsur Masyarakat
Unsur – unsur masyarakat terdiri
dari :
- Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
Kesatuan kesatuan sosial ini terdiri dari:
1. orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
- Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.
- Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-komentar, tanya jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.
- Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
- Perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat sementara dan akan hilang pada saat kerumunan itu bubar.
- Golongan atau Social Kategory
Golongan adalah kelompok-kelompok
dalam masyarakat yang didasarkan atas ciri-ciri umum.Baik ciri umum yang
objektif, maupun ciri umu yang tidak objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu
anggota kelompok.
- Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (midle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.
b.Timbulnya Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian berburu
c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian berburu
c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria
yang dipergunakan sebagai ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam
golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
d. Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggoongan yang bersifat universal
e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
d. Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggoongan yang bersifat universal
e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan
sosial di atas, maka terdapat beberapa pembagian golongan sosial sebagai
berikut :
1)Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
1)Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
- Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti).
- Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
- Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding ngisor).
2)Sistem Golongan Sosial pada
Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala
pemerintahan, terbagi menjadi :
- Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
- Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3)Sistem Golongan Sosial dalam
Masyarakat Industri, meliputi :
- Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur, komisaris.
- Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan.
- Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja sektor informal (pembantu).
- Sifat Sistem Penggolongan Sosial
Klasifikasi dari sifat sistem
penggolongan sosial, meliputi :
1)Sistem lapisan tertutup: sistem
yang tidak memungkinkan seseorang pindah ke golongan/lapisan sosial lain.
2)Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah / naik ke golongan sosial atasnya.
3)Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
g. Fungsi Golongan Sosial
2)Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah / naik ke golongan sosial atasnya.
3)Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
g. Fungsi Golongan Sosial
Golongan sosial memiliki
fungsi-fungsi berikut ini:
1)Distribusi hak istimewa yang
obyektif seperti penghasilan, kekayaan.
2)Sistem pertanggaan pada
strata/tingkat yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan.
3)Penentu simbol status/kedudukan
seperti cara berpakaian, tingkah laku.
4)Alat solidaritas di antara
individu/kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
- Pengertian Kategori Sosial
Menurut Koentjaraningrat,
kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu
ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori
sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu,
tidak memiliki identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai
organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
Perkumpulan (Asosiasi)
- Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama.Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
b. Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah : - Kolektif atau cillectivity.
Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun ciri-ciri kebudayaannya.
4. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.
- Berdasarkan sifat hubungan anggotanya :
kelompok sekunder (secondary group). Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari banyak orang dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan bersifat sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku. - Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group) yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa, perkumpulan organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
- Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya, terbentuk kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek, dan terdapat dalam hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik (kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi suatu pabrik.
- Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas dasar ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi, suatu perseroan suatu perusahaan dan sebagainya.
- Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan contohnya seperti perkumpulan untuk memajukan pendidikan maka dibentuk yayasan pendidikan, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf.
- Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan sebagainya.
- Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak perkumpulan, contohnya seperti organisasi penyiar agama, kelompok pengajian, organisasi gereja, gerakan kebatinan, dan sebagainya.
- Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan, contohnya seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan, dan sebagainya.
- Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
Kelompok Sosial
a. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi kriteria :
a. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi kriteria :
- Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok tersebut.
- Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok
- Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki suatu sistem dan proses tertentu.
- Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dan lain- lain.
- Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi : - Masyarakat Kota & Masyarakat Desa
- Berdasarkan Identifikasi Diri,
Dikenal adanya in group dan out group.
- In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk mengidentifikasi dirinya.
In group sering dikaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan anggota kelompoknya. “Kami anggota kelompoknya”.
- Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in group-nya.
Out group sering dihubungkan dengan istilah”mereka”. Sikap out group ditandai oleh suatu sikap antipati. - Berdasarkan hubungan kedekatan anggota
teridentifikasi adanya kelompok primer (primary group). Menurut Charles Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka (face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain - Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan)
dikenal adanya paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT. - Berdasarkan sifat organisasi,
terdapat informal group. Informal group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan yang berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar - Berdasarkan keanggotaan
terdapat adanya kelompok membership group dan reference group.
Kelompok membership adalah kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta asuransi nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI.
Sedangakan kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan adalah kelompok sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk kepribadiannya dalam berperilaku
Masyarakat Desa ( Rural Community
)
|
Masyarakat Kota ( Urban Community
)
|
Warga memiliki hubungan lebih erat
|
Jumlah penduduk tidak menentu
|
Sistem kehidupannya berkelompok
atas dasar kekeluargaan
|
Bersifat Individualis
|
Umumnya hidup mengandalkan alam
|
Pekerjaan lebih bervariasi,lebih
sulit mencari pekerjaan
|
Golongan orang tua memegang
peranan penting
|
Perubahan social terjadi secara
cepat, menimbulkan konflik golongan tua dan golongan muda
|
Hubungan penguasa dan rakyat
bersifat informal
|
Interaksi lebih disebabkan faktor
kepentingan daripada pribadi
|
Mengutamakan keperluan utama
kehidupan
|
Mengutamakan kebutuhan hidup yang
bersifat prestise
|
Kehidupan agama lebih kental
|
Kehidupan agama lebih longgar
|
- Konsep Kebudayaan
Masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang
tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah pendukungnya. Dalam pengertian sehari-hari, kebudayaan sering
diartikan sama dengan kesenian. Akan tetapi apabila istilah kebudayaan
diartikan menurut ilmu-ilmu social, kesenian merupakan salah satu saja dari
kebudayaan. Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan
Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai
suatu yang super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari
generasi kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
Kata ‘kebudayaan’ berasal dari
budhayyah (bahasa sanksekerta) yang merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi’, yang
berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal.
Adapaun istilah culture yang
merupakan bahasa asing, sama artinya dengan kebudayaan yang berasal dari kata
latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau
bertani. Sehingga culture dipahami sebagai segala daya dan kegiatan manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
Antropolog EV Tylor memberikan
definisi kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- Unsur – Unsur Budaya
Sarjana antropologi Melville J
Herskovits merumuskan unsur-unsur kebudayaan , yaitu:
- Alat-alat teknologi
- Sistem ekonomi
- Keluarga
- Kekuasaan politik
Sarjana antropologi lainnya,
Malinowski yang dikenal dengan Teori Fungsionalnya, menyebut unsur-unsur pokok
kebudayaan, yaitu:
- Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekitarnya
- Organisasi ekonomi
- Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama
- Organisasi kekuatan
Unsur-unsur kebudayaan untuk
kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan ke dalam unsur-unsur
pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut culture universals. Istilah ini
menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai
pada setiap kebudayaan di mana di dunia ini. Tujuh unsur kebudayaan yang
dianggap sebagai culture universals, yaitu:
1). Peralatan dan perlengkapan hidup
manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, transport, dan sebagainya)
2). Mata pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi, dan sebagainya)
3). Sistem kemasyarakatan (sistem
kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4). Bahasa
5). Kesenian
6). Sistem pengetahuan
7). Religi
- Wujud Kebudayaan
Menurut JJ Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga : gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan (wujud ideal).
Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang terbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba dan
disentuh.
- Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering
disebut dengan system social. Sistem social ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan, kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan.
- Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan
fisik yang berupa hasil dari aktivitas , perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
dan didokumentasikan.
- Norma Budaya
Bagian penting dari kebudayaan suatu
masyarakat adalah nilai social. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara
moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang
disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut
dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesalehan
beribadah, maka apabila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan
pergunjingan.
Nilai adalah konsepsi-konsepsi
abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk. Horton and Hunt mendefinisikan nilai adalah gagasan mengenai
apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Dalam rumusan lain,
nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah hal itu pantas atau tidak
pantas, penting atau tidak penting, mulia ataukah hina. Sesuatu itu dapat
berupa benda, orang, pengalaman, tindakan, dan seterusnya.
Notonegoro membedakan nilai menjadi
tiga macam, yaitu:
- Nilai material, meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani
- Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas
- Nilai kerohanian, meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai keagamaan.
I.Fungsi dan Hakikat Kebudayaan Bagi
Masyarakat
Kebudayaan memiliki fungsi yang
besar bagi manusia dan masyarakat.Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang
harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya.Kebutuhan-kebutuhan masyarakat
tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat
itu sendiri.Kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan
hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.Hasil karya
masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai
kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
- Alat-alat produktif
2. Senjata
3. Wadah
4. Makanan dan minuman
5. Pakaian dan perhiasan
6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transport
Kebudayaan mengatur supaya manusia
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya
kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya,
akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan merupakan
suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan seseorang itu berbeda dari
kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah.Kebiasaan menunjuk
pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin
melakukan hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.
Khusus untuk mengatur hubungan antar
manusia, kebudayaan dinamakan pula struktur normatif atau menurut Ralph Linton,
designs for lifing (garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Yang dapat
diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku atau
blueprint for behavior, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang
seharusnya dilakukan, apa yang seharusnya dilarang dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Masyarakat adalah manusia yang hidup
bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling
berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang sama. Masyarakat tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan
dan kebudayaan juga tidak bisa dipisahkan dari masyarakat,keduanya saling
terkait,aling mempengaruhi dan memiliki hubungan timbal balik dengan segala
tipe dan unsur-unsur yang ada pada masyarakat.
- Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
0 Komentar Blog: